Bagian 1

3K 344 58
                                    


"Argh, jinjja! Kenapa harus aku?"

Aku berteriak kearah rekanku yang satu ini, memperhatikan kotak makanan yang berada ditangannya. Kenapa harus aku? Mengantarkan makanan kerumah teman satu kerjaku yang memang tidak begitu jauh darisini. Tetapi tetap saja, daripada membuang tenaga mengantarkan makanan kerumah gebetan rekanku ini lebih baik aku pulang dan rebahan diatas ranjang sambil membaca manga yang baru saja kubeli.

Ah, tentang manga itu. Aku ingat dengan baik bagaimana perjuanganku mendapatkan manga itu, rebutan dengan para geng seperfujoshianku sampai kakiku lecet terinjak sepatu. Bahkan plastik pembungkusnya saja belum kubuka, ini yang membuatku tidak sabar untuk pulang kerumah dan membacanya.

Aku kembali merengek pada rekanku ini, memohon sekali lagi agar aku diberi peluang untuk bebas jadi perantaranya. Kalau suka tinggal bilang saja apa susahnya, urusan diterima atau nggak mah belakangan aja.

"Ayolah Suji-ah, bantu aku sekali ini aja. Besok kutraktir makan siang deh." Ujarnya.

Haish, aku menghela nafas. Merebut kotak makanan tersebut dan berjalan meninggalkannya.

Sesampainya diparkiran, aku meraih kunci mobil didalam saku sweater dan masuk kedalam mobilku. Menyalakan mesin dan langsung menancap gas. Melirik kotak makanan yang kutaruh dikursi samping, kembali merutuk dan berakhir setelah sampai didepan rumah temanku.

Aku keluar dari mobil sambil meneteng kotak makanan. Berdiri didepan pintu rumah yang tidak berpagar sembari memencet bel berkali-kali.

Pintu rumah dibuka, muncullah sang pemilik rumah dengan wajah bantalnya.

"Ck, kau menganggu tidurku. Ada apa datang kemari?" Tanyanya.

Heleh, seenak jidat berkata. Seharusnya aku yang mengomel disini, waktu istirahatku tersita oleh dua anak adam yang saling jatuh cinta.

Aku menyodorkan sekotak makanan kearahnya, memutar mata malas saat dirinya menatapku dengan tatapan bingung.

"Hoktal." Kataku.

Mia mengangguk, wanita blasteran itupun meraih kotak makanan digenggamanku. Mengucapkan terima kasih kemudian menutup pintu rumahnya.

Hey, apa-apaan itu! Benar-benar. Aku yang notabene sang perantara merasa terhina dengan perlakuannya seperti tadi, akan kutuntut si rambut keriting Hoktal itu. Dua mangkuk ramyeon kurasa tidak buruk.

Aku melangkah pergi meninggalkan rumah temanku, berjalan santai menikmati suasana kota disore hari. Hingga dua lelaki yang saling berdebat diujung sana membuatku mengerjapkan mata. Aku berlari menghampiri dua lelaki tersebut.

"Park Jimin-ssi?" Sapaku.

Jimin menoleh, menatap terkejut kearahku sambil tersenyum canggung.

"Oh, Noona. Sedang ada disini?" Tanyanya.

Aku tersenyum kearahnya, melirik Yoongi yang berdiri disampingnya.

Oh tunggu, Yoongi?

Omaigod! Mereka berkencan?

Jadi, kapalku kembali berlayar?

"Hai Oppa." Sapaku.

Yoongi sejenak melirik kearahku, menatap Jimin yang sedari tadi dirangkulnya kemudian mengalihkan pandangan kearah jalanan.

Begini ya rasanya bertemu dengan lelaki dingin ini, pantas saja semua rekan kerjaku suka sekali bergosip membicarakannya. Ada yang bilang Yoongi ini lelaki idaman, swag, hot dan masih banyak lagi.

"Aku baru balik dari rumah teman, kalian berdua sedang apa disini? Bukankah sedikit bahaya kalau kalian berkeliaran disini tanpa menggunakan masker?"

Jimin melirik Yoongi disampingnya, dapat kutangkap raut wajah khawatir yang ditujukannya pada lelaki yang sedang merangkulnya itu.

"Kencan."

Aku reflek membola, kencan katanya? Yatuhan, selamatkan jantungku yang kini sedang menari dan ingin melompat keluar dari sarangnya.

"Haha, jangan dengarkan kata Yoongi Hyung. Kami hanya sedang berjalan-jalan."

Aku mengangguk, tapi tetap saja tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jimin barusan.

"Hmm, Jimin-ssi. Apakah aku boleh mengambil foto kalian berdua? Kalian terlihat serasi, aku suka melihatnya."

Jimin tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk.

Aku tersenyum senang, merogoh ponsel didalam saku mantel dan membuka aplikasi kamera.

CEKREK!

"Selesai, gomawo. Aku pamit dulu Jimin-ssi, Yoongi Oppa."

Aku melambai kearah mereka, berlari menuju mobilku. Aku langsung membuka aplikasi instagram, dengan senyum yang masih tertahan akupun menekan tombol kirim yang terletak diujung layar.

yoontuminstar

❤💬↪️40 likes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤💬↪️
40 likes. 46 coment. 6 share.
yoontuminstar kencan. Ahhh, jantungku tidak baik saat ini.
View 40 coment...
yoonminworld oh my god! Ini serius? Astaga, kau dapat darimana foto ini?
mamanyaym Are you serious!? Oh my, thats so...🤧
babyjm YOOONMIIINNN!!1!1!
richdaddy kau dapat darimana foto ini? Apa ini real? Sungguhan? Aku masih tidak percaya!
mommyjimin Kau siapa sebernarnya!?
minieulala Yang benar saja!!!!




Aku terpekik bahagia, melihat komentar dan like yang beruntun diakun instagramku. Baru bikin akun kemarin dan sekarang sudah ada beberapa akun yang mengikuti akun shipper milikku.

Ini pasti karna kiriman yang aku posting belum pernah dimiliki mereka. Aku berjanji wahai teman sepershipperanku, aku akan selalu memberi kalian asupan dan makanan yang berlimpah demi kelangsungan hidup.













TBC.

Minie merasa ini story nggak ada bagusnya dan tida berguna:')

Bagi kakak2 yang mau akun instagramnya dicantumkan pas Suji mau Update, bisa coment dibawah nama akunnya apa.

Terkadang minie hilang ingatan buat cari nama2 akun:')

My Shipper - yoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang