Chapter X // Jealous

2.8K 309 40
                                    

Selama perjalanan,Prilly terlihat lega bisa lepas dari kandang macan yang selama ini mengurungnya.Ia juga lega bahwa Daniel sudah mengetahui hal ini dan berharap Daniel akan menjelaskannya langsung kepada Ali.

Tak lama setelah perjalanan,mereka pun sampai di apartment yang memang sudah direncakanan oleh Daniel sedari tadi.Setelah memakirkan mobil,mereka berdua pun turun dan menuju lobby.

"Lo tinggal di apartment ini juga?"Prilly bertanya.

"Iya,biar gue,Aldo sama Gabriel bisa jagain lo dari si kampret Lana itu."jelas Daniel kesal dan Prilly terkikik kecil.

"Tapi lo gak kenapa-kenapa kan? Maksudnya gak ada yang sampai berdarah gitukan?"tanya Daniel memastikan dan Prilly menggeleng.

Daniel pun lega mendengarnya,setelah itu Daniel pun mulai memesankan apartment untuk Prilly agar mereka bisa satu lantai.

"Udah selesai,yuk cek kamarnya."ajak Daniel pada Prilly.

"Nanti uang apartnya gue transfer ya,Dan.Nanti malam kirim nomor rekening lo ya."jelas Prilly dan Daniel tertawa.

"Gak usah,anggap aja ini hadiah kejujuran lo."

"Ih,enggak-enggak,pokoknya harus gue ganti."tegas Prilly dan Daniel tertawa.

"Lo gak akan bisa dapet nomor rekening gue."jelas Daniel sambil mengedipkan matanya.

Prilly pun menghembuskan nafasnya kasar,dia menjadi merasa tidak enak hati dan merepotkan rasanya.

"Ih,yang ada gue jadi ngerepotin lo gitu."

Daniel menggelengkan kepalanya dan mengajak Prilly menaiki lift.

"Enggak sama sekali,Pril.Gue ikhlas kok bantuin lo."jelas Daniel dan Prilly hanya bisa tersenyum.

"Makasih banyak ya,Dan.Lo selalu ada buat gue,makasih ya sekali lagi."

Daniel pun mengangguk mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari Prilly.

"Nah,jadi kamar lo satu lantai sama gue."jelas Daniel setelah lift mereka sudah mengantarkan mereka dilantai yang dituju.

"Ok,Dan."

"Kamar gue nomor 114 dan kamar lo didepan gue,jadi kamar lo nomor 104."jelas Daniel dan Prilly mengangguk.

"Barang lo udah di anter duluan tuh kayanya,gih masuk."suruh Daniel.

"Makasih ya,Dan."

"Iya,sama-sama,Pril.Lo beresin dulu baju-baju lo.Gue mau ke kantor Ali,nanti malem jalan ya."

"Ok,Dan."

Daniel pun beranjak pergi setelahnya.Prilly langsung memasuki kamar apartment nya yang baru yang jauh lebih mewah dari sebelumnya.
Prilly duduk dipinggir tempat tidur sembari menghadap ke jendela lalu menghirup nafasnya dalam-dalam.

Pada akhirnya,kejujurannya malah berbuah baik kepadanya.Prilly terlepas dari kandang macan dan bisa menjalani hidupnya dengan jauh lebih tenang.

"Untung Lana gak di Fakultas Kedokteran,kalau enggak,entar dia jadi dokter,kan kasihan pasiennya."cetus Prilly pada dirinya sendiri tiba-tiba.

Prilly pun hanya diam lalu mengusap wajahnya dan mulai membereskan barang-barangnya dan membersihkan dirinya untuk nanti malam.

•••

"Woi Ali!"

Ali yang duduk di meja kerjanya hampir tersentak kaget mendengar Daniel masuk tanpa mengetok dan langsung memanggilnya.

My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang