ONE - Gadis Bermata Biru

3.9K 263 3
                                    

#HappyReading!

Gadis yang masih berseragam putih dengan rok abu-abu selutut itu menghela napasnya sekali lagi, sebelum benar-benar berbalik dan masuk ke dalam gang rumahnya, matanya sempat melirik ke arah kedai seblak di depan gang ke rumahnya.

Entah perasaannya atau ia terlalu kege-eran, cewek itu sempat melihat salah satu dari tiga cowok yang seragamnya terdapat logo seperti yang dipakainya dan tengah duduk di kursi kedai seblak itu, sedari tadi menatap ke arahnya. Seperti memperhatikannya.

Dua detik kemudian, ia memilih untuk merasa tidak tau sedang diperhatikan dan masa bodo, cewek itu mulai memasuki gang menuju rumahnya dengan jalan kaki.

******

Suara dan bau khas hujan menemani seorang cowok yang habis keluar dari kamar mandi.

Mars keluar dari kamar mandi sambil menggosokkan handuk ke rambutnya yang berwarna coklat gelap itu. Ia duduk di atas kasur empuknya dengan hanya memakai celana santai.  Badan atasnya shirtless.

Tangannya bergerak mengambil sebuah handphone berwarna hitam dengan silikon bening, saat layar menyala, terdapat banyak pesan muncul. Salah satunya dari grup yang dibuatnya dengan teman-temannya.

Sableng Squad

Allegra
Tes
Gue punya pantun baru nih

Satria
Apaan sih? Cowok kok bawelnya gak ketulungan

Allegra
Jangan off kalian berdua, gue tau lho kalo si Mars daritadi silent reader

Allegra
Buah semangka
Buah jambu
Kamu langka
Pantes gak laku

Satria
Lo tuh yang gak laku, gue sama Mars sih laku

Mars
Yoi.

Satria
Bukannya yang langka itu laku?

Mars
Si Egra gak usah didengerin

Mars
Btw, cewek yang tadi lo omongin pas di kantin namanya siapa Sat?

Satria
Tumben lo kepoin cewek

Allegra
Demi apa? Mars kepoin cewek???!!!

Mars
Bacot lu berdua

Satria
Namanya? Marshanda Callista Radya

Allegra
Namanya panjang amat kek skripsi

Mars
Oke makasih Sat

Sehabis itu, Mars mematikan layar ponselnya. Cowok itu lalu mengambil kaos untuk dipakainya dan ia pun kembali ke kasurnya dan tertidur.

******

Angin berhembus pelan menerpa wajah cantiknya, bau khas hujan pun tercium pekat, hanya ada gerimis yang menemaninya di sore itu.

"Non Marsha!" Panggil seorang wanita paruh baya yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri dirinya yang tengah sibuk menikmati gerimis sore itu di balkon kamarnya.

MARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang