part 9

25 4 0
                                    

Setelah sholat Marvel berdo'a dengan sangat khusyuk.
Seorang kiai menunggu Marvel selesai. Ia penasaran denga Marvel karna belum pernah ia lihat sosok pemuda seperti Marvel.

Marvel selesai berdo'a.
"Assalamu'alaikum anak muda.."
"Wa'alaikumussalam pak.."
"Saya sepertinya belum pernah melihatmu.. Siapa kamu nak??"
"Saya Marvel Abdullah.. Saya dari kota.."
"Ohh begitu.. Lalu sekarang kamu tinggal dimana??"
"Tidak tau pak.. Sebelumnya saya tinggal di rumah Pak Lurah.. Pak Harun namanya.. Tapi saya.." Tiba-tiba Marvel menitikan air mata.
"Kenapa nak kalau boleh tau..?? Kenapa tampaknya kamu sedih nak??"
"Saya mencintai anak pak Lurah itu pak.. Namanya Habibah.. Dulu saya adalah anak yang sangat buruk sifatnya.. Alhamdulillah sekarang saya bisa lebih baik.. Itu karna saya ingin menjadi suami Habibah.. Saya rela berubah.. Meninggalkan kehidupan saya.. Bahkan orang tua saya.. Saya kecewa pak.. Mengapa Habibah tidak bisa menghargai pengorbanan saya.. Dia lebih memilih orang lain pak.. Memang lelaki itu jauh lebih baik dari saya pak.."
"Anak muda.. Seharusnya kamu niat berubah karna Allah bukan karna Habibah.. Jika memang karna Allah kamu tidak akan kecewa seperti ini.. Nak.. Kita juga tak bisa memaksa kehendak Habibah biarkan dia memilih siapapun.. Kita sudah berusaha tapi takdir belum bisa dirubah nak.."
"Bapak benar.. Ya Allah ampuni dosa saya Ya Allah.."
"Ya sudah nak bagaimana kalau malam ini kamu tinggal dirumah saya.. Kamu bingungkan mau tinggal dimana??"
"Boleh pak??"
"Tentu boleh.."
"Terima kasih banyak pak.."
"Sama-sama.."

        **********************
Di Rumah Habibah.
"Jadi kakak lebih terima kak Faris daripada kak Marvel??"
Hanifah terkejut setelah mendengar cerita Habibah tentang kejadian tadi di taman. Habibah bercerita didepan keluarganya.
"Iya dek.."
"Kak Habibah itu bodoh!! Seharusnya kak Habibah pilih kak Marvel.. Kak Marvel udah rela berkorban buat kak Habibah.. Jauh-jauh dari kota kesini buat temui kak Habibah.. Kak Marvel juga bertaruh nyawa buat kak Habibah.. Tadi Nifa ketemu ibu.nya Rafi. Kata ibunya Rafi.. Kalau kak Marvel dikroyok preman buat nyelamatin kak Habibah waktu di pasar iya kan kak??" Hanifah malah ikut emosi.
"Masya Allah jadi dia babak belur karna dia selamatin kamu nak??" tanya Bu Halimah.
"Iya Umi.."
"Jadi kak Marvel bohong soal dia jadi rebutan ibu-ibu itu??" tanya Hasan..
"Iya dek.."
"Nah.. Kenapa Kak Habibah lebih milih kak Faris yg tidak pernah berkorban untuk kakak.. Apa karna Kak Faris dan kak Habibah dekat sejak kecil?? Kak cinta itu bukan cuma soal kenyamanan.. Tapi juga pengorbanan.. Kak kasihan kak Marvel.."
"Sudah sudah.. Hasan ayo bantu Abah cari kak Marvel.."
"Iya Bah.."

Pak Harun dan Hasan mencari Marvel.

Hingga larut malam Marvel belum juga ketemu.
Pak Harun dan Hasan kembali ke rumah.

"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam.. Bagaimana bah apa Marvel sudah ketemu??"
"Belum Umi.."
Umi mulai cemas.

"Maafkan Habibah ya Umi.. Umi jadi cemas gitu.. Karna Akhi Marvel pergi.."
"Iya Habibah.."
"Lebih baik kak Habibah pikirin matang-matang siapa yg akan jadi suami kakak.."
"Hanifah benar nak.. Semua keputusan itu hak mu.. Tapi Abah mohon untuk kali ini kamu jangan mengambil keputusan dengan cepat..karna ini urusan masa depan kamu.."
"Iya Abah.. Habibah akan pikir lebih matang lagi.. Tapi Habibah jadi bingung.."
"Gini aja kak.. Tipe calon suami kakak itu kayak apa??" tanya Hasan
"Ehmm sholeh, cerdas,bertanggung jawab, berani, pokoknya yg sayang sama kak Habibah.."
"Okay aku punya ide.. Kalau kak Marvel sudah ketemu.. Aku mau kak ngadain sayembara atas ke duanya.. "Usul Hasan.
" ihh apa sih dek kayak anak kecil aja.."
"Kak kita harus tes ke duanya.. Siapa yg ngajinga bagus.. Azannya bagus.. Yg paling sholeh.. Yg.. Pokoknya yg benar-benar masuk dalam kriteria kak Habibah.. Gimana setuju??"
"Bener kata Hasan.. Nifa juga setuju kak.."
"Abah Umi..??
" ehmm terserah kalian saja.. Yg jelas besok Abah mau nyari Marvel.. Sekarang cepat kalian istirahat."

Pukul 05.00.
Pagi ini Marvel kembali ke rumah pak Harun niatnya hanya mengambil barang-barangnya.
"Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam.. Marvel.."
Umi membukakan pintu.
"Umi.. Saya mau ngambil barang-barang saya Umi.. Sepertinya saya ingin kembali ke rumah saya.."
Marvel tampak sedih.

Hanifah datang.
"Kak Marvel!! Kak.. Ada yg kak Habibah ingin bicarakan.."
"Apa..??"
"Sebentar kak aku panggilin kak Habibah.."

"Marvel.. Aku.. Aku mau memberi mu kesempatan.."
"Jadi gini kak.. Kalau kakak mau.. Kak Marvel dan kak Faris.. Sama-sama nunjikin ke kak Habibah siapa yg lbih hebat.. Bukan untuk sombong-sombongan sih.. Tapi buat ngebantu kak Habibah nentuin pilihan siapa yg pantas jadi suami kak Habibah.. Kak Marvel mau??"
"Serius.. Iya aku mau.."
"Ya sudah nanti sepulang aku sekolah.. Kita mulai.."
"Iya siap.."

Faris juga setuju dengan rencana Hanifah.

Pukul 14.15 mereka berkumpul.
"Okay anggap aja ini babak pertama.. Dikali ini aku ingin kalian hafalan juz 30 dari An-Naba' hingga An-Nas.." kata Hanifah.

"Wah apa Marvel bisa ya?? Dia kan baru beberapa minggu Belajar ngaji.." batin Habibah ragu.

"Okay.. Gw dulu.."
Jawab Marvel mantap.
Surah demi surah dengan lancar Marvel lantunkan tanpa salah sedikit pun. Ya karna dia memang pernah berniat menghafalkan dan menghafalkan Juz 30 apalagi dia memang sangat mudah ingat. Cepat ingat.
"Wah kak Marvel hebat.. Sekarang giliran kak Faris.."

Faris juga hafal hanya saja dia masih agak lupa ada ayat yg terlewat juga.

"Hah Akhi Faris justru malah akhi Marvel yg lancar.." batin Habibah keheranan.

"Okay udah hampir masuk waktu Asar.. Siapa yg mau Azan??" tanya Hanifah.
"Gw aja.. "
"Okay nanti maghrib kak Faris yg Azan ya.."
"Ya baiklah.."

Di saat Marvel azan banyak warga yg berbondong-bondong ke masjid.

"Pasti itu Marvel suaranya masya Allah bikin semangat ke masjid.."
Kata seorang warga.
"Jangan hanya karna suara Marvel lalu kita ke masjidnya semangat terus kalau bukan Marvel nggk semangat gitu??"
"Ya nggk sih tapi suaranya bagus.."

Maghrib datang.
Faris azan.
"Yah bukan suara Marvel ini.. Besok-besok suruh Marvel terus aja yg azan.."

Ternyata banyak yg menyukai suara Marvel dari pada suara Faris.

"Okay.. Dilanjutkan besok.. Besok kak Marvel dan kak Faris.. Akan aku beri soal PR Hanifah.. Nah siapa yg bisa ngajarin Hanifah PR dia yg menang.."
"Eh Hanifah kok gitu??"
"Kak Habibah... Kakak pasti juga cari calon suami yg pintar kan?? Nah itu salah satu caranya.. Dan kebetulan PR Hanifah banyak kak.. Hehe.."
"Iya gw siap.."
"Insya Allah saya juga siap bantu Hanifah mengerjakan PR.."
"Nah.. Gitu dong hehe.."

Hari berikutnya.
Sepulang Hanifah dari sekolah. Mereka kembali berkumpul.
Tadi malam Marvel tinggal di rumah kiai yg kemarin ia temui di Masjid kampung sebelah.

"Okay ini PR Hanifah.. Metematika.."
"Sini gw ajarin.."
"Okay kak Marvel ajarin aku nomer 1-5 kak Faris ajarin aku nomer 6-10.. Ini caranya sama tapi angkanya yg di rubah.."
"Ya udah mana gw ajarin.."

Dengan sabar Marvel mengajari Hanifah. Bahkan dia membantu Hanifah menemukan cara baru agar bisa menyelesaikan soal matematika dengan cepat dan tepat.
"Ihh kak Marvel pinter banget.. Aku kalau ngerjain satu soal ini bisa sampai 10 menit loh ini 5soal 5menit.. Ya udah sekarang giliran kak Faris.."
"Ehmm Hanifah.. Mohon maaf jujur kakak nggk bisa kalau ngerjain soal matematika.. Tapi kalau bahasa arab kaka bisa.."
"Yah kak Faris gimana sih.. Kan Hanifah PR.nya MTK bukan Bahasa Arab.. Hmm tapi ya udah deh.. Berarti kak Marvel yg menang.. Okay Kak Habibah.. Sekarang kaka pikir matang-matang siapa calon suami yg hebat.. Yg sesuai dengan yg kaka ingin.."

"Okay.. Beri saya waktu 3 hari untuk memikirkannya.."
"Ya sudah Habibah.. Aku akan terima apa pun keputusanmu.."
"Iya Habibah saya juga yakin siapa yg kau pilih itu yang terbaik.. Saya akan tunggu.. Say permisi dulu Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumussalam akhi Faris.."
"Ehm. Aku juga mau ke rumah pak Kiai ya.. Aku akan tunggu keputusanmu.. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam.."

Marvelous Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang