4) Akhir

45 7 4
                                    

Tidak ada yang datang kesini hari ini.

Aku menghela napas, lega? Tidak juga. Kecewa? Ah, aku tidak mau mengakuinya.

Tapi yah, kurasa memang ini waktunya.

Aku mendekati pagar balkon. Pagar yang hanya setinggi pundakku dan tanpa pengaman, seperti memang didesain khusus agar orang-orang bisa melewatinya dengan mudah.

Aku membuka sepatuku, lalu meloncati pagar balkon.

'Akhirnya, ya?' Aku tersenyum miris. Mengingat perjuanganku menghentikan semua orang yang hendak meloncat dari balkon ini. Sekarang aku lah yang justru akan melakukannya.

'Benar, tidak ada yang perlu disesali. Semua penderitaan yang aku alami akan berakhir disini. Semuanya.' Aku menahan napas saat melihat ke bawah. Aku takut.

Setelah menarik napas berkali-kali untuk menenangkan diri, aku tersenyum memandang langit yang sudah berwarna oranye kemerahan, pemandangan yang indah untuk mengakhiri ini semua.

Aku melepas cardigan kuningku.

Disusul dengan rambut yang tadinya dikepang, aku mengurainya.

Ini dia, sudah saatnya gadis mungil ini pergi.

Dengan memasang senyuman terakhir, dengan air mata yang terus mengalir,







Aku menjatuhkan diri dari balkon ini.
















*GREP*






(Hehe cieee akhirnya gantung~ gaenak ya digantungin :v//digeplak readers)

Watashi no RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang