Seokjin berdiri diam di balik jendela rumahnya. Jika tidak memiliki pekerjaan dan apapun yang ingin dilakukan, Seokjin biasanya hanya akan berdiam dan menatap keluar jendela rumahnya.
Rumahnya terletak di sisi paling jauh dari pusat kota, tapi Seokjin tidak pernah merasa keberatan dengan itu, dia tahu seisi kota takut padanya dan Seokjin sendiri juga membenci mereka.
Seokjin memiliki mobil yang sama dengan manusia biasa jika kebetulan dia sedang malas membuka portal untuk bepergian secara langsung dengan teleportasi. Seorang penyihir pergi dengan mobil mungkin akan menjadi hal paling aneh, tapi Seokjin suka melakukannya.
Terkadang melakukan hal yang biasa dilakukan manusia biasa membuat Seokjin merasa lebih tenang, karena sekelilingnya terasa berubah menjadi lebih lambat.
Rumah Seokjin terdiri dari dua lantai dengan lantai bawah berisi ruang tamu, ruang tengah tempat Seokjin menyimpan buku-bukunya, ruang sihir tempat Seokjin membuat ramuan, dapur, serta satu ruang kamar kosong. Sementara lantai dua berisi kamar Seokjin, ruang kerjanya, dan juga ruangan tempatnya menyimpan book of spells miliknya dan milik ibunya.
Seokjin mengetuk kaca jendela rumahnya, "Frezio Glasier." bisiknya dan selubung es perlahan-lahan menyelubungi kaca rumah Seokjin. Seokjin paling menyukai mantra cuaca karena dia suka salju, Seokjin lahir di musim dingin dan dia cenderung lebih menyukai musim dingin.
Jika sedang musim panas, Seokjin akan menutup rumahnya rapat-rapat kemudian membisikkan mantra cuaca di dalam rumahnya agar rumahnya tetap terasa seperti musim dingin. Lagipula, sebagai penyihir terkuat, Seokjin tidak membutuhkan tongkatnya untuk mengucapkan sihir-sihir kecil seperti ini. Bahkan Seokjin hanya menggunakan tongkatnya jika dia bekerja karena membuat segel sihir membutuhkan tongkat untuk menggambar segelnya.
Jemari Seokjin bergerak mengelus bunga es yang masih menempel di kaca rumahnya namun dia terhenti saat perutnya berbunyi karena kelaparan. Seokjin menghela napas pelan, biarpun dia penyihir paling kuat, Seokjin masih tidak menemukan caranya agar tidak lagi merasa lapar dan membutuhkan makanan.
Seokjin berbalik menjauhi jendelanya dan berjalan menuju dapur dan mengumpat pelan saat melihat tidak ada apapun di lemari es dapurnya. Seokjin berjalan ke ruang depan rumahnya, meraih cardigan panjang yang tersampir di kursi dan menyambar kunci mobilnya kemudian keluar dari rumah.
Supermarket terdekat berjarak kurang lebih 2 km dari rumah Seokjin dan menurut Seokjin agak berlebihan jika dia membuka portal ke sana, maka Seokjin selalu pergi berbelanja dengan mobilnya.
Ketika Seokjin tiba di supermarket, dia segera berjalan meraih trolley dan mulai mencari-cari bahan makanan yang dibutuhkan. Seokjin melihat beberapa white sorcerer yang bekerja di sini meliriknya hati-hati, padahal Seokjin selalu datang ke sini untuk berbelanja namun para white sorcerer itu masih saja takut padanya.
Seokjin bahkan hanya pergi dengan mengenakan celana jeans, sweatshirt, dan juga cardigan yang diambilnya dari ruang depan. Seokjin tidak mengenakan cloak panjangnya walaupun tongkat sihirnya selalu tersimpan di sisi tubuhnya. Seokjin membawa trolleynya menuju chiller tempat daging segar disimpan.
"Ya, bisakah aku membeli lima kg untuk daging giling ini?"
Seokjin menoleh ke arah asal suara dan melihat seorang pria bertubuh tinggi berdiri di sebelahnya. Dahi Seokjin berkerut, lima kg daging giling itu terlalu banyak, apa pria ini sedang mengadakan pesta atau sejenisnya?
Ekor mata Seokjin meneliti penampilan pria di sebelahnya, pria itu tinggi, Seokjin bahkan lebih pendek darinya, dia mengenakan celana jeans berwarna hitam, sepatu hitam, kemeja abu-abu gelap, dan juga mantel hitam panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Multiple Hell
FanfictionSeokjin membenci dunia ini. Jika ada satu hal yang sangat ingin dilakukannya maka itu adalah menghancurkan dunia dengan seluruh kutukan terbaiknya. Seokjin adalah penyihir, penyihir paling gelap dari seluruh penyihir yang pernah ditemukan. Seokji...