Mereka semua menunggu dengan cemas di luar ruang operasi, banyak luka dan sobekan di tubuh Riana saat lelaki brengsek itu mendorong dan menghempaskan nya ke lantai yang penuh dengan pecahan kaca. Untuk laki-laki itu, ia sudah dibawa ke rumah sakit polisi dengan pengawasan ketat. Ralo langsung saja menelepon polisi saat menuju ke TKP bersama Bianca dan Diva, namun kasus ini belum bisa diproses mengingat kedua pihak tidak sadarkan diri.
"Bi" panggil Ralo yang baru saja sampai di rumah sakit sehabis dari kantor polisi.
"Sayang kamu ngga apa-apa kan?" Diva langsung menghampiri Ralo dan memeluknya dengan erat.
"Ngga apa-apa cantik, aku baik-baik aja kok. Kasusnya baru bisa ditangani setelah ada keterangan dari Riana, mudah-mudahan Riana cepat sadar ya" ujar Ralo, pandangannya kini tertuju pada Bianca yang terus menatap pintu ruang operasi dengan nanar.
"Hey.." sapa Ralo lalu berlutut di depan Bianca yang bajunya penuh oleh darah Riana.
"She's gonna be alright" seru Ralo menggenggam kedua tangan Bianca yang dingin.
"Ral, aku liat semua luka dia, aku tau semua luka itu. Dan aku yakin orang brengsek itu yang melakukannya. Aku ngga tau kenapa Riana sepintar itu bertingkah seolah dia baik-baik aja selama ini"
"Sssh udah, kita berdoa aja dia ngga kenapa-kenapa"
"Iya" gumam Bianca menundukkan kepalanya.
Bianca merasa sedih melihat Riana seperti tadi, gadis menyebalkan yang selalu mengganggu Ralo itu penuh dengan sisi gelap. Bianca merasa bersalah sudah berfikiran buruk pada Riana selama ini, ia pasti sangat kesepian selama ini. Bianca ingin Riana cepat sembuh dan mengganggu nya seperti beberapa hari belakangan. Bianca tidak mengerti ada apa dengan dirinya, tapi yang pasti ia peduli pada Riana yang selalu seenaknya itu. Ia ingin Riana baik-baik saja saat ini, bisa membuat harinya berisik seperti biasa.
"Pulang yuk? Ganti baju dulu"
"Nanti aja Ral, aku mau nunggu Riana dipindahin ke ruang rawat" jawab Bianca menatap mata Ralo yang selalu penuh perhatian itu.
"Nanti kalo ketemu Riana harus pake baju bagus dong, harus yang cantik"
"Apaan sih, kaya yang siapa aja tau ngga"
"Bukannya kamu sama Riana ada hubungan? Kamu ampe sepanik itu lho tadi"
"Aku lagi ngga mau becanda ya Ral" galak Bianca.
"Yaelah galak amat, yaudah walaupun kamu ngga ada hubungan apa-apa sama Riana yang penting kita bersih-bersih dulu. Biar Diva yang tungguin Riana operasi, boleh kan sayang?" Tanya Ralo menghadap Diva.
"Hm iya ngga apa-apa kok, kalian bisa bersih-bersih dulu sekalian bisa bawa baju ganti kan buat Riana. Aku ngga apa-apa kok nungguin Riana" jawab Diva tersenyum simpul. Ia cemburu melihat Ralo semanis itu pada Bianca, walaupun ia tau mereka sedekat itu sejak sebelum bertemu dengannya Diva tetap merasakan cemburu bagaimanapun.
"Yaudah, nanti kabarin kalo ada apa-apa ya Div. Nanti aku balikin Ralo nya kok, ngga bakal aku apa-apain" ujar Bianca berusaha sedikit bercanda. Ia tau Diva pasti cemburu melihat tatapan Ralo padanya.
"Iya tenang aja, aku bakal kabarin kok"
"Yaudah sayang aku pulang dulu ya, kamu hati-hati disini. Kalo ada apa-apa teriak aja" canda Ralo agar istri tercintanya ini tidak ngambek.
"Iyaa udah sana" usir Diva cepat-cepat agar Bianca cepat mengembalikan Ralo nya.
"Yaudah yuk kita pulang" Ralo tanpa sengaja menggandeng tangan Bianca, ia memang se-gentle itu dan itu yang membuat Diva selalu was-was pada semua fans Ralo.
YOU ARE READING
Briana
Romanceaku yg dulu amat sangat membencinya, berubah menjadi ingin melindunginya, mendekapnya, membuatnya bahagia. aku tak tau apa itu awalnya cinta tapi yg ku tau senyumnya membuatku bahagia . . . . . . yyeaaaaahhh ini yg kmaren pada request riana dan bian...