Aku kembali lagi ke balkon sekolah, entah yang keberapa kalinya. Lagi-lagi ada orang yang mendahuluiku, kali ini seorang gadis yang memakai cardigan kuning. Namun dia.. berbeda.
"Huh.. aku mendengar rumor, tentang 'penyelamat balkon' aku pikir itu konyol sekali, namun ternyata benar ada ya." Dia menengok ke arahku, terlihat jelas betapa kusutnya penampilan dia.
Tatapan kosong, mata bengkak, tidak ada senyum palsu yang biasanya orang-orang pasang begitu melihatku hendak menghentikan mereka, tangannya penuh perban begitu pula lehernya.
Melihat dia hanya mengingatkanku dengan 'diriku yang dulu'.
"Apa yang membawamu kesini?" Aku berjalan mendekatinya, jarak kami hanya 2 meter dibatasi dengan pagar balkon.
"Kenapa aku kesini? Aku hanya ingin menghapus semua sakit dan lukaku, yang hanya akan bertambah jika aku pulang ke rumah." Aku sekali lagi melirik ke tangannya, pasti dia melukai dirinya jika dia pulang ke rumah.
Itulah mengapa dia ingin mengakhirinya disini.
Tenggorokanku tercekat, aku tidak mengerti, kenapa aku peduli dengannya? Tidak, kenapa aku peduli dengan semua orang yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri disini? Berkali-kali aku memikirkan itu, hanya membuat kepalaku sakit. Namun aku seakan tidak mampu mengendalikan diri sendiri, kata-kata yang sama kembali ku keluarkan ke gadis ini,
"Hei, jangan lakukan itu.."
Gadis itu terdiam, air mataku mulai mengalir, dia mengalihkan pandangannya dariku dan melihat ke bawah.
"Mungkin kamu bisa menghentikan orang lain dengan kata-katamu, tapi tidak denganku."
Dia benar, aku juga tidak punya hak untuk menghentikan keputusannya. Tapi mengapa? Mengapa seberat ini melepaskan dia untuk mengakhiri hidupnya sementara aku sendiri dengan mudahnya berkata ingin bunuh diri?
"..A-aku tau itu!! Tapi aku mohon, pergilah dari sini!" Aku mengeluarkan semua kata-kata yang tersisa walaupun terus terisak,
"Terlalu menyakitkan untukku melihatmu menderita seperti ini!" Entah apa yang aku bicarakan, aku tidak peduli, aku bahkan tidak berani menatapnya.
Hening sejenak, aku pikir dia sudah melompat, tangisku makin deras, tiba-tiba ada yang menepuk bahuku, disusul dengan suara gadis dengan cardigan kuning ini,
"Baiklah, aku rasa aku tidak akan melakukannya hari ini." Aku menoleh, dia berjalan ke arah pintu balkon, dan tanpa melihat ke arahku,
dia pergi.
Aku mengalihkan pandangan ke pagar balkon, apakah besok akan ada lagi orang yang mendahuluiku datang kesini?
---
A/N = maaf kalo chapternya pendek, yah emang selalu pendek sih, tapi kayanya ini yang paling pendek hahah, dari kemarin lagi gak ada semangat buat hidup//gak maksudnya semangat buat ngapa-ngapain termasuk buka hp apalagi nulis :v tapi sekarang lagi berusaha update alhasil chapter ini seadanya :"") rada kecewa sama ini sih, tapi semoga bisa menghibur(?) next chapternya aku usahain lebih panjang!
Kalo ada ide mungkin aku remake lagi chapter ini biar lebih emosional wkwk》》Next chapter : Akhir.
akhirnya mau selesai juga ni buku wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Watashi no R
Fanfiction⚠WARNING⚠ Buku ini mengandung unsur2 bunuh diri, self-harm, depresi, dll. Dimohon kebijaksanaannya! Hanya karena urusan sepele, jangan mengakhirinya dengan bunuh diri.. itu tidak menyelesaikan apapun.