Matahari yang cerah mulai menerpakan sinar, burung-burung mulai berkicauan. Di dekat jendela nampaklah seorang gadis kecil yang manis dan anggun.
Di balik pintu kamar gadis itu, suara yang menggema mulai terdengar,
"Petra, Sayang, ayo bangun" Ucap seorang wanita cantik yang berwajah mirip dengan si gadis kecil.
"Iya ma, Petra sudah bangun" ujar petra sembari pergi membukakan pintu.
"Petra sayang, kamu sudah siap berangkat sekolah?"
"Iya ma, Petra sudah siap! ayo berangkat!" Petra pun menarik tangan mamanya itu.
Sesampainya di sekolah, Petra merasa bahagia karena melihat teman-teman baru. Petra kini telah menginjak sekolah dasar, dengan mengandeng mamanya dan digendong oleh papanya Petra merasa bahagia."Papa Mama! Petra mau bermain sama teman baru! Bibiii ayoo cepat! Petra mau bermain ini!" Petra pun berlari dan bertemu teman barunya.
"Iya nona jangan lari - lari" Bibi pun berlari mengejar Petra.
Bisa dikatakan,Petra nampak bersemangat mencari teman.Setelah mendapat teman, Petra pun mulai bermain bersama temannya. Suara ribut mulai mendominasi daerah itu.
"Kiaraa! Ayo bermain ayunan"
"Petraaa jangan cepat-cepat mendorong ayunan nya"
"Riko kamu jangan nakal sama nike!"
"Nike yang nakal, Petra! Lihat dia menendangku!"
"Lisa, kamu lihat Kiara ketakutan setelah bermain ayunan dengan Petra hahahaha"
Begitulah kebisingan Petra dan teman - temannya.
Kebahagiaan itu terus berlanjut dan berlanjut.Beberapa hari berikutnya, Petra selalu diantar bibi. Sedangkan kedua orangtuanya jarang mengantarnya.
"Apa besok aku akan diantar dengan bibi lagi?" Ujar Petra dengan wajah sedihnya.
"Mama dan Papanya Petra kan pergi ke luar kota sebentar" Mbak Sum menenangkan.
"Sebentar? sudah 2 minggu mbak.. itu lama"
Wajah Mbak Sum kini hanya bisa tak berekspresi, Petra pun melangkahkan kakinya ke kelasnya.Hari itu dilalui Petra dengan bahagia walau ia sempat badmood paginya.
•••
Matahari bersinar terang, Petra kecil seperti biasanya menatap ke luar jendela dan menanti mobil orangtuanya terparkir.
Benar saja, beberapa menit kemudian mobil yang ia tunggu terparkir.
Spontan Petra pun keluar dan menyambut kedua orangtuanya itu."Mamaaaa... Petra rindu mama" sembari memeluk wanita cantik yang tak lain adalah mamanya.
"iya sayang, mama juga rindu putri mama"
Tiba-tiba nampaklah seorang pria yang tampan nan gagah.
"Aduh aduh, anak papa ada yang rindu sama mamanya, Petra tidak rindu papa?"
"Mama jahat, Papa juga jahat, tega sama Petra, hiks..hiks.." Petra pun menangis tersedu.
"Iya sayang, maafin mama papa ya nak.. Mama Papa janji tidak meninggalkan Petra lagi" Papa Petra kini mengusap kepala putri semata wayangnya itu.
"Janji ya! Kalau tidak nanti Petra kesepian, Petra takut kesepian" Sembari mengulurkan jari kelingking kanan nya.
"Iya papa sama mama janji" kedua orangtua itu mengulurkan jari kelingkingnya.
"Yasudah jangan sedih, ayo makan dulu, mama beli oleh - oleh, lho"
"Iya ma, Petra mandi dulu, Bibiii Petra mau mandi dulu!" Petra pun langsung berlari meninggalkan mereka.
Kini Mbak Sum datang menyambut kedua orangtua Petra.
"Bibi Apa kabar? Petra tidak nakal kan mbak? saya sama papa Petra sempat khawatir kalau Petra nakal"
"Tidak bu.. Petra itu anak yang lemah lembut, saya juga dari kecil yang mengurus Petra, dia seorang malaikat" Puji Bibi
"Tentu saja bi.. Petra itu menurun sifatnya saya, kalau sifatnya mamanya nanti seperti seora-anngg.. aduhhhh" Tiba tiba tangan Papa Petra sudah kemerahan, bagaimana bisa? tentu saja karena Mamanya Petra.
"Seorang apa? wah wah wah.. "
"Hahaha.. Yasudah bapak ibu, mari masuk ke dalam, jangan ribut nanti malah breaking news di kompleks ini, kan nanti malah saya diwawancarai sama geng ibu-ibu beli sayur" Wajar saja jika Bibi mengomeli orangtua Petra, ia sendiri adalah seorang wanita paruh baya sehingga sangat dihormati oleh kedua orangtua Petra, karena mereka juga berhutang budi dengan Bibi.Mereka kini berkumpul di ruang makan dan berbincang-bincang.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba Handphone Papa Petra berbunyi menandakan ada yang menelepon. Ia pun langsung menjauhi ruang makan itu.
"Iya iya saya dan Lily akan segera kesana" hanya samar-samar kata itu yang terdengar.
Petra yang peka dengan keadaan lalu cemberut dan berkata "Papa dan mama mau pergi lagi?"
"Iya sayang, tidak apa apa ya? nanti Petra sama Bibi kok"
"Kenapa Papa dan mama sering pergi ninggalin Petra? Masa Petra sendirian terus! eh maaf maksudnya ada Bibi hehehe.. ah tidak aku kan sedang marah, papa mama tega!" Kini nada tinggi Petra mulai menggema.
Bibi lalu menenangkan Petra dan mengajaknya ke kamar tidurnya.
"Ishh.. Papah sama mamah itu sering banget pergi bi! aku jadi males sama papa mama!" Gerutu Petra dibawah selimutnya
Bibi hanya tersenyum dan menepuk pundak Petra, sehingga Petra lambat laun terbawa arus mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
Teen Fiction"Buku catatanku telah penuh terisi, aku memang harus berhenti" hanya kalimat itu yang keluar dari Petra Aldora. Buku yang membawanya ke suatu kisah dimana ia sendiri tidak dapat mencernanya. Ia tetap mengutuki dirinya. "Apa yang terjadi sebenarnya...