23.

4.5K 92 17
                                    

Irdina diam.
Ia hanya diam memandangi wajah nathan yang damai akibat tertidur di sofa ruang tv nya saat ini. Setelah tadi irdina bersusah payah membopong tubuh nathan yang sudah pasti lebih besar darinya ke sofa itu.

Irdina rindu.
Entah sudah berapa lama wajah damai itu tak nampak dari penglihatannya. Wajah yang slalu menemaninya disaat sedih maupun senang. Wajah yang dulu slalu membuat lelucon garing tetapi tetap membuatnya tertawa. Wajah yang meninggalkan nya sendiri dengan luka yang masi ada dalam hatinya saat ini.

Irdina memang sudah memaafkan.
Tetapi apakah ia sudah meng ikhlas kan?
Apakah ia sudah melupakan?
Itu semua ia jawab dengan senyum tipis seraya menahan air matanya agar tidak jatuh dari pelupuk matanya.

Irdina bergerak menjauh
Karena ingin mengambilkan air minum untuk nathan jikalau ia terbangun nanti. Tetapi itu bukan alasan yang sebenarnya, irdina hanya tak mau nathan tau kalau ia masi menangisi dirinya. Tetapi usahanya gagal, ada tangan yang sigap menahan lengan irdina saat ia sedang berusaha pergi.

Itu tangan nathan.
Tangan itu menahan lengan irdina agar tak beranjak dari tempatnya. Tetapi mata nathan masi senantiasa tertutup.

"jangan pergi din"

Itulah yang nathan katakan.
Lalu tiba-tiba nathan menarik lengan irdina untuk jatuh kepelukannya. Irdina tak bisa menahan air matanya lagi.

"aku emang gak gentle jadi cowok din, aku ninggalin kamu waktu itu tanpa bilang apa-apa bahkan pamitpun engga. Tapi asal kamu tau aku ngelakuin itu karena aku gamau kehilangan kamu din, oma ngasi aku dua pilihan yang berat. Dan suka atau engga aku harus memilih antara dua pilihan itu. Aku ga pamit karena aku tau kalo aku liat wajah kamu waktu itu aku gabakalan jadi pergi. Dan aku tau itu akan semakin berat untuk kita berdua. Aku cuman mau kamu bahagia din. Walaupun sekarang keadaannya makin buruk karena kamu istri orang lain. "

nathan hanya tertawa hambar setelah mengatakan kalimat terakhir itu. Sementara irdina hanya bisa menagis melampiaskan kesedihannya di dada nathan.

" aku mau kamu bahagia din, dengan atau tanpa aku. Aku gamau liat kamu nangis gini apalagi nangis in aku. Aku gapantes kamu tangisin din, aku bukan orang yang baik kayak reno aku cuma seorang dari masalalumu yang ninggalin luka karena meninggalkanmu saat seharusnya aku ada disana bersamamu memperjuangkan hubungan kita saat itu. Tetapi aku terlalu takut untuk kehilangan kamu. Dan ternyata setelah  memutuskan untuk kembali lagi, aku benar-benar telah kehilangan kamu din, lebih kehilangan dari yang sebelumnya . " irdina mendorong tubuh nathan untuk menjauh tetapi nathan kembali mendekapnya.

" aku harap aku gak berutang penjelasan lagi tentang masalah kita dulu. Dan aku mohon kita perbaiki hubungan ini dengan jadi saudara maybe ? "
Irdina memdongakkan kepalanya untuk melihat wajah nathan. Ia seakan tak percaya dengan kalimat yang barusan nathan katakan. Irdina ingin sekali memperbaiki hubungan ini agar seperti dulu tapi apakah hati irdina mampu untuk melupakan perasaan itu . Dan semua kenangan yang telah mereka buat. Untuk melihat wajah nathan saja rasanya sudah tak sanggup.

"a..a..aku"ucap irdina terbata.

"walaupun kita emang saudara tapi perasaanku gk pernah berubah din. "

Cekrek (pintu terbuka)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband[VERY SLOW UPDATE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang