One Day in the Airport

388 26 0
                                    

Kau tidak akan pernah tahu ke mana langkah yang kau pilih pagi ini akan membawamu pergi.

Tidak ada yang istimewa di pagi yang cerah tersebut, selain dua manusia yang kini tengah merasa jenuh dengan rutinitas mereka masing-masing dan bersiap untuk mengisi akhir pekan mereka dengan sesuatu yang dapat melenyapkan kejenuhan tersebut.

Adalah Lee Daeyeol, yang biasanya tetap bekerja bahkan di hari libur. Entah kenapa, minggu ini ia mulai penat dengan aktivitas kantor yang selalu dijalaninya, membuatnya memutuskan untuk mengambil cuti untuk berlibur ke sebuah tempat yang sudah lama tidak dikunjunginya. Ia bahkan sudah memesan tiket pesawat jauh-jauh hari. Dan pagi ini ia bersiap untuk memulai liburan yang sudah ia rencanakan tersebut.

Dan di sisi kota yang lain, Kim Sowon tampak sibuk merapikan isi kopernya. Ia sudah memilah baju dan barang-barang yang diperlukannya untuk berlibur sejak semalam. Gadis itu juga memutuskan untuk membawa anjing pudel peliharaannya, Meonji, di liburannya kali ini.

Sementara itu, musim dingin yang tengah melanda kota mengharuskan mereka berdua untuk mengenakan pakaian hangat dalam perjalanan mereka kali ini. Daeyeol lebih memilih untuk mengambil mantel secara acak, satu yang pertama kali ia lihat menggantung di lemari pakaiannya. Sedangkan Sowon sendiri telah mempersiapkan satu mantel tipis berwarna cokelat tua yang baru dibelinya dua minggu yang lalu.

Setelah semua persiapan telah selesai, Lee Daeyeol berangkat menuju bandara pada pukul 9, begitu juga dengan Kim Sowon. Di perjalanan, mereka sama-sama memandang langit biru yang membentang di atas mereka, sama-sama menikmati udara dingin yang pagi itu cukup menusuk tulang ketika mereka telah tiba di bandara.

Namun mereka berdua melangkah dari arah yang berbeda.

Hingga kemudian, langkah yang mereka ambil membawa mereka pada satu titik pertemuan di mana akhirnya Lee Daeyeol dan Kim Sowon saling bertukar pandang di tengah ramainya lalu lalang manusia di bandara tempat mereka berada sekarang.

Lee Daeyeol, mencoba melempar senyum yang ia miliki saat ini pada gadis yang sudah tidak ia temui sejak dua tahun yang lalu tersebut. Bertolak belakang dengan senyuman tersebut, kedua netranya kini seakan diselimuti awan mendung, membuatnya semakin kelam.

Kim Sowon sendiri tak bergerak, seakan membeku akibat cuaca dingin yang menyelimuti kota. Kedua netranya melebar, seakan tak menyangka akan menemui lelaki jangkung tersebut di tengah ribuan manusia yang mungkin ada di bandara tersebut.

"Kau memilih warna pakaian dengan baik." Daeyeol sebenarnya ingin tertawa melihat warna pakaian mereka saat ini yang nyaris sama – cokelat muda dan cokelat tua, sama-sama berwarna cokelat, namun ia urung melakukannya saat melihat tatapan dingin yang diberikan gadis berkaki jenjang itu padanya.

"Aku tahu kau akan ke sini, Kim Sowon." lelaki itu tidak percaya ia akan kembali menyebut nama gadis itu lagi setelah sekian lama dan melihat kembali bagaimana kedua pipi berwarna putih pucat itu bersemu merah karena udara dingin, salah satu hal yang Daeyeol sukai dari Sowon.

"Bagaimana kau bisa..."

"Kau akan ke Jepang kan?"

Sowon tampak mengerjapkan matanya, sebelum akhirnya mengangguk walaupun ia kembali bungkam setelahnya.

"Pergi bersama Meonji?" Daeyeol melirik tas besar yang dibawa Sowon, sebuah tas yang biasanya digunakan untuk membawa hewan peliharaan.

"Tentu saja, aku tidak bisa meninggalkannya sendirian."

"Kau tidak pergi bersama Jung Taekwoon?" ada keraguan yang sebenarnya tersirat dalam pertanyaan itu. Entah kenapa, Daeyeol masih belum bisa mendengar nama sang gadis dan juga lelaki yang disebutnya baru saja bersanding bersama.

Walaupun ia sendiri yang mengucap nama tersebut.

"Dia... tidak lagi bersamaku," sebuah pengakuan yang keluar dari bibir merah muda gadis Kim tersebut sempat membuat jantung Daeyeol serasa terhenti sesaat, "aku hanya punya Meonji sekarang."

Lee Daeyeol bisa melihat kesedihan terpancar dari wajah gadis yang dulu pernah mengisi hari-harinya tersebut. Namun kata-kata bernada dingin yang terus Sowon ucapkan padanya saat ini seakan membuatnya yang ingin menghapus kesedihan tersebut tertahan oleh sebuah dinding es tipis.

Gadis itu tak lagi memberinya kata-kata yang dapat menghangatkannya di tengah bekunya udara kota seperti dulu.

Kim Sowon tampak akan melangkah pergi meninggalkan tempatnya berdiri saat ini. Kepalanya tertunduk seakan tak ingin melihat Lee Daeyeol lebih lama lagi. Namun dengan cepat, tangan panjang lelaki itu berhasil meraih lengan sang gadis, menahannya untuk tetap berada di tempatnya barang sedetik saja.

"Kau masih punya aku."

Lee Daeyeol sebenarnya tidak ingin menumbuhkan harapan pada gadis itu. Ia sadar, ialah yang membuat sang gadis pergi meninggalkannya. Namun ia juga sadar, bahwa ia masih membutuhkan kehadiran gadis itu dalam hidupnya.

"Kau harus memulai hidup baru, Lee Daeyeol." Kim Sowon mencoba melepaskan genggaman Daeyeol di lengannya, namun lelaki itu justru mempererat genggamannya.

"Dan menyesali 'hidup baru' itu seperti yang kau lakukan sekarang? Tidak. Aku tidak akan pernah melakukannya."

"Ini tempat umum, berhentilah bersikap seperti ini!" geram Sowon yang kini berhasil melepaskan diri. Daeyeol bisa menangkap mata basah yang ditampakkan gadis bersurai cokelat tua pudar tersebut sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan lelaki tersebut.

Perlahan, Kim Sowon mulai menghilang di antara banyaknya manusia yang ada di bandara tersebut. Lee Daeyeol sendiri kemudian merogoh saku mantelnya, mengambil ponselnya, dan mulai mengetik sesuatu di sana.

Ia tahu, gadis itu masih menggunakan nomor lamanya.

Aku juga akan pergi ke Jepang. Sampai jumpa di tempat kita pertama bertemu dulu, Kim Sowon.

* * * *

Author's Note

I actually posted this story on my Twitter acc as mini fiction and then decided to post the complete version here.

"Giraffe Couple" Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang