Entah sudah berapa kali Kim Sojung menghembuskan napas kasar di depan jendela pesawat yang tengah dinaikinya saat ini dalam perjalanannya menuju Pulau Jeju.
"Kacanya akan berembun kalau kau terus meniupnya seperti itu, Kim Sawon."
Dan entah sudah berapa kali gadis itu menahan diri untuk tidak melempar sumpah serapah pada lelaki yang kini duduk di sampingnya.
"Aku tidak meniupnya..."
"Tapi kau terus membuang napas di dekatnya."
Sojung hanya bisa memutar bola matanya dan kembali memusatkan perhatiannya pada kaca jendela di samping kanannya yang menampakkan bentangan langit biru yang dihiasi gumpalan-gumpalan putih.
Langit hari ini cukup cerah, tapi kenapa ia sama sekali tidak merasa senang?
Kim Sojung harus merelakan waktu akhir pekannya kali ini untuk mengikuti kegiatan kantor di Pulau Jeju. Rencananya, ia dan juga seniornya di bagian Public Relation, Lee Daeyeol, akan mewakili kantor cabang Seoul dalam pertemuan tahunan perusahaan.
Padahal dia sudah merencanakan kegiatan akhir pekan bersama teman-temannya sejak jauh-jauh hari. Sekarang sirna sudah keinginannya untuk bersenang-senang. Ditambah lagi dia harus terjebak selama 3 hari 2 malam bersama senior yang dia anggap menyebalkan tersebut.
Bukan, Lee Daeyeol bukanlah tipe senior yang suka menggoda junior-junior cantik dan meminta nomor telepon mereka. Dia adalah tipe senior yang akan membuat junior mengerutkan kening karena cara bercandanya yang kaku dan aneh.
"Bukan hanya kau saja yang merasa kesal karena harus mengikuti pertemuan ini, Kim Sawon." ucap Daeyeol kemudian, yang sedari tadi sibuk membaca majalah bisnis yang dibawanya.
"Bukan urusanku." gumam Sojung.
"Baiklah, bukan urusanmu. Tapi paling tidak, lihat sisi baiknya. Kau bisa melihat keindahan Pulau Jeju secara gratis dengan dinas kantor ini."
"Tapi tetap saja, datang ke sini karena urusan kantor bahkan di akhir pekan bukanlah pilihan bagus."
"Tidak ada yang menyuruhmu memilih. Ini adalah sebuah keharusan. Kalau kau tidak mau mengikuti kegiatan kantor, kenapa kau melamar di perusahaan ini?"
Sojung benar-benar sedang tidak ingin berdebat dengan Daeyeol. Ia memilih memalingkan wajahnya dan kembali menghela napas panjang, menunggu pesawat segera mendarat sehingga ia bisa sedikit terbebas dari omong kosong seniornya tersebut.
* * *
"Kenapa bukan Sajangnim saja yang datang di pertemuan ini? Bukankah orang-orang yang datang nanti juga berasal dari para petinggi Dalbit Group?"
Kini Kim Sojung dan Lee Daeyeol telah tiba di Jeju. Setelah mengambil barang bawaan mereka di bagasi, keduanya langsung menaiki taksi menuju hotel yang telah dipesan kantor untuk mereka berdua.
"Hari ini tepat 5 tahun kematian ibu Shin Sajangnim," jelas Daeyeol ketika ia dan Sojung telah berada di dalam taksi, "ibu beliau sangat berperan besar dalam kesuksesan Sajangnim membangun perusahaan hingga seperti sekarang. Beliau akan rela melewatkan apa saja untuk menghormati ibunya."
Sojung hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap kaca jendela lagi. Diam-diam ia merasa tidak enak karena sempat merutuki atasannya tersebut.
"Lagipula kau bisa membuktikan kemampuanmu sebagai staf Public Relation nanti di hadapan para petinggi Dalbit Group. Siapa tahu saja setelah ini kau diangkat jadi kepala divisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
"Giraffe Couple" Story Collection
FanfictionThe collection of story in Bahasa casted by Lee Daeyeol of Golden Child and Kim Sojung a.k.a Sowon of GFriend. I called them "Giraffe Couple" since they are the tallest in their group.