02 - King and Queen MOS

379 65 20
                                    

Jennie, Wonu dan peserta MOS yang lain telah berkumpul di aula. Seluruh peserta MOS duduk dengan sangat di lantai aula dan tidak lama kemudian seluruh anggota OSIS sudah berkumpul di depan. Sirin, selaku perwakilan OSIS berjalan menaiki podium. Ia mengetuk pelan mic yang berada di depannya, lalu berkata,"Selamat siang semuanya, tiga jam dari sekarang masa orientasi kalian akan selesai."

Sirin menghentikan perkataannya sejenak dan tersenyum. "Di sini kalian sudah lihat, seluruh anggota OSIS berkumpul di depan kalian. Selama dua hari kalian telah mencari keseluruhan anggota OSIS untuk meminta tanda tangan. Dan, lima menit dari sekarang kalian bebas meminta tanda tangan anggota OSIS satu persatu."

Mendengar perkataan Sirin, seluruh anggota OSIS pun berpencar ke seluruh penjuru aula. Setelah dua hari lamanya, setiap kali seluruh peserta memiliki waktu untuk berburu tanda tangan mereka semua akan berpencar dan menyembunyikan name tag masing-masing. Salah satu hal yang membuat anggota OSIS merasa terhibur karena mereka dapat mengerjai para peserta sesuai kemauan mereka. Ya, hanya demi tanda tangan.

Mino selalu Ketua OSIS dengan santainya hanya duduk di pinggir podium. Ia tersenyum karena sejak dua hari lalu tidak ada yang berhasil mendapatkan tanda tangan darinya. Ia memberikan syarat kepada seluruh peserta untuk mendapatkan tanda tangannya. Syarat yang diberikan oleh Mino adalah menebak nama lengkap dan nama adiknya.

Lima menit telah berlalu, sekarang seluruh peserta MOS sudah berpencar bersama dengan teman-teman masing-masing. Ada yang kejar-kejaran seperti bermain kucing-kucingan, ada yang disuruh menyanyi, bahkan ada yang disuruh menari. Tidak terkecuali Rafka yang sudah menyiapkan jumping road miliknya dan meminta peserta MOS untuk melalukan lompat tali sebanyak tiga puluh kali, barulah dia mau tanda tangannya.

"Ini yang lain kemana? Masa gue ditinggal sama Kak Rafka," gumam Irfan yang sudah lompat tiga kali, namun gagal.

Sementara Leon, dia diminta merayu Kak Evano oleh Kak Rizal. Dalam hati dia mengumpat. Betapa malunya Leon, ia harus merayu sosok Evano Dawala yang memang jika memakai jilbab dia terlihat cantik. Tapi, jangan salah... Evano adalah laki-laki tulen. Ya, walau tubuhnya sedikit mungil dan memiliki warna kulit yang putih dan bersih.

Di sisi lain, Nesya, teman Jennie yang satu ini tengah bersujud di depan Rasya. Tidak hanya Nesya, tetapi saat ini Orin juga tengah bersujud di depannya. Bukan Rasya namanya kalau tidak memiliki cara bermain yang usil untuk adik kelas barunya itu. Ia hanya meminta kepada seluruh adik kelasnya untuk bersujud dan memohon kepada dirinya untuk sebuah tanda tangan miliknya. Tetapi, permohonan yang terucap oleh mereka harus mendapatkan predikat melas oleh Rasya, kalau tidak..., jangan harap sosok Rasya akan memberikan tanda tangan miliknya.

"Yang namanya Wibowo Nugraha Prasetyo mana, ya?"

Mendengar nama lengkapnya dipanggil oleh suara berat yang tidak lain adalah Al Fatih Mino, membuat Wonu langsung meneguk ludahnya kasar dan pergi meninggalkan Danial yang saat ini sedang push up 50 kali.

"Kamu yang namanya Wibowo Nugraha Prasetyo?" tanya Mino lagi saat salah satu adik kelasnya mendekat ke arahnya.

Wonu, siswa tersebut hanya mengangguk pasrah. Ada apa lagi? Emangnya gue lakuin salah apa coba? Batin Wonu.

"Kak Sirin, anak ini kah yang kamu maksud kemarin?" tanya Mino memastikan.

Wonu yang mendengar perkataan Mino langsung melihat ke arah keduanya, sesaat kemudian ia melihat Sirin mengangguk sebagai jawaban pertanyaan dari Mino. Wonu mencoba mengingat kejadian kemarin. Perasaan dia tidak melakukan kesalahan apa-apa, tapi kenapa Mino memanggilnya? Pikir Wonu.

"Yang namanya Azrina Jennie Nugraha mana, ya?" Kali ini Mino memanggil nama adiknya yang saat ini berpura-pura tidak mengenalnya.

Jennie yang mendengar namanya dipanggil oleh Mino langsung pergi meninggalkan Caecil. Mereka berdua hendak pergi untuk meminta tanda tangan Jovan. Dalam hati Jennie mengumpat bila Mino berani mengerjai dirinya. Mentang-mentang dia meminta bantuan ke Jennie untuk berpura-pura tidak saling mengenal, tapi Mino malah semena-mena terhadap dirinya. Awas saja nanti di rumah, batin Jennie.

YOU MAKE MY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang