Datang

24.3K 1.1K 67
                                        

Netta mengutuk dirinya sendiri kerena telah menuruti keinginan egonya untuk menerima tawaran gila yang ia terima semalam. Entah percaya atau tidak,nyatanya kini dirinya sudah benar benar berdiri di depan rumah,bukan rumah,lebih pantas ia katakan sebuah gedung.

Dipandangnya gedung yang yang menjulang tinggi di depannya penuh dengan rasa takjub yang luar biasa.

"Satu,dua,tiga,empat,lima" bibirnya bergerak menghitung rumah berlantai lima di depannya

"Gila,mimpi apa gue sampai dapat tawaran jadi istri tuh orang?" Gumamnya lagi tak percaya

Meskipun begitu kakinya berjalan memasuki halaman luas yang ada di depan rumah tersebut.

"Apa jangan jangan dia cuma pengawal?" Tanyanya lagi dengan menghentikan langkahnya

Netta melanjutkan langkahnya,menyusuri halaman luas yang masih terlihat di matanya,matanya terus melihat ke arah sekeliling dengan tatapan yang tak bisa di artikan,dan kenapa rumah sebesar ini tak menempatkan stu orangpun security di depan gerbang?bahkan ia baru sadar jika gerbang yang ia kewati tadi terbuka lebar.

"Permisi" kata Netta seraya menekan bel yang ada di samping pintu

Netta sedikit memundurkan langkahnya kala pintu itu terbuka,menampilkan wanita paruh baya yang masih sangat cantik untuk seusianya. Netta jadi membayangkan bagaimana rupa laki laki yang memberinya tawaran kemarin?

"Siapa?" Tanya wanita paruh baya tersebut seraya memandang Netta dari atas ke bawah

Netta menundukkan kepalanya,tangannya memilin milin bajunya saat melihat wanita paruh baya tersebut memperhatikan penampilannya. Sekali lagi ia ingin mengumpat karna tak sadar diri siapa dirinya.

"Empttt" Netta memukul kepalanya sendiri saat sadar ia melupakan pertanyaan wanita tersebut

Netta kembali memukul kepalanya sendiri kala tak menemukan kartu nama yang laki laki itu berikan semalam,jemarinya masih terus menggeledah tas lusuhnya untuk menemukannya,namun hasilnya nihil,ia melupakannya.

"Maaf tante,saya lupa membawa kartu nama yang dia berikan semalem,dan bodohnya lagi saya juga melupakan nama panjangnya" ungkap Netta tak enak melihat wanita paruh baya tersebut terlihat bingung dengan tingkahnya.

"Tapi ini bener alamat rumah yang di berikan kok tan,seingat Netta akhirnya ada nama Christian" jelas Netta cepat,ia takut di tuduh berbohong karna tak membawa bukti apapun untuk kata katanya

"Dia? Christian?" Tanya wanita paruh baya tersebut yang langsung di jawabi anggukan antusias dari Netta

"Jadi keperluan apa kamu kemari?" Tanya wanita paruh baya tersebut langsung pada intinya

"Emttt,itu,"

Netta bingung,ia bingung harus menjawab apa?masak ia langsung bilang ingin menerima tawaran menjadi seorang istri?

"Kamu kenal saya?" Tanya wanita paruh baya tersebut yang langsung membuat Netta mendongak dan menggeleng

Sungguh,demi apapun ia tak berbohong soal itu,ia benar benar tak mengenali siapa wanita paruh baya di depannya,apa dia seorang artis?

Netta memasuki rumah tersebut saat wanita paruh baya tersebut menyuruhnya masuk,ia mengurungkan niatnya untuk melepas sepatunya kala lagi lagi wanita paruh baya tersebut melarangnya.

Matanya meneliti setiap ruangan yang dapat ia lihat dengan jelas lewat retina matanya,langkahnya terus berjalan pelan,matanya masih meneliti setiap hal yang dapat membuatnya takjub luar biasa.

"El" teriakan yang terdengar dari bibir wanita paruh baya tersebut membuat Netta sadar dan segera berlari untuk mendekati wanita paruh baya tersebut

Frank Leonard ChristianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang