Birthday!

31 7 6
                                    

Para tamu undangan memenuhi ruangan. Pesta ulang tahun ini digelar sangat meriah, terlihat disana keluarga kecil yang sedang bahagia. Senyuman indah tak hilang dari wajah seorang gadis yang berdiri menghadap kue ulang tahun, disamping ada kedua orang tuanya yang turut ikut senang menikmati pesta tersebut.

Happy Birthday to you....
Happy Birthday to you....
Happy Birthday to you....
Happy Birthday to you...

Semua orang bernyanyi bersama-sama sambil bertepuk tangan.

"Sekarang tiup lilinya." Ucap seorang MC meng-instrupsi.

"Make a wish dulu, sayang." Ucap perempuan paruhbaya mengelus puncuk kepala anaknya.

Gadis itu pun menutup matanya berharap semua keinginannya bisa tercapai diumurnya yang ke 17 tahun ini.

"Aamiin." Ucapnya tersenyum.

Yeayyyy... tepuk tangan riuh dari para undangan.

Mc pun kembali bersuara, "oke, sekarang potong kuenya dulu princess."

Gadis itu pun mengambil alih pisau kue dari tangan Mamanya.

"Potongan pertama, untuk orang yang paling penting dihidup aku." Ucapnya diikuti dengan menyuapi Mama dan Papanya.

"Selamat ulang tahun sayang, semoga apa yang kamu semogakan bisa tercapai." Ucap Ardi- Papanya.

Kinan memeluk putrinya dengan sayang. "Happy Birthday Haura sayang. Semoga selalu jadi anak kebanggan Mama sama Papa."

Iya, gadis itu adalah Haura Anastasya. Dia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang sangat ia tunggu kedatangannya.

Disisi lain seorang lelaki tampan tengah menatap jangah pesta didepannya. Jika bukan karena ancaman temannya ia tidak akan pernah datang ke pesta ini. Lelaki itu adalah Algio Bratayuda, lelaki idaman setiap wanita termasuk Haura.

Dia berjalan menyusuri tangga rumah tersebut, tadinya ia hendak ke kamar mandi tapi entah apa yang terjadi kakinya malah menuntunnya untuk pergi menelusuri rumah ini.

"Astaga, ngapain gue disini." Kagetnya dan hendak kembali ke ruangan  tadi. Tapi sebelum itu iya mendengar suara lirih yang sangat pilu. Algio penasaran dengan suara tersebut ia kembali menyusuri ruangandi depannya.

"Merinding banget, masa iya ada kunti." Ucapnya heran. Ia kembali mengedarkan pandangannya, menatap lekat pintu di depannya yang sedikit terbuka.

Di ruangan itu, Algio melihat seorang gadis yang sedang terisak dihadapan kue ulang tahunnya dan menyanyikan lagu dengan sangat lirih.

Happy..., Bi.. Birthday Vana....
Happy..., Birthday Vana.....
Happy Birthday, Happy Birthday ....
Happy Birthday Vana...

Algio yang melihat itu pun merasa sakit dibuatnya. Gadis itu terlihat sangat kacau, sambil diiringin tarikan nafas yang menyesakkan.

Gadis yang dilihatnya itu pun memukul dadanya yang terasa sangat sesak. Dia merasa sakit dihari ulang tahunnya ini, dihampiri cobaan yang bertubi-tubi.

Algio pun memberanikan diri membuka lebar pintu tersebut sambil menyanyikan lagu ulang tahun.

"Happy Birthday Vana, Happy Birthday Vana, Happy Birthday Happy Birthday Happy Birthday Vana."

Vana yang kaget pun langsung berdiri menghapus air matanya. "Si_siapa kamu?" Tanya Vana ketakutan.

Algio tersenyum, "bukan siapa-siapa hanya tamu undangan." Lalu mendekat dan duduk di lantai yang tadi diduduki oleh Vana.

"Mau apa kamu kesini?," ucap Vana heran tidak seharusnya lelaki ini disini.

"Tadinya gue mau ke toilet tapi gak tau tuh, kaki gue malah bawa gue kesini." Balas Algio menatap Vana dari atas sampai bawah. "Sini duduk!" Titahnya sambil menepuk lantai disampingnya.

Vana merasa ragu tapi tak urung untuk mengikuti perintahnya.

"Make a wish!, lo ulang tahun juga kan?," ucap Algio.

"Eh, i_ iya gue ulang tahun." Jawab Vana  gugup.

Vana pun menutup matanay lalu berdoa Semoga tuhan menempatkan kedua orang tuanya di tempat yang paling mulia.

"Aamiin." Ucap Gio dibarengi dengan Vana yang membuka matanya.

"Potong kuenya!." Lagi-lagi Algio memerintah gadis disampingnya.

Vana pun memotong kuenya. "Lo, mau?" Tawar Vana memberikan kuenya.

Algio tak menjawab ia langsung mengambil kue yang diberikan vana, "Thanks."

Vana mengangguk dan menatap Algio yang sedang memakan kue yang diberikannya. Vana merasa canggung karena ini pertama kalinya ia sedekat ini dengan laki-laki.

"Btw, lo siapanya Haura?" Tanya Algio penasaran.

Vana menggelengkan kepalanya. "Bukan siapa-siapa, kok. Mending lo balik kesana!."

Algio menautkan alisnya curiga, " lo saudara Haura?," tanyanya asal tebak.

Vana menghela nafasnya, "iya, anggap aja gitu. Sekarang gue mohon lo pergi darisini."

Algio menatap Vana tak percaya, "oke, gue pergi. Lainkali jangan ulang tahun sendirian, gak enak. Nama gue Algio Bratayuda kalau lo penasaran." Ucapnya sambil pergi meninggalkan Vana yang menatapnya aneh.

ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang