Hari libur

81 12 38
                                        

Bahkan semua hari sama saja tak ada yang spesial
****
Razvan Arfagio Alexander


Liburan semester pun tiba, Liburan yang panjang adalah hal yang paling dinantikan oleh setiap siswa siswi karena bisa terbebas dari tugas tugas sekolah yang membuat pusing semua. Berbeda dengan Gio, dia merasa tak ada yang spesial dan istimewa dengan liburan kali ini, bahkan liburan di waktu sebelum sebelumnya.

Gio masih setia berada di atas kasurnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya, memang ini sudah menjadi kebiasaan laki laki tersebut, selalu bangun siang dan selalu terlambat untuk pergi ke sekolahnya. dan untungnya sekarang ini adalah hari libur, dia bisa tertidur sepuasnya.

Nia sang asisten rumah tangganya yang biasanya selalu membangunkan Gio, tapi tidak untuk hari ini dia membiarkan Gio tertidur sepuasnya karena dia yakin pasti anak tersebut masih ngantuk. Yahh pantas saja kalau Gio masih terlelap karena dia baru pulang tadi pagi.

____

Siang hari...

Gio keluar dari kamarnya melangkahkan kakinya untuk ke dapur hanya sekedar mencari makanan.

Gio menuruni anak tangga dirumahnya, langkahnya terhenti ketika Gio melihat papanya yang sedang berbincang bincang bersama seorang perempuan, bisa dibilang perempuan itu masih muda dan terlihat sangat dengan papanya itu.

Gio menghela nafasnya berusaha untuk sabar, melihat kelakuan papanya yang sering membawa perempuan yang masih muda kerumahnya. Gio sudah tau kalau perempuan yang didekati papanya tersebut hanya mengincar harta papanya.

Gio tak memperdulikan papanya dan langsung melanjutkan langkahnya.

Gio mengambil air minum yang ada dikulkas dan langsung duduk di meja makan sambil meminum air yang dia bawa tadi, Gio membuka hp nya banyak sekali notif notif chat yang masuk dari fans fans nya, ya Gio memang banyak memiliki Fans terutama perempuan teman satu sekolahnya.

Pantas saja jika Gio memiliki banyak fans karena wajahnya yang tampan, keren dan yang paling penting dia anak orang berada.

Sayangnya Gio malah memanfaatkan Fans fans nya tersebut, dia sering kali memacari salah satu dari pengangumnya lalu ia sakiti dan ia tinggal begitu saja. Entah apa alasannya, mungkin itu cara dia mencari kesenangan.

"Gio" Panggil Evan dengan santai sambil menghampiri Gio bersama perempuan tadi.

Gio mengarahkan pandangannya ke pemilik suara itu.

"Gio anak papa, kenalin ini "

belum selesai Evan berbicara, Gio langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan papanya.

"Gio papa belum selesai ngomong" teriak Evan kepada anaknya tersebut.

Gio tak mengubris ucapan papanya tersebut,melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan papanya tersebut.

Evan menatap perempuan yang tengah dekat dengannya, perempuan tersebut tersenyum dan mengelus elus tangan Evan.

Gio kembali berada di kamarnya, dia membuka jendela kamarnya dan langsung duduk di jendela tersebut. Pandangannya kosong, Gio tiba tiba teringat kejadian semalam ketika ia menabrak seorang lelaki.

Gio hanya melihat laki laki itu sekilas, namun ia dapat melihatnya dengan jelas walaupun sekilas. Mana bisa wajahnya bisa mirip dengan orang yang dia serempet tadi malam.

Gio terus mengingat hal tersebut, Arvan yahh Gio baru ingat namanya Arvan, salah seorang perempuan meneriakan nama Arvan.

siapa dia? apa mungkin gue punya sodara, atau gue ini punya kembaran?, ahhh gak penting juga. batin Gio.

UNFAIR DESTINY (S-3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang