PAGE 2. NIPPLE

8.9K 546 112
                                    




.

.

Seminggu sudah si bocah bongsor setiap malam selalu ada dikamar Seongwu. Belajar berbagai macam pelajaran. Baik itu matematika, fisika, Bahasa Indonesia dan pelajaran kimia seperti yang sedang dipelajarinya hari ini. Selagi membiarkan Daniel mengerjakan latihan soal hitungan tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Seongwu disibukan dengan tugas presentasi untuk mata kuliah anatomi.

"Kenapa berhenti? Ada yang bingung?" tanya Seongwu yang tiba-tiba atensinya terganggu karena Daniel sedang menatapnya sambil termangu.

"Kakak cantik!" jawab Daniel dengan malu-malu sambil menggigiti penanya.

"Eh bocah bau kencur! gue cowok!" dengus Seongwu kesal, Daniel tertawa lirih merundukan kepala sambil menyembunyikan semburat merah di pipi gembulnya.

"lu orang yang ke 101 yang bilang gue cantik." gumam Seongwu dengan mata kembali menatap layar laptop. "Padahal gue tuh cowok! heran deh, semua pada buta apa ya? ganteng gini di bilang cantik! Apa perlu gue buktiin, gue punya batang?!" jemarinya aktif memenceti keyboard sampai menimbulkan bunyi-bunyian khas.

Seminggu adalah waktu yang cukup lama untuk membuat Seongwu nyaman dengan kehadiran bocah bongsor di kamarnya. Tak ada lagi kata aku dan kamu, tapi terkadang Seongwu masih nyebut Daniel dengan panggilan 'de'. Hanya Daniel yang merasa masih perlu untuk menjaga tata krama dengan memanggil Seongwu dengan sebutan 'kakak'.

"Kak..." panggil Daniel dengan mode seriusnya.

"ngng..." Seongwu yang masih berkutat dengan keyboard laptop.

"Memang di kedokteran butuh kimia ya? Kok Daniel pusing ya lihat rumus kimia kaya gini?"

Seongwu menghela nafas, matanya berkedip sekilas guna me-refresh otaknya, memilah kata yang tepat untuk pertanyaan macam Daniel. Ya.... Daniel hanya perlu motivasi.

"Lo tahu infus?"

Daniel mengangguk.

"Infus isinya apa?"

Daniel mengernyitkan dahi, kemudian memiringkan kepala, "air? Cairan?"

"Iya cairan berupa larutan elektrolit. Dalam infus itu ada berbagai macam jenisnya seperti NaCl, RL, Glokose, dan lain-lain. Penentuan infus juga ga sembarangan dikasih ke asal pasien."

Daniel mendekatkan diri ke tempat Seongwu duduk. Dia merasa tertarik dengan penjelasan Seongwu.

"Misal, orang yang sakit jantung tidak mungkin di berikan NaCl, atau orang yang gagal ginjal dan diabetes tidak mungkin di berikan infus glucose. Jadi kalau mau jadi dokter hebat, harus bisa menguasi kimia, biar pasiennya dapat penanganan yang tepat. Begitu..." papar Seongwu yang baru sadar tubuh Daniel begitu condong ke samping tubuhnya. Sepertinya atensi Daniel bukan ke penjelasan Seongwu, melainkan ke bibir tipis miliknya.

Semenjak pembelajaran biologi kemarin, bibir mereka tak pernah bersentuhan lagi. Mungkin Daniel sedikit merindukan bibir tipis itu mendarat dibibirnya lagi. Mungkin...

Melihat wajah Daniel yang superduper dekat ini, membuat jantung Seongwu mendadak berdetak rusuh.

"Kak..." Sepertinya banyak sekali yang Daniel pikirkan namun susah untuk mengungkapkannya.

"eum" wajah Seongwu merah padam. Kenapa rasanya bocah didepannya ini, terlihat sangat mengintimidasinya? Aura dominan si bocah sangat ketara. Seongwu dilanda gugup. Jemarinya meremas ujung laptop sebagai pelampiasan.

"Kenapa jantung Daniel serasa mau lari, kalau deket-deket kakak?" manik Daniel menajam, menusuk penuh arti ke dalam manik Seongwu.

Manik seongwu bergetar, mencari peraduan lain selain manik tajam di depannya, di tatapnya kembali laptop yang masih ada di atas pahanya, "ngng..."

BAB ANATOMI REPRODUKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang