Bagian 8

9.3K 1K 135
                                    

Seluruh stasiun televisi menghentikan pemberitaan mereka yang menyalahkan Jaejoong. Wartawan yang membuat berita tersebut pun sedang menjalani pemeriksaan atas berita mencemarkan nama baik tersebut, sementara orang-orang yang memberi kesaksian tersebut, selain berurusan dengan polisi, semua saham Jung Corp di perusahaan mereka Yunho tarik sehingga perusahaan tersebut menjadi goyang. Inilah hukuman bagi mereka yang membuat Jaejoong terluka. Ah ya, pasti kalian bertanya bagaimana Boa? Ia adalah dalang semua ini, Yunho masih belum memiliki bukti atas ini, jadi ia masih membiarkan Boa, tapi Yunho akan menunggu hari dimana ia membuat Boa jera, paling tidak saat ini Jaejoong dapat mengerti dan berhati-hati dengan wanita tersebut.

Seminggu telah berlalu, beberapa pengusaha sengaja datang memohon untuk perusahaannya tersebut, mereka tidak ingin bangkrut, bahkan mereka menyesal karena sok tahu akan masalah tempo lalu. Kejadian minggu lalu sampai detik ini membuat Jaejoong takut untuk bertemu rekan-rekan Yunho, ia merasa takut, Yunho menyadari itu.

Jaejoong membuka matanya perlahan, tangannya terasa di genggam begitu erat.
"Akhirnya kau sadar." Ujar Yunho tersenyum, Jaejoong menatap Yunho.

"Yun, maaf. Kau hampir mati karena aku, maaf." Sesal Jaejoong, bahkan air matanya sudah lolos begitu saja.

"Ssttss, aku masih hidup bukan? Aku baik-baik saja. Aku mendengar kau berlari saat aku tidak sadar? Kau tidak takut si kembar terluka? Selain si kembar, kau pun dapat celaka."

"Aku takut Yun, aku cemas. Pikiranku saat itu hanya dirimu, aku tidak ingin kau kenapa-kenapa karena keteledoranku." Yunho mengecup bibir Jaejoong untuk menghentikan ocehan Jaejoong. Jaejoong terdiam dan menatap mata musang Yunho.

"Aku baik-baik saja, yang harus kau cemaskan dirimu dan mereka." Yunho mengusap lembut perut buncit Jaejoong. Sentuhan tangan Yunho di perut Jaejoong selalu membuat nyaman, Jaejoong menyukai ini. Jaejoong tersenyum akan sikap Yunho, ia benar-benar nyaman ketika Yunho ada disisinya.

"Yun, berjanjilah untuk tidak membuatku takut seperti tadi." Yunho tersenyum dan mencolek hidung Jaejoong.

"Aku berjanji, Jung Jaejoong." Jaejoong tersenyum lembut, setiap kali Yunho memanggilnya Jung Jaejoong, ada rasa sangat bangga dan senang pada dirinya.

..

..

Pagi yang begitu indah, Jaejoong menyingkirkan tangan Yunho perlahan dari tubuhnya. Ia pun beranjak dari tempat tidur tersebut. Ia berjalan ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Hari ini hari libur dan jelas saja Yunho masih tertidur, ia terlihat begitu lelah setiap harinya, pekerjaannya memang begitu banyak menghabiskan waktunya beberapa hari ini.

Setelah membasuh muka, Jaejoong kembali ke kamarnya. Ia menatap kalender, sebulan lagi adalah setahun dirinya hidup bersama Yunho, tetapi ia pun menyadari bahwa ia mendekati hari dimana masa Jaejoong bersama Yunho akan habis.

"Kau mencintai Yunho Jae?" Tanya Junsu, Jaejoong terdiam. Setelah ia menceritakan kejadian sebenarnya ia menikah dengan Yunho, dan sikap Yunho dulu dengan sekarang, jawaban Junsu sukses membuat Jaejoong diam sesaat.

Sarang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang