Enam belas

972 139 118
                                    

Mata Yola setelah semalaman menangis. Dia tak menyalahkan Yugi, karena apa yang terjadi adalah buah dari perbuatannya. Semua terjadi karena dia terlalu buta dan percaya diri. Dia bukan akan kebahagiaan semu yang dia dapatkan dari Whean dan terlalu percaya diri jika Yugi tidak akan berpaling, jadi dengan mudah dia bisa kembali jika dia menyesal dengan keputusan awalnya.

Ternyata salah, Nana bukan gadis biasa. Dia dengan mudah menaklukkan Yugi, namun dia adalah Yola Pramesti dia tidak akan mudah melepas apa yang sudah dia miliki.

"Ini apa?" tanya Whean sambil menunjukan surat pengunduran diri yang dia temukan di ruang HRD atas nama Yola Pramesti.

"Surat pengunduran diri. Aku tidak bisa bekerja di sini lagi!"

"Oke! Jika itu maumu, lagi pula saat kita menikah nanti aku juga lebih senang jika kamu tidak bekerja dan menjadi istri sepenuhnya."

"Aku tidak bisa menikah denganmu Whean. Aku ingin berhenti bekerja dan aku juga ingin berhenti dari hubungan gila ini," jelas Yola yang membuat Whean menatap wanita yang sudah tiga tahun menghiasi hari-harinya itu.

"Kamu bercanda 'kan?" tanyanya memastikan.

"Aku serius, aku sadar jika aku tidak bisa kehilangan Yugi dan aku tidak benar-benar mencintai kamu."

Whean meremas surat pengunduran diri milik Yola yang ada di tangannya. Mencoba mengendalikan amarahnya.

"Oke jika itu mau kamu. Tapi Yola, kamu sadar jika kamu sudah menghancurkan hatiku?"

"Maafin aku Whean, kamu pasti bisa menemukan wanita yang lebih baik dari aku," ucapnya lalu pergi meninggalkan ruangan Whean.

Whean menatap wanita itu penuh amarah. Sebenarnya dia sudah menduga hal ini akan terjadi, belakangan ini Yola berubah. Dia selalu menolak untuk pergi bersamanya,  tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.

Dia tersenyum miring. "Jika aku tidak bisa memiliki kamu, maka akan aku pastikan kamu tidak akan memiliki orang yang kamu cintai, agar kita impas!" gumamnya.

Ya, Yola telah memilih orang yang salah untuk dia sakiti. Whean bukanlah orang yang akan menangis dan frustasi saat patah hati, tapi dia akan membalas jauh lebih menyakitkan.

***

"Na nanti Bagas jemput kamu enggak?" tanya Yugi yang membuat Nana menghentikan pekerjaannya menata properti yang sedikit berantakan setelah beberapa hari lalu tak sempat dia bereskan karena Yugi lebih dulu mengajaknya pergi jauh.

"Kenapa memangnya?" tanya Nana santai.

"Aku nggak suka!" jawab Yugi dengan wajah kesal.

"Kamu cemburu dengan keponakan kami sendiri?"

"Bagas itu menyukai kamu, aku bisa lihat dari cara dia menatap kamu."

Cup. Sebuah kecupan mendarat di pipi Yugi. "Tapi saya sukanya sama kamu!" ucap Nana.

Sepertinya seorang remaja yang mendapatkan ciuman pertamanya Yugi tersipu dengan apa yang Nana lakukan.

"Na, kamu membangunkan macan tidur! ujar Yugi.

Nana menjulurkan lidahnya lalu melarikan diri.

Bougenville Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang