FIVE - Kenalan Resmi

2K 189 9
                                    

#HappyReading!

Sore itu matahari masih terasa panas. Matanya melirik sekilas ke arah jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 15.30.

Gadis tersebut mengibaskan tangan kanannya ke wajah, peluh membasahi dahinya. Sudah setengah jam dia menunggu taksi atau angkot lewat. Namun, belum ada satupun salah satu kendaraan tersebut kosong.

Dia celingak-celinguk, mengamati keadaan sekitarnya. Di halte ini hanya ada dia dan lima orang siswi, dan juga tiga orang siswa laki-laki yang tengah nongkrong di depan warung sebelah sekolahnya.

"Nunggu angkot ya?" Tanya suara bass yang tiba-tiba dan sukses mengagetkan dirinya.

Marsha, gadis itu mengelus dadanya, "apa?"

"Lo nunggu angkot? Atau taksi? Jam segini udah penuh. Apalagi ini hari Senin." Kata cowok itu dan dengan seenaknya duduk di samping Marsha. Sontak, gadis itu bergeser menjauh dari cowok aneh itu.

Cowok itu tersenyum tipis, ia menjulurkan tangan kanannya, "oh ya? Lo belum kenalan secara resmi sama gue kan? Kenalin, gue Marsena Angkasa. Bisa dipanggil Mars, Sena, Angkasa, tapi jangan Angka apalagi Angsa."

Marsha mengernyit, ia hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Mars, cowok aneh, cerewet, sok kenal dan kadang cuek. Karena tak mau membuat Mars tak enak, ia pun menyambut uluran tangan cowok ganteng itu, "Gue Marsha."

"Oke." Mars menganggukkan kepala, lalu ia mengulurkan secarik kertas berwarna biru yang sudah dipenuhi tinta kepada Marsha.

Mata Marsha membelalak saat melihat apa yang ada di tangan Mars, "i-itu, Lo dapet darimana?"

"Tadi jatuh, kenapa? Tenang, enggak gue baca kok." Kata Mars, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, "tapi, gue ngintip dikit."

"Apa?" Marsha sontak kaget, ia pun segera merebut kertas miliknya, "ini barang pribadi, jadi jangan seenaknya dong. Kalo mau baca ya izin dulu. Btw, thanks."

Mengerjapkan matanya, Mars sontak merasa bersalah, "aduh, maafin ya, gue gak tau. Sumpah gue tadi cuma ngintip dikit."

"Iya gue maafin." Kata Marsha agak ketus. Ia memandangi cowok di sampingnya itu dengan mengernyit, "ngapain masih di sini?"

"Terserah gue dong." Kata Mars seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ya udah." Ucap Marsha, ia duduk agak menjauh dari Mars. Tetapi cowok itu tetap ada di sana. Tidak bergeser sedikit pun.

"Oh ya, kita belum kenalan resmi." Kata Mars tiba-tiba membuat Marsha sontak menoleh. Ia melihat sekelilingnya, tidak seramai tadi, tapi ada beberapa siswi yang melihatnya tajam hingga membuatnya bergidik.

"Lo kan udah tau nama gue, ngapain kenalan?" Kata Zhalfa. Masih terselip nada sinis dari ucapannya walau sedikit.

"Tapi kan kita belum kenalan resmi." Mars menyodorkan tangan kanannya, "kenalin, gue Mars. Lo pasti udah tahu kan?"

"Marsha." Ucap Marsha singkat. Ia dengan cepat menyambut uluran tangan Mars.

"Lo phobia ya sama cowok?" Tanya Mars asal tebak.

"Enak aja. Nggak lah." Jawab Marsha.

"Trus kenapa gitu?"

"Iya, gue phobia cowok, tapi kalo cowoknya elo." Kata Marsha, lalu ia hendak berjalan menuju angkot yang sudah berhenti di depannya tapi ditarik oleh Mars.

"Lo kenapa sih!" Kata Marsha kesal. Ia berdecak seraya melepaskan genggaman tangan Mars ketika angkot mulai melaju meninggalkan mereka berdua dan dua siswi lainnya.

MARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang