Seperti yang diminta Diba tadi, kini mereka sudah ada di tukang bakso.
Sambil menunggu pesanannya tiba, Diba mengetuk-ngetukan jarinya diatas meja. Gabut.
Sedang berpikir juga selain Doy, Jenna, Dejun, Somi dan dirinya siapa lagi yang ikut baksos besok? Apa Jaehyun tidak ikut?
“Jae, lo besok ga ikut?”
Jaehyun menoleh, “Ngga, besok kan keponakan gue ultah.”
“Lah sejak kapan lo punya keponakan?”
Lelaki itu berdecak, tangannya terulur untuk menoyor kepala gadis itu.
“Lo lupa pas dia lahir lo ada di sana onyon.”
Diba berpikir sejenak, sampai akhirnya ia terkekeh. “Lupa.”
Selain hobi tidur, Diba adalah orang yang pelupa, banyak berpikir hal hal ga penting sampai akhirnya otaknya itu capek dan kembali ke hobi awal yaitu tidur.
Pesanan datang. Mereka langsung menambahkan beberapa bumbu penyedap. Setelah itu langsung menyantapnya.
Karena lapar, akhirnya Diba menghabiskan satu porsi mangkuk bakso itu. Ia melihat kearah lelaki yang ada di depannya.
Ganteng. Demi apapun. Ganteng banget.
“Jae, kenapa ya gue kek gabut banget ikutan baksos.”
“Bukan gabut, lo itu punya sisi kemanusiaan yang besar. Mau seberapa malesnya lo, ya ujungnya pasti tetep pengen ngebantu orang.”
Diba mengangguk-anggukan kepalanya.
“Unik banget lo itu, Dib. Bisa banget bikin orang sekitar lo nyaman padahal sifat lo kadang absurd. Dan baik banget. Jangan kaget kalau banyak juga cowok yang ngantri dapetin lo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectus
FanfictionYuta memang ga sempurna, maka dari itu aku lahir untuk menyempurnakannya.