1

9.9K 501 34
                                    

aku beeusaha memejamkan mataku, berusaha mengalihkan pikiran - pikiran yg berkelebat dibenakku, what happened to you ? what they did to you ? what i have done to you ?

" udah edisi menyesali dirinya ? kita udah sama sama dewasa, bukan masalah kita ngelakuin itu semua. " wanita itu keluar dari kamar mandi benggunakan bathdrop, kembali ke mode angkuh dan arogannya.

" siapa yg menyesali diri ?"

" itu, terlihat dari raut wajahmu. "

" i'm not..." aku berusaha mengalihkan tatapanku.

" so, suka dengan apa yg kamu liat ?"

" ga !! " kini aku menatap tajam wanita tersebut, mengencangkan rahangku kesal.

" whatever " wanita itu beranjak kearah telepon.

" kamu mau ngapain ?"

" tlp security buat usir kamu" aku hanya menautkan alisku kesal mendengar ucapan itu. " what ? ga boleh ? "

aku hanya bisa geleng - geleng kepala melihat tingkah wanita itu, dan dia merasa mungkin dia sudah tertular virus gila marion. Mending pergi sendiri dari pada diusir oleh security, sungguh memalukan tidak ada dalam sejarahnya dia terusir karna bermalam dihotel oleh teman menginap malamnya.

" duduk !! " aku yg sudah berdiri menoleh ke arah wanita tersebut. apa lagi mau wanita ini, tadi ingin mengusirku sekarang dia disuruh duduk, nanti apa lagi? apa aku akan disuruh berguling, lompat, dan menujulurkan lidah.

" duduk kataku. " wanita itu kembali menegaskan suaranya. Aku hanya menatap heran wanita tersebut, dan entah kenapa aku menuruti saja perkataan wanita arogan itu.

" aku memesankan sandwich untukmu. " wanita ini bahkan tidak menanyakan aku mau makan apa.

entah apa yg dilakukan wanita itu lagi kini beridiri dihadapanku, membuka ikatan bathdropnya dan bertelanjang menghadapku, aku berusaha memalingkan wajahku untuk tidak melihat apa yg terpampang jelas olehku, tidak perlu kaca pembesar untuk melihat itu ssmua, mungkin otaknya marion yg geser akan bilang nenek - nenek rabun yg matanya butek juga bisa liat itu.

" jijik ? takut? " aku mendengar suara itu semakin dingin menutupi rasa terlukanya.

" nope. " aku berdiri menghadapnya menatap tajam tatapannya yg menilaiku se enaknya, dasar wanita arogan. kenpa aku harus berurusan dengan wanita ini.

" kasian ?!! " kata itu makin terdengar dingin ditelingaku, aku hanya diam menatapnya. " pergi !! " dia menghunuskan jari telujunjuknya ke arah pintu.

" pergi !! " namun suara itu terdengar lirih, kini matanya sudah memerah, aku tau dia menahan air matanya yg akan keluar. aku hening tidak beranjak sedikitpun.

" pergi !! " kini air matanya terpaksa turun, sudah tak terbendung dengan sikap arogan dan angkuhnya itu. aku memeluknya erat, dia menolak ku, aku memeluknya, dia mendorongku, aku memeluknya dia memukul dadaku tidak sakit hanya pukulan lemah tak berdaya. aku kembali mendekapnya, mengusap punggung polosnya yg terekspos jelas lewat pantulan kaca besar didepanku, aku mengeratkan pelukanku, membimbingnya kesofa menjauh dari cermin itu, aku mengendongnya seperti bayi koala yg bergelayut tak bertenaga, memangkunya, mendudukan dia dipahaku.

" lihat aku.. " wanita itu menggelengkan kepalanya dibahuku, menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku. " lihat aku " nada suaraku mengisyaratkan tidak ada bantahan lagi. wanita itu merenggangkan jaraknya namun masih tertunduk. " Riana, lihat aku. " aku melihat tatapan matanya, sorotannya akan takut, pedih, kecewa. aku baru sadar akan bola matanya yg berwarna coklat, aku tidak bisa mengalihkan tatapanku, emas warna iris matanya hampir seperti emas dan aku yakin itu bukan soflens, jarang sekali orang yg mempunyai warna amber.

" kenapa tidak pergi ?" suara itu terdengar hanya seeperti cicitan olehku.

" kamu mau aku pergi ? " hanya ada heningan tak ada jawaban. " jawab " kini hanya ada gelengan dan linangan air mata, inilah sisi angkuh wanita arogan ini, tapi entah kenapa aku malah kembali memeluknya erat, menempatkam wajahnya kembali di celah ceruk leherku, merasakan air mata yg mulai membasahi kemejaku.
.
.
.
.
.

setelah sekian lamaaafkan daku..

.
.
.
.

BrianaWhere stories live. Discover now