kursi roda

159 37 7
                                    


“Yudha Tanuja, panggil aja Yuta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Yudha Tanuja, panggil aja Yuta."

Diba tersenyum. “Gue Diba. Btw, gambar lo bagus.”

“Makasih.”

Hening. Diba tidak tau akan membahas topik apa. Dan juga Yuta sedang fokus melukis.

“Diba! Makanannya udah siap nih. Ajak tuh dia buat makan juga.”

Diba menoleh kearah Somi. Lalu mengangguk.

“Lo mau makan ga?” tanya Diba.

Yuta tak menjawab. Ia membereskan alat lukisnya lalu menggerakan roda dengan tangannya. Perlahan mulai meninggalkan taman.

Lah tu anak kenapa?

Tapi Diba mengikutinya. Ke lorong. Mungkin Yuta ingin ke kamar?

Yuta berhenti. Diba pun ikut berhenti. “Jangan ikutin gue.”

“Lo gaakan makan?”

“Ngga.”

“Yaudah, gue ikutin sampai kamar. Biar nanti makanannya gue anterin ke kamar lo. Lo harus tetep makan.”

Yuta tak menjawab. Ia menggerakkan lagi rodanya dengan tangan. Melihat itu, Diba segera membantunya mendorong kursi roda dengan kecepatan pelan.

Yuta pun tak menolak. Ia membiarkan saja kursi rodanya didorong oleh gadis itu.

“Asri banget lingkungannya.”

“Ya.”

“Yut, kok lo gamau makan sih?”

“Males.”

“Tiap hari ga makan gitu? nunggu ada yang bawain?”

Yuta mengangguk.

“Padahal enak makan bareng. Nikmatnya nambah.”

“...”

“Lo mau makan bakso deket sekolah gue ngga? Enak bang—”

“Stop. Ini kamar gue.”

Diba memberhentikan kursi rodanya. Melihat ke pintu yang didepannya bertuliskan nama lelaki itu.

“Oke. Yaudah masuk. Gue ambilin dulu makanannya.”

Diba pergi, sementara Yuta masih diam di depan kamarnya. Melihat punggung gadis itu yang mulai menjauh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PerfectusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang