she?

68 9 21
                                    

Untuk pertemuan yang sesingkat ini, apakah tidak terlalu cepat untuk mencintaimu?

***
Razvan Arfagio Alexander

Gio membuka matanya pelan pelan, Melihat kearah jam yang sudah menunjukan pukul 06.10. Dengan terpaksa Gio bangun dari tidurnya, karena dari tadi Nia sudah membangunkannya selama 5 kali namun tak ada respon dari Gio.

Gio langsung mengambil handuk yang ada dilemarinya dan langsung mengarah kearah kamar mandi yang ada dikamarnya, Gio masuk kedalam kamar mandi dengan keadaan belum sepenuhnya sadar.

Wajar saja jika Gio masih mengantuk, karena Gio baru saja tidur jam 03.00 pagi, memang itu sudah menjadi kebiasaan Gio pulang tengah malam bahkan hampir mendekati waktu Subuh. Balapan dan nongkrong nongkrong tak jelas lah yang menjadi alasan utama Gio pulang malam.

Setelah bersiap Gio langsung keluar dari kamarnya, dan langsung memakai tas sekolahnya tak lupa topi yang selalu ia pakai, bukan topi sekolah yang ia pakai melainkan topi bebas, memang Gio sudah melanggar aturan sekolah. Namun, apa daya Gio yang selalu berulah membuat guru gurunya tak tahan dengan kelakuannya. Gio dibiarkan begitu saja berpenampilan semaunya.

Gio langsung ke meja makan, disana sudah banyak makanan tersedia. Gio langsung mengambil salah satu dari makanan tersebut dan memakannya dengan santai.

Laki laki tersebut sama sekali tak memikirkan keberadaan papanya, karena ia sudah yakin kalau papa nya tersebut tak pulang ke rumah.

"Gio, 10 menit lagi bel sekolah lo kok kamu masih dirumah cepet berangkat nanti kamu telat lagi." Ucap Nia yang melihat Gio yang masih tenang memakan menu sarapan yang ia siapkan.

"Bentar lagi." Jawab Gio.

Nia menggelengkan kepalanya dan sabar melihat kelakuan majikannya tersebut, kenapa bisa anak ini memiliki kelakuan seperti ini. Nia sangat menyayangkan kelakuan Gio, seharusnya Gio bisa menjadi anak yang lebih baik, Nia yakin suatu saat Gio akan merubah kelakuan jeleknya. Nia berusaha untuk melakukan hal itu.

Setelah selesai sarapan Gio langsung berangkat menuju sekolahannya, yang lumayan tak jauh dari tempat tinggalnya. Seperti biasanya anak itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, tak memperdulikan keadaan sekitar jalanan yang ramai Gio tetap ngebut.

Hari ini ketua dan Anggota Osis di Jakarta Internasional High School  (JIHS)  mengadakan razia bagi para siswa maupun siswi yang melanggar, Razia diadakan di depan Gerbang saat siswa datang dan langsung diperiksa oleh Anggota Osis. Bagi yang melanggar akan diberlakukan hukuman seperti membersihkan toilet, atau lari lapangan 10 putaran, jadi mending mana?

"kak bel masuk udah bunyi, kita tutup gerbangnya sekarang." Tanya seorang siswi perempuan salah satu anggota osis.

Nevan sang ketua osis melangkahkan kakinya, dan melihat keaarah jalanan yang sepertinya sudah tidak ada siswa lagi.

Nevan kembali lagi kearah anggota osisnya, "yaudah tutup aja sekarang." perintah Nevan.

Semua Anggota osis pun mengangguk, dan menuruti perkataan sang ketua osis. "baik kak!"
jawab salah seorang anggota osis.

Saat gerbang akan ditutup, seorang siswa laki laki mengklakson motornya mengisyaratkan agar gerbang tidak ditutup.

Nevan yang mendengar hal itu, langsung menuju kearah gerbang yang sedikit lagi akan ditutup. Nevan tak bisa melihat siapa siswa tersebut, karena wajah dari siswa tersebut tertutup oleh helm.  Nevan memerintahkan anggota osisnya untuk membuka gerbanya, membiarkan laki laki tersebut untuk masuk.

Nevan sudah menduga siapa laki laki tersebut, Gio yaa pasti dia adalah Gio, siswa yang selalu membuat onar disekolah ini.

Nevan berdiri didepan motor siswa tersebut mencegah siswa tersebut agar tidak kabur, beberapa kali siswa tersebut memencet klakson motornya, Namun karena ketegasan Nevan siswa tersebut kesal dan membuka helm nya. Benar saja dugaan Nevan Siswa tersebut adalah Gio.

UNFAIR DESTINY (S-3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang