[1]-Mimpi buruk

119 29 26
                                    

Jika masa lalumu terlalu sulit untuk dikenang, lupakanlah. Karena pada hakikatnya, masa lalu bukan untuk dikenang melainkan untuk dijadikan pelajaran.

-Danish-

<<<O>>>

Tampak seorang bocah laki-laki sedang bermain hujan bersama teman perempuannya di sebuah taman. Mereka melompat-lompat sambil tertawa bahagia.

"Daniza" panggil bocah laki-laki itu kepada temannya.

"Hmm" jawab temannya sambil menatap ke atas langit membiarkan wajahnya terkena air hujan.

"Niza hujan-hujanannya naik sepeda yuk, kita keliling komplek, mau ga?" ajak bocah laki-laki itu.

"Ayuk, tapi Danish yang bawa sepedanya ya."

"Oke"

Mereka pun bermain hujan sambil bersepeda. Berkeliling komplek menerjang hujan. Tapi hujan justru semakin turun dengan deras.

"Danish... pulang aja yuk... hujannya tambah gede nih..." teriak bocah perempuan itu pada temannya.

"Nanti aja Niza... kita keliling komplek lagi aja ya..." jawabnya dengan sedikit berteriak juga.

"Tapi hujannya tambah gede..."

"Gapapa, seru tau, kita kan udah pake jas ujan jadi ga usah takut sakit"

Tiiin... Tiiin... Tiiin...

"DANISH AWAS!!!"

"AAAAA!!!"

"DANIZA!!!"

Sebuah truk melaju dengan kencang tak terkendali ke arah Danish dan Daniza. Danish dan Daniza yang kaget dengan adanya truk tersebut tak sempat menghindar dan...

Bruk!!!

Kecelakaan tak dapat terelakkan. Truk menabrak Danish dan Daniza. Keduanya terpental cukup jauh. Sedangkan truk menabrak tembok rumah warga.

"DANIZA!!!"

Laki-laki yang awalnya terbaring nyenyak diatas kasur terbangun, karena mimpi buruk itu masih menghantuinya.

"Astaghfirullah... kenapa mimpi itu masih aja muncul" ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya frustrasi.

Diliriknya jam masih menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Waktu shubuh masih lama. Tapi karena ia sudah terbangun ia pun memutuskan untuk sholat tahajud.

Ia berharap semoga dengan sholat tahajud pikirannya bisa menjadi tenang. Mungkin memang Allah sengaja membangunkan dia untuk sholat tahajud dengan mendatangkan mimpi itu. Positive thinking.

°°°

"Assalamu'alaikum, pagi bunda" ucap laki-laki yang sudah siap dengan seragam sekolah pada wanita yang telah melahirkannya.

Wajahnya terlihat tak seperti biasanya. Datar tak berekspresi. Biasanya jika dengan sang Bunda ia tidak pernah menampilkan ekspresi datar.

"Wa'alaikumussalam" jawab Bundanya.

"Kamu kenapa? Mukanya gitu amat ga kayak biasanya?"

"Gapapa kok, bun" ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Nih makan dulu sarapannya"

Danish pun sarapan dengan pikiran tertuju dengan mimpi semalam. Kejadian 9 tahun yang lalu masih saja menghampiri mimpinya. Membuat rasa bersalahnya tak pernah usai.

DanishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang