.
.
.
.Aku baru saja menyelesaikan ritual mandiku, rambutku juga masih terbungkus oleh handuk. Aku mengambil ponselku. Sebentar lagi waktunya makan malam, aku pun dengan segera memakai pakaianku sebelum Mama memanggilku.
"Airin sayang."
"Iya sebenar, Maaa."
Baru saja aku selesai memakai pakaian, Mama sudah memanggilku. Aku keluar dengan kepala yang masih terbungkus handuk.
Sekarang aku sudah duduk di meja makan bersama dengan kedua orang tuaku.
"Airin, Haruto mana?" tanya Papa karena Haruto tidak hadir di ruang makan.
"Gak tau, Pa, mungkin tidur," jawabku seraya mengambil nasi.
"Panggil gih, suruh makan malam dulu," pinta Papa yang begitu perhatian kepada seorang pembantu.
Dengan terpaksa aku bangkit dari posisi dudukku. Lagi-lagi pembantuku membuktikan bahwa dia bukan pembantu biasa. Makan saja harus dipanggil, pembantu macam apa dia hingga membuat majikannya repot-repot memanggilnya untuk makan bersama.
"Haruto," panggilku saat sudah sampai di depan kamarnya. Sebenarnya aku tau pintunya tidak dikunci, ini hanya sebagai formalitas saja, karena tidak akan sopan kalau main masuk ke kamar orang.
"Naruto Uzumaki," panggilku lagi. Karena tidak ada jawaban, aku pun langsung membuka pintu kamarnya.
Deg!
Tuhaaaaan, Haruto sedang tidur tidak memakai baju, rambutnya juga masih basah, dan dan dan mulutnya sedikit terbuka. Sukur tidak ileran. Untungnya dia masih pakai celana, kalau tidak, bisa runtuh keimananku. Aduh begini saja imanku sudah mau goyah, aku harus membuang jauh-jauh pikiran kotor ini.
"Haruto... bangun," pintaku. Asli, aroma tubuh Haruto wangi sekali, aroma-aroma tubuh anak sultan ini. Jangan bilang dia mandi dengan kembang 7 rupa, horor sekali kalau iya.
Dia akhirnya membuka matanya, tapi detik berikutnya mata itu terpejam lagi. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Benar saja dia tidur kembali.
Cup
Dengan sangat sadar aku mengecup bibirnya. Maaf, Haruto. Siapa suruh kamu menggodaku dalam keadaan tidur seperti ini. Sekali lagi maaf, semoga mimpi indah. Aku pun keluar dari kamar Haruto.
.
.
.Aku dan Haruto sekarang sedang bersantai di area kolam berenang yang ada di rumahku, sudah lama rasanya aku tidak melatih kemampuan berenangku, aku terlalu sibuk karena tugas-tugas sekolah.
"Nona," panggil Haruto.
Aku pun menoleh padanya.
"Apa?"
"Apa Nona pernah ke kamarku saat aku lagi tidur?"
Sering sekali, Haruto.
"Enggak," jawabku, apa jadinya kalau aku ngaku.
"Serius?"
"Memangnya kenapa? Ada barang kamu yang hilang?" tanyaku penasaran, tidak biasanya dia begitu.
Haruto nampak berpikir seraya meletakkan jari telunjuknya di bibir, jangan bilang dia tau kalau aku sudah menciumnya saat dia sedang tidur.
"Enggak kok," jawabnya sambil menggeleng.
"Mungkin aku cuman mimpi," lanjutnya dengan helaan napas yang berat.
"Haruto, temenin aku berenang yuk," pintaku dengan centipnya, tak apa centil, aku pantas melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid Kece✔
Teen FictionNote: Bahasanya aneh Ini cerita Request-an teman saya. Cerita ini merupakan kado ulang tahun yang saya berikan untuk teman saya. Jika kalian suka dengan ceritanya baca saja 😂😂😂