.
.
.
.Selamat pagi semua, bukankah pagi ini cerah sekali? Yup betul! Secerah wajahku yang super duper cantik ini.
Iya-iya aku tau, aku memang terlalu percaya diri memuji diriku sendiri, tapi biarlah. Tuhan menciptakan wajah ini memang untuk dipuji, entah itu oleh orang lain atau pun oleh diriku sendiri. Karena jika kita mencela ciptaan Tuhan, itu namanya kurang ajar dan tidak bersyukur.Baiklah abaikan, sekarang izinkan aku untuk memperkenalkan diriku. Tunggu dulu, apa perlu aku memperkenalkan diriku? Apa kalian tidak tau siapa aku? Yang benar saja kalian tidak mengenalku?
Ya ya ya benar sekali, aku gadis paling cantik saat aku berkaca di kaca rias kamarku. Hahaha catat ya, di kaca rias yang ada di kamarku.
Aku memang selalu merasa percaya diri dengan wajahku ini, dan aslinya aku memang cantik, buktinya banyak yang memujiku termasuk kamu, iya, kan? hahaha.
Tapi, wajah cantikku ini tidak berlaku di hadapannya. Dia tidak pernah mengakui kecantikanku, entahlah, mungkin dia malu. Padahal apa susahnya memuji?
Entah kenapa jika sedang bersamanya aku merasa punya saingan karena fokus masyarakat akan teralihkan padanya. Menyebalkan sekali, kan, padahal aku sudah memposisikan diriku sebagai pemeran utamanya dan dia hanya pemanis di sampingku, tapi nyatanya hmmmm aku kalah.
"Halo Nona, berapa lama lagi kamu mau duduk di depan cermin? Kamu tau ini sudah jam berapa? Kita sudah telat, Nona!" tegur seseorang.
Nah! Dialah orang yang aku bicarakan sebelumnya, dialah yang menjadi pesaingku di muka bumi ini.
"Iya Haruto sayang, sabar. Kamu itu kok galak banget sama aku, padahal aku ini anak majikan kamu," jawabku seraya berdiri lalu memutar badan dengan cantiknya.
"Nona, cepat!" teriaknya lagi.
Dia menyebalkan sekali, aku ini sudah sambil jalan, tapi dia tetap berteriak padaku. Padahal di sini posisinya itu aku adalah majikannya.
"Bawel ya, aku suruh Mama potong gaji kamu nih!" ancamku. Dan ekspresinya tidak menampakkan raut ketakutan sama sekali.
Haruto memang pembantu di rumahku, tapi aku dan keluargaku tidak pernah menganggap Haruto seperti seorang pembantu. Lagi pula dengan wajah yang serupawan itu, siapa yang akan percaya kalau dia seorang pembantu? Aku sendiri pun tidak percaya kalau dia adalah pembantuku. Mana ada pembantu yang gayanya saingan dengan majikannya. Mana ada pembantu sekece dia. Bukan main memang, entah di mana orang tuaku menemukannya.
Dan perlu diketahui, bahwa orang tuaku juga menyekolahkannya di sekolah yang sama denganku, bahkan kami satu kelas. Lagi-lagi, adakah pembantu yang seperti ini? Tentu hanya keluargaku yang mempunyai pembantu kece badai tornado topan halilintar seperti Haruto.
"Om, Tante, kami berangkat sekolah dulu." Dengan sopannya Haruto pamit kepada orang tuaku.
"Hati-hati ya, Ruto. Tolong jaga Airin dengan baik, ya," pesan Mama.
Jaga? Helllooooo memangnya aku lilin babi ngepet, yang harus dijaga agar tidak mati.
"Mama, Haruto bukan baby siter aku. Jadi gak usah lebay gitu dong, Ma," jawabku.
"Naruto, cepat! Katanya tadi telat, tapi sekarang malah mogok di depan Mama." Aku menatap seraya bersedekap.
"Haruto bukan Naruto," tegur Mama.
"Iya-iya."
"Ruto, cepat!" desakku lagi.
"Uang sakunya belum dikasih, Nona," ucap Haruto seraya nyengir tanpa beban sedikit pun.
Kan kan kan, mana ada pembantu yang terang-terangan minta uang saku kepada majikannya. Hanya Haruto seorang yang bisa melakukannya.
"Ini uang sakunya, sekarang berangkat dan jangan bertengkar," pesan Papa.
"Siap, Om," jawab Haruto.
.
."Nona Ai, kamu yang nyetir ya. Aku capek, badan aku sakit gara-gara kemarin nyabutin rumput di halaman belakang," pintanya.
Heran, dia apa aku sih majikannya? Kenapa dia enak sekali memberi perintah.
"GAK MAU!" tolakku seraya melempar kunci mobil kepadanya.
"Aduh Nonaaaaaa, jadi majikan kenapa jahat banget. Gak kasian apa sama aku? Nona tega sama aku?"
Ini yang tidak aku suka, aku tidak pernah sanggup melihat wajah memelasnya itu. Cobaan sekali punya Haruto sebagai pembantu.
Dengan terpaksa aku mengambil kembali kunci mobil di tangan Haruto. Aku lihat wajahnya yang kembali bersinar karena telah berhasil membuatku menjadi sopirnya pagi ini.
"Terimakasih Nona Airin," ucapnya kegirangan.
T
B
CGimana-gimana? Lanjut?
Halah sok nanya 😂😂😂Ini Naruto eh Narto, Parto deh ya. Haruto iya Haruto maksud saya 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid Kece✔
Teen FictionNote: Bahasanya aneh Ini cerita Request-an teman saya. Cerita ini merupakan kado ulang tahun yang saya berikan untuk teman saya. Jika kalian suka dengan ceritanya baca saja 😂😂😂