#HappyReading!
Mars menatap langit-langit kamarnya sore itu, cowok itu gabut, matanya tak sengaja menangkap gitar yang menengger di pojok kamarnya.
Aslinya, ia sangat ingin memainkan benda itu, tapi ia sudah terlanjur nyaman dengan posisinya saat ini.
"Hah," helanya sambil berguling ke kanan dengan guling di pelukannya, mata tajamnya memejam merasakan hawa dingin yang menyeruak di dalam kamarnya.
"BAAA!" ucap suara yang cukup keras tapi berhasil membuat Mars bangun dari tidurnya.
"Apaan sih lo, Gra?" Ucap Mars agak sensi, lalu kembali memeluk guling membelakangi Egra yang membawa nampan berisi jus jeruk dan sepiring pisang goreng.
"Sini-sini, makan dulu sama gue. Udah baik gue bawain ini buat Lo dari dapur sampe sini." Kata Egra dengan senyum mengembang memandang benda di hadapannya yang masih mengepulkan asap.
"Enak nih, hujan-hujan gini makan ginian, daripada mikirin doi." Ucap Egra dengan nada menyindir.
"Siapa yang mikirin doi?" Tanya Mars tanpa menoleh ke arah Egra.
"Ya orang di depan gue ini, yang baru dapet gebetan." Jawab Egra lalu tertawa, "aduh, panas anjir."
"Haha, sukurin lo, makanya makan itu jangan sambil ketawa, udah ketawa, makanannya baru dari wajan sekalian tuh mulut lo kebakar." Kata Mars sadis.
"Sadis lo, kayak Afgan." Ucap Egra, "terlalu sadis caramu--"
"Diem! Suara lo fals." Potong Mars lalu tertawa.
"Dih, mentang-mentang lo jago dalam hal musik." Ucap Egra sinis.
"Bodo amat, orang ganteng mah bebas." Ucap Mars membalas perkataan Egra.
"Tumben Lo ke sini sendiri? Satria mana?" Tanya Mars membuat kegiatan Egra yang sedang meniup pisang goreng pun terhenti.
"Si Sat? Molor dia, kan bocah itu kalo lagi hujan-hujan gini sukanya molor, kayak Beruang lagi hibernasi aja." Ucap Egra lalu tertawa.
"Eh bentar deh, gue ada pantun buat si Satria." Egra langsung berkata cepat.
"Apaan?"
"Hujan-hujan makan nasi
Hawanya dingin pengin molor
beruang sukanya hibernasi
Si Sat sukanya molor." Egra mengucapkan pantunbya dengan diakhiri tepuk tangan dari dirinya sendiri."Kok kayak gak cocok gitu ya Gra? Gapapa deh, gue acungin kelingking." Kata Mars.
"Kok kelingking sih? Teganya kamu mas." Kata Egra lebay.
"Gak usah lebay, iya deh gue acungin jempolnya kucing tetangga." Kata Mars masih dalam posisi sama, membelakangi Egra.
"Kok jempol kucing sih?"
******
Hawa dingin menyeruak ke dalam kamar seorang gadis yang sedang asyik berkutat dengan laptopnya. Secangkir coklat panas menemaninya di malam penuh hujan seperti ini, gadis itu memang menyukai hujan, dari bunyinya yang berjatuhan ke bumi, dan bau khas hujan yang turun ke tanah.
Sesekali dahinya mengernyit menatap layar laptop menyala, ia duduk menyilang di atas sofa di depan TV.
"Marsha! Itu AC-nya dimatiin aja, udah dingin gini." Teriak suara Malik, sang kakak dari arah kamar cowok itu.
"Males ah bang," balas Marsha tak kalah keras.
Hujan deras disertai angin kencang pada malam itu memang sangat mengusik Malik yang asyik memainkan chord gitarnya. Karena saat-saat itu menurutnya sangat cocok untuk tidur dan makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARS
Fiksi RemajaNamanya Marsena Angkasa. Sifatnya bukan seperti definisi planet Mars yang terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es. Tetapi, sifatnya bagaikan angin, usil dan suka menganggu orang-orang. Walau tampangnya di atas rata-rata. Satu lag...