Night Talk

114 16 1
                                    

Kim Sowon tahu, tidak semua hari akan berjalan sesuai rencananya.

Malam itu, setelah masuk ke kamar apartemennya, gadis bertubuh jangkung itu langsung melepas sepatu hak tinggi hitam yang dikenakannya dan melemparnya ke sembarang arah. Mulutnya terus menghembuskan napas penuh keluhan yang ia tahan sejak tadi.

Hari ini sungguh melelahkan.

"Paling tidak aku sudah di sini..." Sowon menjatuhkan tubuhnya di atas sofa merah kecil miliknya, meluruskan kedua tungkai panjangnya yang merasa lelah hanya dengan berjalan dari basement hingga ke lift menuju lantai 9 tempat di mana kamarnya berada.

Gadis Kim itu mencoba memejamkan kedua matanya, ingin melupakan apa yang terjadi seharian ini. Namun nada dering dari ponsel yang masih tersimpan di tas tangannya membuat kedua matanya urung terpejam.

"Apa kau sudah tidur?"

Suara yang terdengar ketika Sowon menerima panggilan yang masuk tersebut justru membuat gadis itu menggigit bibir. Rasa kesal yang sejak tadi ditahannya seakan tak bisa terbendung lagi.

Tapi ia ingin terdengar baik-baik saja.

"Aku baru saja tiba di apartemen."

"Semalam ini? Seharusnya kau bilang padaku, jadi aku bisa menjemputmu di kantor tadi."

Sowon terkekeh, "Tidak perlu. Kau pasti lelah mengajar seharian."

"Tidak juga. Tugasku hanya menyampaikan apa yang tertera di layar proyeksi dari tempat dudukku."

"Dasar pemalas."

"Jadi, bagaimana harimu, Nona Kim?"

Kim Sowon tidak langsung menjawab. Suara yang tengah berbicara dengannya tersebut seakan tahu jika suasana hatinya sedang buruk. Setiap ia merasa ada sesuatu yang mengganggu pikiran dan hatinya, si pemilik suara tersebut pasti tiba-tiba akan meneleponnya seperti ini, walaupun ia tidak mengatakan apa masalahnya.

"Hariku... entahlah..."

"Ada apa?"

Sowon terdiam sesaat. Pada akhirnya emosi yang sejak tadi ia bendung kini mengalir lewat bulir-bulir air matanya. Ia selalu seperti ini, sekeras apapun ia mencoba terdengar kuat bagi lelaki yang kini berbicara dengannya tersebut, tetap saja ia tak bisa menahan perasaannya sendiri.

"Aku takut... Sepertinya mereka tidak akan melanjutkan kontrak kerjaku jika aku terus seperti ini..."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Kesalahanku cukup banyak hari ini, dan aku... tidak bisa memenuhi target yang ditetapkan... Aku benar-benar tidak bisa diandalkan."

"Kesalahan itu wajar. Lagipula ini bukan bidang yang kau kuasai ketika sekolah dan kuliah dulu. Kau sedang belajar. Lagipula kau baru berada di kantor itu beberapa bulan saja."

"Tapi pegawai yang lain bekerja dengan baik..."

"Kau harus bisa menunjukkan bahwa dirimu juga bisa bekerja dengan baik, Sowon-ah. Lagipula, jika mereka tak melanjutkan kontrakmu, kau sudah mendapat tawaran untuk membantu Yoo Jiae di butiknya kan?"

Sowon teringat, ia sempat mendapat tawaran bekerja di butik milik seniornya ketika kuliah dulu sebelum ia bekerja di kantornya sekarang. Namun ia menolaknya karena sudah terlanjur masuk ke tahap wawancara.

"Apa tawaran itu masih berlaku?"

"Kau adalah seorang jenius di bidang fashion, Sowon-ah. Jiae tidak akan rugi memilikimu di butiknya."

Akhirnya, ada garis senyum yang kini terulas di wajah Kim Sowon. Segala kekhawatirannya kini berkurang.

"Aku akan bertanya pada Jiae untuk lebih jelasnya."

"Aku akan menanyakannya sendiri."

"Baiklah."

Keduanya kini terdiam, membuat Sowon sempat termenung beberapa saat sebelum kemudian kembali berbicara.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Meneleponmu?"

"Bukan! Sebelum itu."

"Ah, aku baru saja pulang dari mini market untuk membeli ramyeon instan dan kopi."

Sowon mendengus, "Bisakah kau makan makanan yang lebih sehat, Lee Ssaem?"

Terdengar suara kekehan dari seberang panggilan, "Aku tidak bisa menolak kenikmatan kuah ramyeon dan aroma kopi."

"Sabtu malam besok akan ku bawakan makan malam untukmu."

"Baiklah, aku akan menunggumu."

Sowon tersenyum. Perasaannya kini terasa lebih baik dari sebelumnya setelah berbicara dengan lelaki tersebut. Ia berniat mengucap terima kasih sebelum kemudian lelaki itu berbicara lebih dahulu.

"Aku punya hadiah kecil untukmu. Tunggu sebentar."

"Hadiah?" Sowon mengerutkan kening ketika panggilan tersebut tiba-tiba terputus, "Oh, kenapa ia memutus panggilannya?"

Ia akan mengetik pesan untuk lelaki tersebut, menanyakan apa yang sedang terjadi. Namun kemudian satu foto muncul di kolom percakapan, membuat Sowon tertawa geli.

 Namun kemudian satu foto muncul di kolom percakapan, membuat Sowon tertawa geli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak bisa menghiburmu secara langsung, jadi, ini...

Omong-omong, sudah seminggu lebih kita tidak bertemu, aku merindukanmu ㅠㅠ

Kau terlihat sangat manis dengan wajah kucing itu ㅠㅠ

Aku sudah cukup terhibur dengan mendengar suaramu ❤

Maaf aku terlalu sibuk ㅠㅠ

Aku akan datang Sabtu malam. Aku akan memasak makan malam spesial untukmu.

Kali ini biarkan aku menjemputmu di kantor.

Baiklah, Lee Ssaem ❤

* * * *

"Giraffe Couple" Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang