merindu

41 19 36
                                    

Merindu

Malam begitu pekat, langit tak bercahaya, seperti pertanda akan turun nya hujan. Mata masih memfokuskan ke buku harian yang hampir dua tahun enggan disentuh, berdebu, kusam penuh kenangan. Pikiran mulai beroperasi serius membuka luka rindu yang tak kunjung sembuh, lukanya belum kering juga sampai malam ini.

Bayangan yang dulunya memenuhi setiap ruang waktu ku kini menjadi hambar, sepi, senyap. Suaranya masih terdengar sama seperti dua tahun silam, lantunan ayat ayat suci Al-Quran begitu merdu diucapkan. Selawatan-selawatan yang dilontarkan selalu membuat ku merasa tenang dikala risau. Ku buka satu persatu lembaran buku kenangan masih ada tertera nama mu disana yang selalu aku banggakan dikala sunyi, yang selalu aku banggakan ditengah malam dan ku sebut nama nya diujung doa. Rindu.

Tiba-tiba suara messenger menghentikan lamunan ku

"Asti tadi aku dapat pesan dari Buk Rosmina beliau bilang dia mau kamu mencatat semua nomor HP teman-teman besok, kalau udah dapat langsung kasih sama ibu, termasuk nomor Andre ya😋" pesan dari Lia

"Lia yang baik dan cantik, kamu mau kan bantuin aku"

"Oke aku bantu tapi nomor Andre kamu yang minta sendiri ya, bagaimana setuju?"

"Tapi Lia!"

"Yang jadi sekretaris siapa Asti? yang ibu suruh siapa Asti?"

"Tapi kan kamu yang jadi kan aku sekretaris Lia!"

Cuma di Read

" Lia balas dong"

Cuma di Read

"Males kali minta nomornya dia" (bergumam dalam hati) semoga aja besok ada keajaiban kalau si ego besar gak akan datang kesekolah. Aamiin.

Mata tak sanggup lagi membuka kenangan lama, rintikan hujan pun mulai berjatuhan satu persatu, suara loteng pun mulai terdengar ramai dengan tetesan air hujan. Akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat di kasur yang begitu aku rindukan di siang hari, memeluk guling sebagai teman tidur dan beristirahat dengan tumpukan tumpukan imajinasi tentang Dia yang ku rindu..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Alarm terlalu lamban membangunkan ku, kala cepat dengan mama ku atau aku yang memasangnya tidak tepat waktu, atau aku yang keliru tapi yang jelas aku bangun terlalu pagi menurutku.

Jam 07:00. Aku sudah siap bertempur untuk mendapat kan ilmu disekolah, hari ini aku lebih awal pergi sekolah karena takut terlambat seperti kemarin, hari ini aku tidak pergi dengan adik ku melainkan dengan teman rumah sekaligus udah aku angkat menjadi sahabat ku sejak kecil, sebenarnya kami bertiga bersahabat. Namun karena ada prihal yang membuat kami berpisah dengannya. Tapi ya sudahlah gak usah dibahas kalau jodoh pasti akan jumpa kembali "berusaha menenangkan diri dengan kata kata sendiri "jodoh"

"Asti cepatan udah kesiangan aku ni", jeritan Ria memenuhi setiap ruang rumahku.

"Mah, Yah, aku pergi deluan ya Ria udah jemput. "Sambil merebut tangan ayah dan Mama dari meja makan dan langsung bersalaman.

"Makan dulu Asti.." seru Mama

"Ya nanti serapan nya di kantin Ma, asallammualaikum"

"Lama banget sih Asti" mulai kesal

"Iya iya maaf Ria"

"Ya udah pegangan, jatuh pula nanti kalau gak pegangan."

"Jangan kencang-kencang" seru Asti

"Iya tenang aja"

Kami menyelusuri jalan yang masih ada tersisa becek karena habis hujan semalaman, udaranya pun masih terasa dingin.

Aku Cctv MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang