Masa Lalu (1)

51 11 0
                                    

》Rei PoV《

Tanpa kuduga, ternyata setiap hari selalu ada yang mendatangi balkon sekolah itu, hendak mengakhiri hidupnya. Berkali-kali pula aku mengajak mereka menceritakan masalahnya, mencarikan solusi untuk mereka. Selalu saja begini, padahal aku tidak perlu membantu mereka.

Sedangkan aku sendiri, tidak bisa menceritakan masalahku, alasan mengapa aku tetap mendatangi balkon itu, kepada siapapun.

Ya, karena aku memang tidak memiliki siapa-siapa lagi.

Flashback, 5 tahun lalu

"Ayah, Ibu! Lihat ini! Aku mendapat nilai 100 saat ulangan Matematika tadi!" Aku berseru senang menghampiri ayah dan ibu yang sedang berbincang di ruang keluarga, entah apa yang mereka bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, Ibu! Lihat ini! Aku mendapat nilai 100 saat ulangan Matematika tadi!" Aku berseru senang menghampiri ayah dan ibu yang sedang berbincang di ruang keluarga, entah apa yang mereka bicarakan.

"Waah! Hebat sekali Rei! Ibu bangga denganmu!" Ibu memelukku, aku hanya tertawa ringan. Sementara ayah mendengus pelan.

"Jangan terlalu memanjakan dia, Mira. Nilai 100 adalah hal biasa bagi Rei, tidak perlu memujinya begitu." Kata ayah dengan intonasi yang dingin. Yah, ini akan dimulai lagi..

"Apa maksudmu? Tidak ada salahnya memuji dia sedikit, setidaknya berilah dia penghargaan karena sudah bekerja keras!"

"Bekerja keras? Dia hanya melaksanakan tugasnya, belajar. Dengan belajar tentu saja dia mendapat nilai segitu."

Ah, pertengkaran karena hal sepele, lagi. Lalu akhir dari pertengkaran ini adalah ibu yang menangis dan melarikan diri ke kamar, mengunci dirinya semalaman. Kamar mereka terpisah, tidak tahu sejak kapan. Aku hanya mampu menyaksikan seluruh kejadian itu dalam diam.

~~~

"Surat cerai?" Aku menatap tidak percaya secarik kertas yang sekarang kupegang, lalu mengalihkan pandangan kearah kedua orangtuaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Surat cerai?" Aku menatap tidak percaya secarik kertas yang sekarang kupegang, lalu mengalihkan pandangan kearah kedua orangtuaku.

"Ya, Rei.. kami harus melakukannya." Ibu menundukkan kepalanya, menghindari bertatapan denganku, begitu juga ayah yang sibuk melihat hp nya dari tadi.

"Kami sudah merencanakan ini sejak lama, tapi kami tidak mampu melakukannya mengingat umurmu yang dulu masih 10 tahun, sekarang ayah yakin kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti mengapa kami bercerai, benar kan?" Aku menatap kosong ayah, menganggukkan kepala pelan, tentu saja ini akan terjadi, ibu pasti sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.

"Hak asuhmu berada di ibumu, ayah akan tetap menanggung biaya hidup kalian sampai kamu bekerja. Tidak ada yang perlu kamu pikirkan, lanjutkan saja sekolahmu seperti biasa." Lanjut ayah, mudah sekali dia berkata itu. Namun lagi-lagi tidak ada yang dapat kulakukan selain menuruti ucapannya.

2 tahun berlalu tanpa ayah, ibu tidak terlihat jauh berbeda seperti dulu, padahal selama ini aku kira ayah lah yang membuatnya seperti ini.

》Pulang sekolah》

"Ibu, aku pulang! Aku sudah berbelanja--" bola mataku membesar.

'Tidak, ini tidak mungkin terjadi!!' Aku terpuruk di lantai saat melihat pemandangan mengerikan di hadapanku. Ibu, dia bunuh diri.

Semuanya berakhir begitu saja, setelah ibu pergi, kini aku hidup seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya berakhir begitu saja, setelah ibu pergi, kini aku hidup seorang diri. Ya, bahkan ayah tidak peduli apa yang terjadi, dia hanya mengirimkan uang untuk kebutuhanku dan ibu (yang ia pikir masih ada) setiap bulan.

Sekarang bagaimana? Apa yang harus ku lakukan? Seburuk apapun nasibku saat ini, tentu saja aku harus melanjutkan hidup. Aku berusaha melaksanakan kegiatanku senormal mungkin. Walau aku selalu bertanya "untuk apa aku masih bangun hari ini?" setiap pagi, aku akan tetap melanjutkan hidup.

Watashi no RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang