"Mbak Icha yuk main sama Mila, kemarin ayah beliin boneka barbie banyak buat Mila loh.. Cantik-cantik, ada yang mirip Mbak "
Icha masih sibuk mengusap-usap kan jarinya ke ponsel berlayar poni itu. Diam, tidak merespon ucapan adiknya.
" Mbak icha... Ayo lah Mbak.. " pinta Mila sambil menggeret tangan Icha, membuat ponsel Icha hampir saja terjatuh.
" Mila... Mila tau nggak ? Mbak mau pergi sama Mbak Amel, ini juga Mbak sedang nungguin dia. " jawab Icha seadanya.
" tapi kan Mila pengen main sama Mbak Icha... Mila kesepian.. "
" iya main sendiri gapapa lah, masak ngajak Mbak main barbie? Ya ngga pantas lah Mil, Mbak Icha sudah besar "
" huaaaa.. Hiks..hiks... Huaaaa " tangis Mila pecah lalu lari meninggalkan Icha yang berada diruang tamu, dan menghampiri Indah, ibunya.
" loh, Mila... Kenapa sayang? " tanya Indah panik.
" aku pengen main-hiks sama-hiks Mbak Icha, tapi Mbak Icha nggak mau-hiks hiks"
Setelah mendengar penjelasan Mila, Indah buru-buru menuju ruang tamu, menghampiri Icha.
" Icha, tolonglah temani adikmu ini main sebentar, dia itu pengen banget main sama kamu dari kemarin.. "
Icha bangkit dari tidurnya dengan malas.
" bu.. Icha kan mau pergi... ini hujan juga sudah reda, sebentar lagi Amel sampai sini bu "
Dit..dit..
Suara klakson motor Amel terdengar diluar rumah.Terlihat amel melepas helmnya lalu berjalan menuju pintu rumah Icha.
" Assalamualaikum... Bu Indah, Icha, Mila.. " ucapan salam disertai senyum manis dari wanita bermata sipit itu.
" wa'alaikum salam Mel... Masuk nak.. " perintah Indah kepada Amel, dan amel langsung masuk rumah kemudian mengulurkan tangan, berniat Salim kepada Indah. Dan dia berkata,
" Bu... Saya mau ajak Icha ke toko buku, boleh ya? " ucapnya yang dibalas anggukan oleh Indah. Lalu dia melirik gadis kecil di samping Indah, yang terlihat sembab matanya. Kelihatan habis menangis.
" loh... Dek Mila kenapa? "
Mila hanya diam." dia tadi ngajak main Icha, tapi kan Icha mau pergi, terus dia nangis " jelas Indah.
" iya... Mbak Icha mau pergi sama Mbak Amel, mau cari buku kisi-kisi soal ujian dek.. " ucap amel sambil mengelus rambut Mila dengan lembut.
Mila diam, dan masih terlihat kesedihan diwajah imutnya itu.
" ya sudah, pergi saja nak.. Tapi jangan sampai kesorean pulangnya ya.. "
" Iya ibu " ucap Icha sambil berdiri dari kursi lalu mencium punggung tangan ibunya, Amel juga melakukan itu. Dan mereka berdua pamit lalu pergi meninggalkan rumah.
***
Sesampainya di toko buku, Icha dan Amel berpencar. Icha langsung menuju ke rencana awal, yaitu membeli kisi-kisi soal ujian, sedangkan Amel malah menghentikan langkahnya tepat didepan tulisan Best Seller yang memang semua novel-novel best seller ada disitu.
Icha sudah mendapatkan 3 buku yang di inginkan. Dan rencana nya ingin menemui Amel, entah dibagian mana Amel berada .
Dia berjalan menelusuri toko buku tersebut, kesisi manapun, Amel belum ditemuinya. Hingga membuatnya lelah, dan ingin langsung menuju kasir untuk membayar bukunya dahulu.
Ketika membalikkan badan, Icha tak sengaja berteriak, Kaget.
Lelaki bersarung kotak-kotak warna biru dengan kaos hitam dan peci hitam berhasil membuatnya terkejut. Padahal lelaki itu pun dari tadi memang ada dibelakangnya sedang memilah-milah buku. Tidak ngapa-ngapain.
Lalu lelaki itu memandang Icha heran,
" ada apa mbak? " tanya lelaki berwajah tampan itu." o-oh maaf mas, saya hanya kaget mas ada dibelakang saya. Hehe " ucap Icha gerogi, entah kenapa.
" emm.. Saya kira ada apa, saya dari tadi milih buku mbak "
" iya mas.. ya sudah mas, saya duluan ya.. "
" iya mbak silahkan. "Icha buru-buru melangkahkan kakinya meninggalkan lelaki tampan itu, malu pasti dirasakannya. Lelaki itu terus menatap punggung gadis yang rambutnya sebahu itu sampai tak terlihat lagi .
Terlihat Amel, sudah berada di antrian kasir. Icha gemas melihatnya, gatau apa kalo dari tadi di cari?!
Huft. Dasar Amel Avianti!Icha buru-buru menghampiri amel dengan wajah sadis, bagaikan singa yang siap menerkam mangsanya.
" Amel, lu dari tadi kemana sih? " nada bicara Icha terkesan tinggi dan keras hingga membuat beberapa orang yang ada disitu menoleh kepadanya.
" syuuuuttttt... Dari tadi gue ada di bagian novel dewasa, hahahaha " jawab Amel diiringi dengan tawa.
" novel dewasa? Astaga Amel... Jadi lu kesini niatnya mau apa sih? Beli buku bahan ujian, apa novel? Dewasa pula! " gerutu Icha memperlihatkan wajah kesalnya terhadap sahabatnya itu.
" gue gak beli novel dewasa itu cha, cuma lihat-lihat saja, nih gue juga udah beli buku kisi-kisi ini kok " ucapnya sambil menunjukkan buku tersebut kepada Icha.
" ih lu itu ya... Gue tadi nyariin elu kemana-mana, sampai gue malu sendiri karena sudah teriak di depan lelaki di sa- " ucap Icha mengadukan kejadian tadi kepada Amel, namun ketika ia ingin menunjukkan tempat yang ia maksud. Lelaki yang tadi sempat membuatnya gerogi tiba-tiba sudah berada dibelakangnya. Mengantri bayar buku juga.
Lagi-lagi Icha dibuat malu oleh dirinya-sendiri.
Amel yang bingung kenapa tiba-tiba Icha diam dan tidak melanjutkan ucapannya. lalu bertanya,
" dimana cha...? "
"Syuuuttttt " ucapnya sambil meletakkan jari telunjuknya tepat di depan bibirnya, sebagai isyarat supaya lawan bicaranya diam.
" orang yang mau gue omongin ada di belakang gueeeeee " ucap Icha bisik-bisik ditelinga Amel.
" hah? Itu? " Ucapnya sambil menunjuk lelaki berpeci hitam, berwajah tampan, dan berhidung mancung itu.
" dieeemmmmmm! " perintah Icha kesal, wajahnya terlihat merona. Icha kenapa sih?
" sudah dapat bukunya Gus? " tanya seorang lelaki bersarung juga, namun wajahnya tak setampan lelaki bersarung biru tadi.
Icha melirik kebelakang sebentar, oh... Jadi nama lelaki tampan itu, Agus... Batinnya.
Terimakasih yang sudah mau membaca, jangan lupa vote, comment dan follow wp aku. InsyaAllah langsung aku follback 😉
Salam kenal,LN
KAMU SEDANG MEMBACA
Karenamu Aku Berubah
Teen FictionGadis SMA berumur 18 tahun yang kini hanya bisa menyesali hidupnya. Karena bisa dikatakan ia yang menyebabkan ibunya meninggal. Amat sangat menyesali kejadian tersebut hingga membuatnya menjadi seorang gadis perenung yang lebih suka menghabiskan ha...