Part 2 - Insiden Kantin

34 7 18
                                    

Part - Insiden Kantin

"Bisakah saya berhenti sebentar bu, saya udah lelah nih, ibu tega ngehukum murid sepintar aku ini." Ucap San sambil memasang "puppy eyes" kepada Ibu Widya.

Tetapi permohonan San sama sekali tidak didengar oleh Ibu Widya. Entah kelelahan, dengan penuh resiko, San memberanikan diri menurunkan kakinya perlahan demi perlahan.

"Kok kakinya turun sih?!" Teriak Cassandra yang membuat fokus Ibu Widya kepada San. Ia hanya bisa meneguk salivanya. Karena Ibu Widya menatapnya dengan tajam dan mau tak mau ia kembali menaikkan kakinya sambil menunggu pergantian jam selanjutnya.

Setelah setengah jam kemudian, akhir dari penderitaan San. Dengan segera ia ketempat duduknya, yang disambut dengan suara tawa dari Cassandra dan beberapa anak murid lainnya.

"Kuat sekali mas berdiri selama 1 jam, enak gak rasanya?" Terdengar suara Cassandra dari samping San sambil berbisik dikarenakan kedatangan Ibu Sonya yang membuat semuanya hening.

Lantaran dikarenakan beliau adalah guru killer bagi anak kelas 10. Mana lagi, yah... beliau mengajar pelajaran yang paling dibenci yaitu kimia.

...

Selepas terdengar bunyi bel pertanda waktu istirahat dan membuat semua orang bernafas lega sebab ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba.

Mendengat bunyi tersebut, Ibu Sonya langsung keluar setelah mengucapkan salam.

Bersicepat San berlari keluar kelas dan menuruni tangga yang diiringi oleh beberapa murid termasuk Cassandra.

"Cas, kok gua di hukum ama Ibu Widya yak?" Tanya San dengan ekspresi kosong.

"Eh, jadi lu gak tau kenapa dihukum?! Oh my God... siapa sih yang ngeletakin lu di planet ini?!" Keluh Cassandra yang berhenti bersabar karena teman bodohnya itu.

"Ah lupakan dah, gua bingung ama sekolah ini, gua gak salah apa-apa aja malah dihukum, dasar sekolah aneh." Ucap San penuh bacot.

"Kok bodohnya keterlaluan yah?!" Dalam hati Cassandra penuh keheranan.

"Oh iya, btw lu tumben gak ikutan lari kekantin?" Kata San sembari melupakan bahan pembicaraan tadi.

"Males ah, ntar perut gua makin sakit lagi." Ungkap Cassandra sambil mencari sesuatu yang ada disaku roknya.

"Oh, kalau gitu gua duluan ya, soalnya mau cepet-cepet makan, nanti antriannya tambah banyak, bye." Jawab San berlari meninggalkan Cassandra.

Mereka berpisah ditengah-tengah jalan menunju kantin. Sesampainya disana, seluruh meja kantin penuh, dan cuma satu meja yang masih tersisa yaitu meja yang dipenuhi dengan murid-murid nakal dari kelas 11.

Dengan sangat terpaksa Cassandra melangkah mendekati meja tersebut.

"Woy, gua gak salah lihat Cassandra si anak 10 Mipa mau kesini?" Bisik salah satu anak kelas 11 kepada yang lainnya. Walaupun mereka berbisik-bisik, Cassandra tetap mendengarnya dan ia tidak begitu peduli.

"Boleh duduk disini, para kakak-kakak ganteng?" Tanya Cassandra sambil memasang senyum yang membuat siapa saja terpana dengan kecantikannnya.

"Apapun untuk adik kelasku yang cantik." Balas seseorang tepat disamping Cassandra.

Setelah mendapat persetujuan dari sang ketua, Cassandra dengan segera duduk tepat disampingnya.

"Oh ya Sa, biasanya kan ada tuh yang selalu bersama lu kemana-mana, dimana ada lu pasti ada dia, siapa sih orang itu?" Tanya sang ketua tersebut dan sudah dipastikan dia naksir sama Cassandra.

"Oh si San, kalo gak salah dia ada dikantin ini juga kok, tapi gak kelihatan batang hidungnya. Asal kakak tau aja dia itu bukan pengikutku, dia itu sahabatku, yah walaupun terkadang bodohnya minta ampun." Jawab Cassandra auto lancar.

Walaupun begitu masih saja ada orang ngefans sama Cassandra. Gimana gak ngefans, dia itu udah tinggi, cantik, jago membuat hati orang cenat-cenut. (tidak berefek pada San)

Prannnggg!

"Ma-maaf kak, a-aku gak se-sengaja." Setelah mendengar bunyi piring dan gelas pecah terdengar suara minta maaf dari seorang cowo yang tertunduk takut.

Karena kejadian tersebut seluruh pengunjung kantin tertuju pada cowo tersebut.

"Heh, emang lu gak punya mata apa? Duh jadi basah kan baju gua, mau gak mau gua harus ke laundry lagi nih padahal duit lagi krisis!" Kata seseorang sambil melihat setengah dari bajunya yang terkena tumpahan teh hangat.

"A-aku benar-benar mi-minta maaf kak, t-tadi ada yang do-dorong aku, sumpah aku g-gak ada ni-niatan buat baju kakak ba-basah."

"Siapa sih yang berani nyari ribut sama tuh orang? udah tau dia disini tuh pentolan SMA Serin." Kata anak-anak kelas 11 yang membuat fokus Cassandra yang awalnya ke layar hp sekarang teralihkan kepada kedua orang yang saling bergosip ria.

Cassandra mulai kepo siapa yang sedang dibicarakan anak-anak kelas 11. Dengan segera ia bangkit dan hendak menerobos segerombolan orang yang sedang asik menonton ricuhnya kejadian itu. Tetapi lengannya langsung di cegat seseorang.

"Sa, lu mau kemana?" Tanya cowo tersebut sambil menggenggam lengan Cassandra cukup erat.

"Mau liat siapa yang bertengkar tuh, jadi tolong lepasin tangan gua, plis." Balas Cassandra berusaha melepaskan tanggannya namun tetap tidak bisa.

"Ngapain liat orang idiot? mendingan lu duduk disini aja, temening gua makan." Ucap cowo itu acuh.

"Lu itu emang siapanya gua sih? pacar juga bukan dan emang kita saling kenal apa?! kenal juga enggak tapi kok berani banget merintah gua duduk diam!" Bentak Cassandra yang berhasil melepaskan tangannya dari si cowo.

Entah itu kesialannya, karena tepat saat Cassandra memberontak, kakinya tepat mengenai telur di cowo.

"Dasar bodoh!" Makinya sambil memegang telurnya.

"Makanya jangan berani-berani sama Cassandra! tau kan akibatnya, oh ya gua saranin lu jangan coba-coba ngeganggu gua lagi, kalo sampe lu ngegganggu gua awas aja lu!" Ancam Cassandra yang tiba-tiba sifat feminimnya berubah 180 derajat.

Sesudah kejadian kecil itu, ia segera menerobos ke gerombolan orang-orang yang sedang menonton pertengkaran tadi.

"Woy permisi! awas disini gua bawa air panas hati-hati kena! kalo kena gua gak tanggung jawab!" Terdengar suara teriakkan Cassandra yang membuat semua orang membukakan jalan.

Selepas melihat itu Cassandra dengan segera berjalan bagaikan seorang model papan penggilasan, eh maksudnya model papan atas.

Setelah cukup jelas melihat siapa yang sedang berkelahi, cepat-cepat Cassandra melerai, sebelum salah satunya babak belur.

"Eh, lu lagi! gak jera apa masuk BK terus." Tegas Cassandra sambil menatap tajam sang berandalan sekolah tersebut, tanpa rasa takut sama sekali.

Melihat kejadian yang cukup aneh tersebut, seluruh pasang mata ada yang menatap kagum dan juga takut berteman dengan Cassandra karena takut dibully.

"Kenapa sih gua sial terus! Lu harusnya bersyukur ada orang yang ngehentiin lu! tapi ini jangan harap jadi sok pahlawan kesiangan lagi deh. Lu sam sekali gak cocok." Seru Dio sambil memandang tajam Cassandra.

TEENAGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang