🚲 Evidence.2

28 11 1
                                    

"Lan.. Yukk turun.. Udah di tunggu gabriel nih di depan" panggil liona yang sedang memasak di dapur dengan celmek yang masih di pakainya.

Perempuan berambut hitam sebahu dengan baju pink peech, jeans ripped yang membuat nya lebih segar dari hari biasanya. turun dari tangga setelah menyemprot kan minyak wangi di baju nya.

"Iya ma ini aku turun"
"Ma.. Kok tumben masak? Bi surti emang ga ada?" bulan merasa aneh melihat mamah nya yang sedang memasak beberapa lauk karna biasanya yang masak bi surti.

"Iya mama lagi pengen masak aja. Mama lagi nostalgia nih sama masak masak di dapur. Cckkck"

setelah penyakit stroek yang di derita liona, pada bulan yang lalu ia tak pernah lagi memasak makanan di rumah nya.

"Owh.. Gitu yaudah terserah mama. Bulan berangkat ke kampus dulu ya ma" setelah menyalami mama nya bulan melangkahkan kaki nya keluar rumah.

___

"Yuk berangkat" ajak bulan pada gabriel yang tengah duduk di kursi teras sedang melamun.

Di jalan yang penuh dengan kemacetan lalu lintas. Di dalam jeep gabriel memberitahu bulan dia sedang tidak ada kelas dan menunggu nya di kantin karna ingin menemui lelaki aneh kemarin yang berada di pantai.

___

Tepat jam 14.00
Bulan berjalan melalui koridor koridor, ia menatap lantai setelah kelas yang di masuki nya beberapa menit yang lalu.

Ia memasuki kantin yang penuh dan ramai orang berlalu lalang di depan nya. Menengok kanan menengok kiri, bulan mencari kekasih nya sedang duduk dimana.

Tiba tiba ada lambaian tangan dan suara yang memnggil nama nya, sontak saja bulan menengok dan menghampiri lelaki berjaket hitam.

"Gimana udah siap ketemu orang itu?" tanya gabriel untuk memastikan kekasih nya yang tidak tertekan bertemu dengan lelaki aneh kemarin.

Bulan mendudukan bokong nya di kursi panjang berwarna kuning. Lalu menengok ke samping, ke belakang, mencari seseorang yang ingin ia temui dari kemarin.

"Orang nya mana? Kok enggak ada?, jangan bilang kamu umpetin dulu?" bukan nya menjawab pertanyaan gabriel, ia malah bertanya kepadanya.

"Ckck. Ya kali aku umpetin untung nya apa coba?" gabriel tegelak mendengar penuturan pacarnya itu.
Lalu lanjut bicara "katanya dia mah masih ada kelas bentar lagi keluar"

Bulan menyedot jus alpukatnya yang barusan ia pesan ke ibu kantin.
Hening, gabriel sedang sibuk memainkan handphone nya, entah apa yang ia buka. Ketika itu langkah kaki menarik perhatian mereka.
Bulan mendongakkan kepala nya tepat menatap kedua manik mata lelaki yang berdiri di hadapannya.

Sebelum lelaki itu duduk di sebelahnya bintang sempat menatap sendu ke arah nya. Ia mengingat betul memory semua kenangan nya dengan bulan.

Bulan merasa tak asing dengan kedua bola mata itu. Tapi ia benar benar tak tahu apa yang terjadi diantara dia dan bintang.

Tanpa mereka sadari, gabriel sedari tadi melihat mereka yang sedang bertatapan.

"Oh lu udah dateng nih? Cepet deh mana bukti nya jangan cuma ngaku ngaku doang kayak orang gak jelas" ketusnya, gabriel memecahkan keheningan yang ada diantara mereka.

Lelaki yang memakai  baju batik itu duduk di samping bulan.
Lalu membuka resleting tas nya dan mengambil benda berbentuk kotak berwarna hitam yang sudah lusuh begitupun dengan warna nya yang sudah memudar.

"Nih gue ada bukti nya cuma ini yang gue bawa"
bintang mengeluarkan gelang yang bertanda nama 'bulan' lalu menjelaskan "ini gelang waktu kecil, emang sih warna nya udah jelek tapi ini punya gue punya lo namanya bintang. Kita sama sama nyimpen ini, gue udah gak pake gara gara gak muat lagi. Enggak tau deh kalo elo! Masih nyimpen gelang dari gue atau engga"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

There's No WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang