Sebelas

1K 153 13
                                    

Yola merapikan meja kerjanya. Akan lebih nyaman bekerja dalam keadaan rapi dari pada berantakan. Dia juga memisahkan berkas-berkas baru dan berkas-berkas lama yang bisa dibuang atau diarsipkan.

“Yola, dipanggil Pak Whean!” ujar salah satu rekan kerjanya.

“Oh iya, nanti aku ke ruangan Pak Whean. Makasih infonya,” ucapnya lembut.

Ya, Yola memang wanita yang baik dari dia berperilaku dan juga berucap. Dia hampir di sukai semua orang sejak dia masih sekolah hingga sekarang. Baik laki-laki bahkan perempuan sekalipun banyak yang mengaguminya. Dia tidak hanya cantik, dia juga anggun dan tentunya pintar. Bonusnya dia juga memiliki postur tubuh yang sempurna, tinggi langsing layaknya model papan atas.

Tok-tok-tok! Yola mengetuk pintu untuk formalitas.

“Masuk!”

“Ada apa manggil aku, udah aku bilang jangan sering-sering panggil aku ke ruangan kamu, nanti karyawan lain curiga,” ujar Yola yang terlihat jengkel.

Whean tersenyum melihat wajah wanita itu cemberut, “Galak banget, ih! Aku cuma mau ngasih lihat kamu sesuatu!”

“Apa?”

“Mau tau aja, atau mau tau banget?” goda Whean.

“Ih Whean, nggak usah alay gitu nggak cocok!”

“Oke, oke! Udah nggak sabar, kan? Tarra!” Whean membalikkan layar laptop agar bisa terlihat oleh Yola. Untuk sesaat Yola terdiam, mengamati gambar yang memenuhi layar laptop milik Whean. Foto itu adalah foto Yugi—suaminya yang sedang berciuman dengan seorang gadis.

“Itu Yugi? Pasti gadis itu yang mulai duluan!”

Whean menggeleng, “Lihat ini!” Dia menunjukkan versi yang di buat gambar berjalan.  “Jelas bukan? Yugi yang mulai!”
Yola masih tidak percaya dengan yang baru saja dia lihat. Hatinya merasa tercubit, harga dirinya terluka saat tahu jika suaminya yang memulai lebih dulu.

Kepercayaan diri bahwa Yugi tidak akan berpaling darinya goyah.

“Jadi kapan?”

“Apanya?”

“Kamu mengajukan gugatan cerai, aku rasa bukti ini sudah lebih dari cukup.”

“Apakah ini tidak terlalu cepat?”

“Yol, emang mau berapa lama lagi. Udah tiga tahun kita main kucing-kucingan, jujur aku capek! Sekarang adalah waktunya!”

“Whean ....”

“Yol ....”

“Beri aku waktu sedikit lagi, sambil kita mengumpulkan alat bukti agar tidak ada keraguan di pengadilan!”

“Oke, aku sudah menunggu selama tiga tahun, jadi bukan masalah besar jika aku harus menunggu sedikit lagi!” Whean memeluk Yola dari belakang, sedangkan Yola hanya mematung. Dia bingung dengan apa yang dia rasakan, apakah dia mulai menyesali keputusannya?

*** 

Musim semi mekar di antara mereka. Meski Yugi tahu bunga-bunga itu tidak pada waktu yang seharusnya. Seperti bunga bugenvil meski mekarnya kelopak bunganya terlihat indah, tidak dapat menghilangkan fakta bahwa ada duri-duri tajam yang kapan saja siap melukai hati yang lain. Yugi tahu kebahagiaan yang dia rasakan bersama Nana, mungkin akan menjadi luka untuk istrinya. Namun mau bagaimana lagi, kata orang tidak ada yang untuk cinta! Mungkin hanya waktu dan keadaannya yang salah.

Bougenville Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang