11

982 75 17
                                    

Ruangan bawah tanah istana Isaiah bergetar. Perlahan-lahan, dinding dan langit-langit ruangan runtuh. Isaiah tampak tidak sadar—tapi tidak dengan aku.

Tentu saja, Jaemin. Tanah dan bumi adalah elemen serigala.

Aku melihat tangan Natalia bergerak dibelakang punggungnya, lalu aku merasakan sesuatu yang dingin hampir menancap tangan dan kakiku.

Tentu saja, pisau es milik Natalia.

Seketika, rantai panas yang mengikat kaki dan tanganku membeku—lalu pecah seiring dengan runtuhnya pilar dipinggir ruangan.

"Katherine, cepat!" aku melihat Isaiah marah melihat istananya yang runtuh. Ia berubah menjadi wujud aslinya—iblis bertanduk tiga.

Aku meraih tangan Jaemin lalu berdiri sebelum puing-puing yang berjatuhan menimbunku dan membuat badanku remuk.

Aku melihat Natalia—lehernya sudah diikat dengan rantai yang jauh lebih besar dari rantai yang tadi mengikat kaki dan tanganku. Aku berseru. Cairan magma keluar dari sela-sela lantai yang retak.

"Natalia!" Jaemin menahanku menghampiri Natalia—begitu juga dengan Jeno. Aku menatap mereka berdua bergantian—meminta izin untung menghampiri Natalia yang sekarang terangkat diudara. Tapi mereka hanya menggeleng pasrah.

Natalia terlihat melempar sesuatu, tak lama sesuatu yang bercahaya melayang diudara—menuju kepadaku.

Aku langsung menangkap batu berwarna merah yang dilempar Natalia lalu menaruhnya didalam kantong celana.

Lalu Natalia terlihat melempar beberapa bibit kesekitarnya, lalu jarinya menghitung mundur

Lima,

"P—pergi—"

Empat

"D—d—dari"

Tiga

"Katherine, ayo!"

Dua

"S—sini."

Satu.

Aku, Jaemin dan Jeno berlari sekuat tenaga keluar dari istana Isaiah—sebelum istananya meledak dan hancur.

••●══════••●۩۞۩●••══════●••

Aku menabur kelopak bunga Mawar Lincoln diatas sepetak tanah yang sudah ditanami Tumentia disekitarnya.

"Here lies the soul of Natalia Ophelia Rose, the ancestor of Roman Aegeus Rose"

Aku menunduk, menatap sepetak tanah yang dibuat untuk mengenang Natalia—walaupun jantungnya belum ditemukan sampai sekarang.

Kami berhasil kembali ke Rose Manor membawa kabar duka bagi semua orang di Rose Manor dan klan vampire.

Jaemin juga kembali kerumahnya, dan Jeno tetap disini karena jujur dia tidak punya rumah untuk pulang selain Rose Manor.

Setelah acara pemakaman Natalia, aku dan Jeno kembali ke Rose Manor. Aku berdiri menatap halaman Rose Manor dari balkon kamarku dan Jeno.

Seketika aku mengingat sesuatu—aku meraih kantong celanaku.

"Hey" aku menoleh—itu Jeno. Aku hanya tersenyum sendu. Aku membuka kepalan tanganku—menunjukkan barang yang diberi Natalia ke Jeno.

"Kamu tahu ini apa?" Jeno menggeleng. Aku pun juga tak tahu ini apa. "Tanya tante Elina?" aku hanya mengangguk lemah.

"Jadi, apa habis ini?" aku hanya menatap Jeno tak mengerti. "Aku bukan bagian dari kalian" Jeno ikut menatap halaman Rose Manor.

"Tidak, Jeno." aku menggeleng. "Walaupun kamu tadinya manusia, atau selama ini memori kita berdua palsu, kamu tetap bagian dari hidupku" aku mengikuti titik pandang Jeno.

"Aku masih nggak percaya kamu ternyata pacaran sama Jaemin." aku terkekeh tanpa suara. "Pernah—dan ya aku juga nggak percaya kamu pernah temenan sama Jaemin"

"Aku dan Jaemin bahkan lebih dari teman" aku menatapnya aneh. "Eh, bukan gitu maksudku—maksudnya, aku dan Jaemin lebih dari kawan. Kami keluarga" aku hanya mengangguk kecil.

"Mungkin kamu inget, beberapa orang yang sering main sama Jaemin dan aku" aku mengangguk. Ya, aku masih ingat mereka.

"Haechan, Jaemin, aku dan Renjun. Kami memanggil diri sendiri Mahakarya." Jeno terkekeh. "Mahakarya, tau nggak filosofi dibelakang nama Mahakarya?" tanya Jeno. Aku menggeleng.

"Kalau menurut kamus, Mahakarya artinya karya gemilang." aku mengangguk, mendengarkan penjelasan Jeno. "Dan kami semua, karya gemilang papa, HAHAHAHA"

Aku memutar mataku melihat Jeno yang masih tertawa karena penjelasannya sendiri. Selama ini, aku baru pertama kali melihat Jeno terlihat benar-benar bahagia.

"Katherine" aku menoleh menatap Jeno yang ternyata sudah sedari tadi menatapku. "Kalau kamu ajak balikan, kayaknya Jaemin masih mau"

































The End.

Vote right now!

ephemeral «lee jeno»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ephemeral «lee jeno»

ephemeral
(n.) yang tidak kekal, yang berlangsung sebentar saja, yang lekas berlalu.

) yang tidak kekal, yang berlangsung sebentar saja, yang lekas berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mahakarya «00 line»

Mahakarya.
(n.) kawan, keluarga, karya gemilang papa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

everlasting «na jaemin» √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang