hari pertama

101 40 28
                                    

Menunggu adalah cara ku untuk menumbuhkan rasa sabar. Ya, bersabar adalah kunci untuk meraih kesuksesan yang hakiki. Ya.. harus cukup banyak beristighfar menunggu kendaraan umum untuk mengantarkan ku, adik ku, teman teman untuk menuntut ilmu ke sekolah nya masing-masing, kami menunggu didepan gang yang sudah langsung terpapar dengan jalan besar( jln Ahmad Yani) berharap kendaraan umum cepat datang membawa kami untuk meraih masa depan yang jauh lebih baik.

Tidak lama ku lihat dari kejauhan sudah nampak mulut kendaraan umum yang berwarna hitam, berjalan menuju hamparan aspal yang dingin karena terkena embun pagi. Semua mata tertuju ke pada kendaraan umum, seakan akan seperti artis yang diidolakan akan datang menghampiri mereka, harapan mereka pun terkabul. Kendaraan umum itu berhenti pas disamping kiri mereka, tanpa berpikir panjang, tanpa memilih-milih, tanpa basa basi kami langsung bergegas menaikinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7:25 WIB, hati ku mulai menggerutu, pikiran udah entah kemana mana, didalam kendaraan umum itu cuma tinggal aku dengan ibu-ibu yang mau belanja di pasar, adik dan teman teman ku sudah sampai deluan dipinggir pagar sekolah mereka masing masing. Hati mulai deg-degan saat jam yang ku kenakan mulai berjalan dengan sangat cepat, pikiran mulai kacau ingin rasanya menjerit ke sopir kendaraan umum itu"Wak cepat sedikit bawak nya, ini mobil kan bukan kura-kura, lamban sekali!" Hanya aja suara itu terurungkan, tak terdengar di telinga sopir kendaraan umum itu juga tidak ibu- ibu yang ingin pergi belanja. Itu hanya suara emosi yang ada didalam hati ku, mereka bertengkar dipikiran ku, tapi aku masih cukup mampu untuk mengendalikannya. Jika saja belum habis kesabaran ku.

Sekian lama duduk di bangku kendaraan umum itu, sekian lama berharap agar cepat sampai, sekian lama pikiran ku entah mengambang kemana-mana akhirnya kendaraan itu berhenti di pinggir bibir jalan sekolahku, aku langsung turun. Merogoh kantong untuk mengambil uang ongkos ku, dengan terburu-buru, sampai sampai aku lupa mengucapkan terima kasih karena pikiran ku udah kacau balau. Aku takut masuk terlambat kesekolah.

Kaki ku bergerak tanpa irama, seperti berlari kecil-kecil menyelusuri jalan aspal yang panjang, jarak jalan besar lumayan jauh dari tempat sekolah ku sehingga aku harus berjalan lagi untuk menuju kesekolah. Sambil melangkah dengan kekuatan lumayan agak cepat aku melirik jam tangan yang dari tadi sudah berputar-putar, bahkan sudah berpindah anak panahnya, ya tentu saja, jarum panjang nya sudah lima menit meningkat 7:30 dan itu artinya sebentar lagi gerbang menuju masa depan akan segera di tutup, aku langsung menambah kekuatan kaki ku. Berlari. Ya Berlariii...
Tiba di mulut pagar sekolah pak satpam hampir saja menutup seluruh gerbang menuju masa depan itu, Untung saja aku tepat waktu. Memegang gerbang itu, menahan nya agar tidak tertutup.

"Pak satpam tunggu sebentar, jangan ditutup dulu( sambil mengontrol nafas yang dari tadi sudah tersendat sendat akibat berlari)"

"Baik nak, silakan masuk(sambil tersenyum tipis)"

"Terima kasih pak(tersenyum)

Aku segera masuk ke gerbang yang penuh dengan ilmu pengetahuan itu, berjalan menyelusuri koridor kelas-kelas kak letting, dengan rasa bersyukur, akhirnya aku tidak terlambat. Pas sekali waktunya, aku menarik nafas panjang panjang dan mengeluarkan nya dengan rasa lega. Sepanjang koridor kelas kak letting mulai terlihat sepi, pasalnya bel masuk telah berbunyi. Itu menandakan bahwa seluruh yang ada di dalam lingkungan sekolah harap masuk ke kelasnya masing-masing, hampir sudah tidak terdengar lagi ocehan ocehan, mengosip, bahkan tidak ada lagi yang duduk didepan kelas. Sempurna. Sekolah itu seketika menjadi hening.

Kaki terus berjalan dan melangkah mencari kelas baru, tiba tiba kaki ku tersandung dengan kaki seseorang yang sedang duduk didepan kelas.

"Duhhh.. Untung saja aku tidak terjatuh( bergumam didalam hati) langsung melihat kearah sumbernya"

"Maka nya kalau jalan lihat pakek mata" (dengan tatapan sinis, sambil memegang selembar kertas)

"Seharusnya kamu yang mintak maaf bukan malah berkata seperti itu(dengan nada ditekan)"

"Kaki gue gak pernah salah, yang salah lu"

"Kamu yang salah, seharusnya kamu masuk kedalam kelas bukan malah duduk didepan kelas gini dan menghalangi orang yang berjalan"kata ku"

"(Dia berdiri dari bangkunya dengan tatapan yang tajam, seperti harimau yang ingin memangsa seekor keledai)" itu bukan urusan mu"
Dia langsung pergi begitu saja, tanpa ada rasa bersalah.Tanpa berdosa sedikit pun. Badan nya semakin menjauh dari mataku bahkan hanya dalam hitungan menit dia sudah menghilang. Tapi tidak dengan perkataan nya yang membuat ku penasaran siapa dia..?

"Siapa laki laki itu?(bergumam didalam hati), pikiran ku langsung menepis tentang pertanyaan siapa laki laki tersebut. Aku tak perluh memikirkan nya, itu bukan hal yang penting.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siapa laki laki tersebut...?
Ayooo jika kalian penasaran jangan sampai putus baca nya ya

Jangan lupa kasih saran dan komentar nya ya teman😊
Satu kata dari kalian sangat berharga lo buat aku yang baru belajar menulis ☺️
Jangan pernah bosan bacanya 😉

Aku Cctv MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang