Chapter XI // Anger

3.9K 320 55
                                    

"Jadi.."

"WAH GILA EMANG PARAH BANGET!"

"Eh dodol,baru ngomong satu kata juga."ujar Daniel kesal.

"Hehehe,maaf atuh mas Daniel.. Iyel kan mau pura-pura ekspresif gitu.."ucap Gabriel dengan memasang puppy eyes nya yang malah terlihat menjijikan.

"Bukan pura-pura,lo mah kelebihan ekspresif nya."cetus Aldo dan Gabriel hanya cemberut.

Ali hanya memutar bola matanya malas padahal rasa ingin tahunya tentang apa yang akan di katakan Daniel sudah di ujung tanduk,namun ia tetap terlihat tak acuh.

"Jadi sebenernya.."

Mengalirlah semua cerita Daniel tentang Prilly dan Lana dari awal sampai akhir.Begitu pula cerita tentang mengapa Prilly seketika bersikap dingin dan menjauhi Ali tanpa sebab.Ali yang mendengarnya pun mengepalkan tangan nya dibawah meja dengan rasa amarah yang berusaha Ia tahan.

Aldo dan Gabriel pun seketika kaget mendengar cerita Daniel tentang Lana yang psycho.Terlebih lagi mereka Aldo,Gabriel dan Daniel mengenal Lana lebih lama dibanding Ali dikarenakan Ali jarang pulang ke Indonesia.

"Gila gue gak nyangka Lana sekejam itu."ucap Aldo sembari menggelengkan kepalanya.

"Gue juga gak nyangka,Do.Gila parah sih,gue gerem banget pas ketemu dia di apart."jelas Daniel.

"Terus sekarang Prilly dimana?"tanya Ali.

"Di apart kita."

Ali hanya mengusap wajahnya kasar.

"Lana dimana?"

"Lo mau ngapain tanya Lana?"tanya Gabriel bingung pada Ali.

"Lana dimana?"Ali mengulang pertanyaannya.

"Li,mending lo tahan dulu deh emosi lo."ucap Aldo yang sepertinya sudah mengetahui perasaan Ali.

"Lana dimana?!"

"You have to calm down,mate."

"Lana dimana!?"

Rasa amarah Ali sepertinya sudah berada di ujung tanduk namun sebisa mungkin Ia tahan.

"Lo harus tenang,Li.Masalah gak bisa pakai emosi,lo malah akan jadi besar-besarin masalah kalau pake emosi doang."jelas Aldo bijak.

"Mending lo duduk,terus pikir pakai otak gimana cara nyelesaiin semua masalah ini dan Lana menerima hukuman yang setimpal."tambah Gabriel yang tiba-tiba bijak.

Ali pun memejamkan matanya dan memijit keningnya pelan berusaha menenangkan dirinya sendiri.Mendengar pergelangan tangan Prilly memerah diakibatkan oleh Lana sangat membuat Ali kesal.

"Gue ngerti lo emosi,tapi sepertinya Lana emang sakit jiwa.Gue,Aldo dan Gabriel bakal urus masalah ini."

"Enggak.Gue harus ketemu Lana."

"Well,kita jumpain dia sekarang tapi lo harus tetap tenang."

Ali pun langsung bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangannya di susul oleh Aldo,Daniel dan Gabriel.
Ali langsung menuju parkiran mobilnya dan menyalakan mobilnya,tak lama Aldo,Daniel dan Gabriel pun masuk ke mobil Ali.

"Lana ada di apartment-nya tadi pas gue dan Prilly ngambil barang."

Ali yang memang mengetahui dimana tempatnya pun langsung tancap gas menuju apartment Lana.Sebisa mungkin dalam perjalanan Ali berusaha meredamkan kekesalannya dan tidak mengambil tindakan bodoh saat menemui Lana nanti.

Tak lama setelahnya,mereka pun sampai di apartment Lana.Mereka pun turun dan langsung menuju ke kamar dimana tempat Prilly dulu tinggal.

*ting

My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang