Disclaimer: Naruto and all the chara belong to Masashi Kishimoto.
Warning: Mature. Di bawah umur sebaiknya sadar.
Hinata itu tujuh tahun lebih muda darinya. Naruto terkadang perlu ekstra hati-hati dalam berhubungan, baik hubungan badan maupun perasaan. Untung meski hampir karatan, ia masih kuat dan perkasa. Buktinya Hinata melendung sampai dua janin. Ternyata bakatnya dalam berkembang biak tetap tokcer, hanya butuh dua minggu untuk menjadikan istrinya berbadan tiga.Dalam kurun waktu pernikahan yang pendek. Naruto terus menemukan sikap-sikap baru istrinya. Ketidak cocokan sering terjadi, kadang-kadang ia yang ngambek karena Hinata hampir-hampir tak pernah membalas ucapan cinta. Istrinya juga sungguh ampun nggak pernah cemburu. Kecuali pada hari ini.
Sara, teman kuliahnya yang masih akrab hingga kini, datang ke kantor. Naruto cukup terkejut melihat air matanya berurai. "Sara... What's wrong?"
Awalnya Naruto cuma menyentuh pundak, tapi Sara memeluknya. Ia terisak berguncang-guncang di dekapannya, menceritakan kisah rumah tangganya yang pilu. Mereka memang dekat seperti saudara, sehingga tak canggung melakukan kontak fisik.
"Kak Naruto aku-"
Kalimat Hinata terputus. Tidak mempercayai matanya, Naruto memeluk wanita lain adalah hal yang tak mungkin. Tapi, mana ada alat indera yang menghianati tuannya. Itu nyata, mereka berdekapan bukanlah rekayasa.
Seketika perut Hinata menegang. Kemarahannya, serta dua buah hati berusia delapan bulan di perut, membuat ingin memberangus sang suami. Dia ke sini untuk memperlihatkan hasil USG, bukan memergoki perempuan lain yang bermanis manja di dekapan Naruto.
"Hinata aku bisa jelaskan."
Jelaskan apa? Mana mungkin ia tertipu proyeksi mata sendiri. Pembohong.
"Oh jadi di belakang aku kakak begini. Pantesan sering pulang malam." Hinata berujar dingin. Beralih pada perempuan di samping Naruto. "Anda ini siapa? Tahu tidak kalau Naruto sudah menikah?"
"Hinata dengarkan aku dulu." pinta Naruto. "Dia Sara, sahabatku. Ke sini karena hal urgen, aku nggak melakukan apapun sayang."
"Lalu tadi apa peluk-peluk? Apa jangan-jangan di luaran sana kamu punya perempuan lain juga? Jangan-jangan bayi ini bukan satu-satunya anakmu." Hinata mengelus perutnya. Menahan pikiran sakit yang menyerbunya.
"No. Aku nggak mungkin melakukan itu." ucap Naruto frustrasi. Ia memohon pada Sara. "Tolong pulang dulu. Biar aku yang menjelaskan padanya. Maafkan istriku ya Sara. Kamu tahu perempuan cemburu itu bisa gelap mata."
Pada kalimat terakhir Naruto, Hinata mendidih. Pria ini, suaminya, meminta maaf pada wanita lain untuk kesalahan yang tidak dilakukannya. Sementara dirinya sendiri bebas bermesraan.
Setelah Sara melenggang pergi, Naruto meraih kedua tangan Hinata. "Dia itu temanku. Percaya deh.""Kamu baru saja mengatai diriku gelap mata. Please, siapa di sini yang perasaannya harus dijaga."
"Hinata... Kumohon mengertilah, nggak ada apa-apa di antara kami."
"Aku nggak buta kak." Hinata menepis pelukan suaminya. "Mungkin aku harus ke bar, membiarkan diriku dipeluk orang supaya kakak tahu rasanya. Betapa menjijikan melihat pasangan kita disentuh orang, dan yang kakak lakukan merendahkan derajatku sebagai istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
GESTALT (Completed)
RomanceKepribadian manusia bisa dipahami scr utuh jika kita mengetahui latar belakangnya secara utuh pula. Hinata salah satu yg mempercayai itu. Makanya ia tdk peduli ketika semua menganggap Naruto kekacauan. Tp masihkah ia memacari sahabat kakaknya, ketik...