Sembunyi rasa.
Ya, hanya itulah yang dapat aku lakukan.
Menyembunyikan rasa di balik topeng kepengecutan.
Menyembunyikan kata di balik kebungkaman.
Menyembunyikan asa di balik ketakutan.
Menyembunyikan cinta di balik kebisuan.
Aku tidak bisa seperti yang lain, yang gampang mengumbar cinta.
Aku tidak tahu ini normal atau tidak. Tapi inilah aku. Inilah caraku mencintai.
Aku hanya manusia lemah yang berpura-pura tak memiliki rasa. Bersikap tak acuh, berlagak tak peduli.
Cintaku diam. Cintaku memilih diam. Ya, cintaku benar-benar diam.
Diam-diam mencintai, diam-diam memendam, diam-diam berdarah, diam-diam menyembuhkan, diam-diam melupakan perlahan.
Sampai akhirnya rasa yang tersembunyi hilang tanpa pernah menampakkan. Kata yang tersembunyi tertelan tanpa pernah mengungkapkan.
Asa yang tersembunyi tenggelam tanpa pernah memperjuangkan. Cinta yang tersembunyi raib tanpa pernah menyatakan.Cintaku bisu. Tak bisa bicara. Walau sepatah kata.
Bicaraku fasih. Tapi tentang urusan hati, aku mirip tunawicara. Walau dengan bahasa isyarat, aku tak memiliki nyali.
Ya, sebut aku pengecut.
Dia terlalu sempurna. Aku bukan yang terbaik untuknya. Bukan aku yang dia inginkan. Aku tak ingin terluka dalam, hingga memutuskan mundur diiringi rasa yang entah kapan usainya.
Biarlah cinta ini tak pernah diketahui oleh tuannya.
Ah, aku sepuitis ini mengenai cinta.
~Sembunyi Rasa~
📝JaisiQ
Garut, 19 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembunyi Rasa √
Teen FictionSUDAH TERBIT Hub 089631354701 untuk info pemesanan "Lo seneng habis ditembak Haykal?" Aku bungkam. Lantas melirik ke samping. Arkan ternyata masih fokus dengan kertas-kertas di tangannya. Tapi tak lama kemudian, dia melirikku. Telak. Aku dan dia sal...