Note: Bahasanya aneh
Ini cerita Request-an teman saya.
Cerita ini merupakan kado ulang tahun yang saya berikan untuk teman saya.
Jika kalian suka dengan ceritanya baca saja 😂😂😂
Aku dan Haruto pun berangkat menuju sekolah dengan aku yang menyetir mobil, sedangkan Haruto malah enak-enakan memejamkan matanya seraya mendengarkan lagu lewat headset yang menempel di telinganya.
.
Walaupun sempat diwarnai dengan adegan tawar menawar yang sungguh sangat dramatis, akhirnya satpam sekolah pun luluh dan mengizinkan kami untuk masuk. Seperti yang dikatakan Haruto saat di rumah, iya kami telat.
Jika aku dan Haruto sudah muncul di sekolah, maka ada saja kehebohan kehebohan bodoh yang terjadi, entah itu karena aku atau pun karena Haruto. Aku ini siswi populer, dan walaupun Haruto siswa pindahan, tapi dengan cepatnya dia bisa menyaingi kepopuleranku. Jadi kehebohan adalah hal wajar untuk kami.
Kulihat Haruto menoleh padaku seraya senyum-senyum tidak jelas.
"Apa?" tanyaku.
"Semua itu fans-fanasnya aku," jawabnya dengan percaya diri sekali.
"Gak mungkin cowok yang teriak-teriak tadi itu fans kamu, jadi sadar dirilah Naruto Uzumaki," balasku.
"Haruto ya Haruto, bukan Naruto," protesnya setiap kali dipanggil Naruto.
"Kan cuma beda satu huruf," sahutku tak mau kalah
"Naruto berkumis, aku enggak, Nonaaaaaa." Dia masih tidak terima disamakan dengan Naruto.
"Iya-iya, btw hari ini temenin aku jalan-jalan ya. Habis pulang sekolah," pintaku dengan senyumku yang begitu menawan.
"Jalan-jalan terus. Aku malas, Nona, lagi pula di rumah banyak pekerjaan," tolaknya dengan wajah kesal.
Pembantu biasanya senang diajak jalan-jalan terus, tapi dia tidak. Dasar pembantu tidak tau diuntung!
"Pekerjaanmu kan cuman nemenin dan jagain aku, jadi gak usah cari alasan banyak pekerjaan segala," ucapku yang lama-lama jengkel juga mendengar alasannya.
"Iya ta–"
"Gak mau tau! Pokoknya kamu harus nemenin aku hari ini, titik." Aku memotong ucapannya, pokok aku harus menang.
Haruto hanya menghela napas mendengar perintah dariku, kali ini aku tidak menerima penolakan. Bagaimapun juga aku ini adalah majikannya.
Saat aku dan Haruto sudah hampir sampai di kelas, tiba-tiba saja ada dua anak manusia yang menghalangi jalan kami.
"Woy tiang jemuran beserta jemurannya, apa kalian gak ada tempat lain untuk pacaran? Ini pintu kelas dan kami mau masuk," tegurku karena mereka menghalangi langkah indahku memasuki kelas.
"Lucas, Yuqi, tolong dong kalian itu kalau pacaran contoh Mark dan Herin. Mereka pacaran di bawah pohon, kan enak lebih so sweet rindang lagi, gak ngehalangi jalan seperti kalian. Sakit mata aku lihat kalian pacaran di depan pintu." Haruto menimpali ucapanku.
"Kalian kalau mau masuk, ya masuk saja. Gak perlu memberikan ceramah pagi, sakit telinga kami mendengar ceramah kalian yang unfaedah itu," balas Lucas yang tak terima ditegur oleh kami berdua.
"Sudah Sayang sudah. Mereka itu cuma iri saja pada kita," sambung Yuqi, jujur aku jijik sekali mendengar kalimat yang diucapkan Yuqi.
Ingin sekali aku muntah mendengar ucapan Yuqi. Tidak ada faedahnya sama sekali iri pada mereka.
"Najis!" Aku menarik tangan Haruto untuk masuk ke dalam kelas. Tak beberapa lama kemudian, guru pun datang. Tidak semua guru itu rajin, karena seharusnya jam pelajaran pertama sudah dimulai sejak tadi. Tapi syukurlah, dengan begitu beliau tidak akan tau bahwa kami juga telat. Jadi kami tidak perlu repot-repot untuk membuat alasan.
. . .
Pukul 13:05
Kulihat Haruto yang menopang dagunya, wajahnya terlihat lucu sekali, padahal dia sedang cemberut saat ini. Aku tau kalau dia tidak menyukai pelajaran yang sedang berlangsung, aku juga melihat dia yang menggerak-gerakkan badannya tidak enak.
"Kenapa?" tanyaku.
"Badan aku sakit," jawabnya dengan wajah melas.
"Kok bisa sakit itu kenapa?" tanyaku heran, pekerjaan apa yang telah dia lakukan.
"Kemarin Kang Bejo encoknya kambuh, jadi aku yang menggantikannya ngebersihin rumput di halaman belakang," jawab Haruto wajahnya berubah cemberut, alamaak lucu sekali.
"Jadi serius kamu yang bersihin rumput di halaman belakang? Sampai sebersih itu?"
Haruto mengangguk. Benar-benar Kang Bejo ya, harus kulaporkan pada Mama ini. Bisa-bisanya dia melimpahkan tugas kepada Haruto.
Haruto menelungkupkan kepalanya di atas meja, rupanya dia memang benar-benar lelah. Aku pun mengelus-elus rambutnya, kasihan juga anak semanis ini jadi korban Kang Bejo.
Btw, ini di bangku belakang kenapa berisik sekali, mengganggu saja duo kucrut itu. Sedikit menyesal aku memilih duduk di dekat Lucas dan Yuqi. Mereka berisik seperti sedang tawar menawar di pasar.
"Nona Ai," panggil Haruto.
"Iya, Ruto?"
"Kapan pulang?" tanyanya.
"Masih lumayan lama," jawabku yang sebenarnya juga ingin cepat-cepat pulang.
Dia lalu mengambil jaketku untuk dijadikan penyangga kepalanya di atas meja.
Namun, tiba-tiba saja bel pulang sekolah berbunyi. Haruto pun langsung menegakkan badannya, wajahnya menampakkan ekspresi kebingungan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haruto sangat menggemaskan dengan ekspresi seperti itu.
"Yuhuuuuuu pulang lebih awal!" seru Lucas, manusia bobrok di belakangku itu menjadi semakin berisik.
Haruto menatapku.
"Ayok pulang," ajakku.
"Pulang kan ya, gak jalan-jalan," jawab Haruto.
"Eh jalan-jalan dulu hehehe." Aku meralat ucapanku.
"Duluan yaaa," pamit Lucas yang sudah dengan mesranya bergandengan tangan dengan Yuqi. Dasar pasangan alay.
.
Aku dan Haruto menuju parkiran, sebenarnya aku ingin menyuruhnya untuk menyetir, tapi lagi-lagi aku tidak tega. Lama-lama ganti posisi juga, dia majikan dan aku pembantunya.
"Nona, kita mau jalan-jalan ke mana?" tanya Haruto dengan wajah penuh keterpaksaan.
"Jalan-jalan ke gramedia, nyari buku," jawabku bersemangat, apa sih yang tidak aku semangati di hidup ini.
"Kenapa gak nyari di tong sampah saja, Nona?" usul Haruto yang sungguh di luar nalar.
"Dodol, kamu kira aku pemulung," sahutku kesal, bisa-bisanya dia seperti itu.
"Kan tadi katanya nyari," jawab Haruto mencari pembenaran.
"Beli, Harutoooooo, aku mau beli buku di gramediaaaa, B.E.L.I." Aku memperjelas lagi kalimatku.
"Hahaha iya Nona iyaaaaa. Aku ngerti, aku paham."
T B C Jangan lupa like and subscribe 😂😂😂 Vote dan komen yaw 😘 Typo bertebaran