3.

5K 179 2
                                    

Vino terus menyesap bibir merah Cinta, rasa rindunya mengalahkan akal sehatnya. Cinta memukul pelan dada bidang Vino, sehingga tautan bibir mereka terlepas.

Cinta mengelap bibirnya yang bengkak dan basah, menggunakan telapak tangannya. mereka hanya saling terdiam, keduanya bingung ingin mengatakan apa.

"Maafkan aku!" ucap Vino membuka percakapan.
"Kenapa tuan mencium saya?" akhirnya pertanyaan itu di lontarkan Cinta.
"Apa kamu tidak mengingat ku?!" Cinta menatap ke arah Vino.

Tampak raut wajah bingung yang terlihat di diri Cinta. "mengingat? maaf maksudnya?" Cinta bertanya memastikan dengan apa yang di dengarnya.

"1 tahun yang lalu, dimana dua anak manusia berbeda jenis kelamin, menghabiskan malam bersama." Vino berjalan mengitari tubuh Cinta.

"Sih pria tulus menolong seorang wanita mabuk, yang ingin di perkosa oleh seorang pria kurang ajar." Cinta mendengarkan apa yang Vino katakan.

"Begitu bahagianya sih pria penolong ini, saat mengetahui wanita mabuk itu adalah wanita yang sangat di cintainya, akhirnya sih pria mengambil kesucian wanitanya. dan...," Vino menggantungkan ceritanya, membuat Cinta penasaran.

"Dan...?" ucap Cinta memancing agar Vino melanjutkannya.
"Hahaha, kamu penasaran sayang?" goda Vino mengedipkan sebelah matanya.

"Kamu mau dengar kelanjutan ceritanya gak?" gantian Vino yang memancing Cinta.
"Tidak juga," jawab Cinta santai.
"Ok fine, tidak masalah!" Vino kembali duduk di kursinya.

Cinta masih berdiam di tempatnya dalam posisi berdiri, sejujurnya ia masih penasaran kelanjutan ceritanya. bukannya Cinta tidak tahu arti cerita itu, karena sebenarnya pemeran utamanya adalah dia.

Dialah sih wanita mabuk itu, tapi yang tak membuatnya mengerti adalah sih pria penolong itu? apakah ini artinya pria itu pemilik perusahaan ini, pria yang ada di depannya ini.

Cinta menutup mulutnya karena kaget, ia tidak menyangka jika takdir akan mempertemukannya lagi, Vino melihat ekspresi Cinta.

"Apakah kamu sudah mengingatnya honey?" Cinta menggeleng.
"Benarkah itu?"
"Apakah saya di terima bekerja di perusahaan ini Tuan?"
"Tentu saja! kamu sudah mulai bisa bekerja besok." Cinta mengangguk.
"Kalau begitu saya permisi, terima kasih tuan." Cinta mendekat dan mengulurkan tangannya pada Vino.

Vino menerima uluran tangan itu, dan sedikit mengelus lengan Cinta, ada perasaan berdesir saat tangan mereka bersentuhan.

Cinta menyudahi tautan tangan mereka, dan berbalik berjalan ke arah pintu keluar. setelah keluar kaki Cinta terasa lemas, ia terlalu kalut saat mengetahui kenyataan saat ini.

Jantungnya berdetak cepat, ia memegangi dadanya yang terasa nyeri. menatap kembali ke arah pintu, Cinta benar-benar tidak menyangka bertemu lagi dengan dia.

Vino menelpon Zaid tangan kanannya, ia memerintahkan Zaid untuk membuntuti Cinta, Vino ingin mengetahui semua yang terjadi pada Cinta dari setahun yang lalu.

Ia tersenyum menang, dan mengambil sebatang rokok untuk ia hisap. "Akhirnya kamu kembali sayang." dihembuskannya asal rokok sehingga nampak menggempul.

💐💐💐💐💐

Zaid membuntuti Cinta sampai rumah, di lihatnya rumah itu, dan Zaid menelpon bosnya.
"Aku sudah menemukan dimana wanita itu tinggal," lapor Zaid pada Vino.
"Kerja bagus." ucap seseorang di seberang telepon.

Klik.

Zaid mematikan sambungan telepon, ia tersenyum senang, karena mulai sekarang bosnya tidak akan galau lagi.
Cinta benar-benar candunya, benar-benar hidup dan segala-galanya bagi Vino.

Sial sekali bagi Zaid, ia menabrak seseorang, Zaid keluar dan melihat orang itu. terkejut Zaid saat melihat seorang wanita yang di tabraknya, lebih parahnya lagi masih pelajar SMA.

"Maafkan aku nona, apa kamu terluka?" Zaid memeriksa tubuh gadis itu, yang ternyata gadis itu adalah Alissa, adik kandung dari Cinta.
"Tidak apa-apa Tuan, hanya lecet saja." jawab Alissa mendongak melihat wajah Zaid.

Wajah tampan Zaid mampu menghipnotis Alissa. "sebaiknya kita ke rumah sakit aja nona." Alissa benar-benar tersipu dengan perhatian Zaid.

"Tidak usah om," Zaid mendelik mendengar kata om.
"Om?" tanyanya, Alissa mengangguk.
"Ckck, apakah wajah ku terlihat setua itu?!" Alissa menggeleng.
"Aissshh sudahlah, sekali lagi aku minta maaf."
"Iya om gak apa-apa." Alissa tersenyum dan mulai berjalan.

Zaid melihat cara berjalan Alissa yang tertatih-tatih, kembali Zaid di rundungi rasa bersalah.
"Ayo naik ke mobil ku, aku antarkan kamu pulang!" ucap Zaid memegang lengan Alissa.
"Tapi om...." Zaid menutup mulut Alissa agar berhenti bicara.
"Tidak ada tapi-tapian, ayo naik!" Alissa mengangguk.

Alissa sangat gugup sekali berduaan bersama Zaid. "rumah mu dimana gadis kecil?" Alissa mendengus dirinya di panggil gadis kecil.
"Ckck, aku sudah besar om, sudah dewasa."
"Haha, benarkah? memangnya kamu tahu apa soal orang dewasa?!" Alissa terdiam.
"Kenapa diam? dimana rumah mu?" Alissa menunjukkan jalan ke rumahnya.

"Terima kasih ya om," ucap Alissa turun dari mobil.
Zaid memperhatikan rumahnya, ia tertawa geli setelahnya.

"Dunia ini memang sempit sekali!" ucapnya, setelah ia menyadari jika gadis kecil yang ia tolong, adalah adik dari wanita yang dicintai bosnya.

Tbc...

Ciyeee Zaid sama Alissa 😂
Semoga suka ya ❤️

Terima kasih
Bye 💋






Miss Money 💋 (Sudah Di Buku-kan & Tersedia Versi Ebook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang