Bagian Tiga

18.5K 1.2K 20
                                    

Calya masih sibuk memanggang daging saat Fena, salah satu pelayan memberitahu ada yang ingin menemui nya. Calya melepas hat chef nya lalu pamit keluar kitchen.

Seseorang dengan seragam doreng khas Abdi negara duduk membelakangi Calya. Sagita, sang Bunda memang sudah memberi kabar kalau pria yang akan dijodohkannya itu ingin bertemu hari ini.

"Hai" sapa Calya riang sambil menarik kursi dihadapan pria itu. Calya mengamati pria itu lamat-lamat, ia seperti tidak asing dengan wajah pria itu.

"Kamu.. Calya?" tanya pria itu memastikan
Calya menganggukkan kepalanya dengan senyuman ramah khas nya, menampilkan kedua lesung pipi nya yang selalu menawan.

"Yes. Calya Myria Atmaja, calon istri lo, eh maksud gu-- aku, kamu" ucap Calya sambil mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar. Gadis itu selalu memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

"Arion Andhra Wiratama" pria itu menerima uluran tangan Calya.

Calya terdiam sesaat.

Dan ia benar-benar mengenal pria itu di masa lalu nya. Pria itu amat dekat dengannya, tetapi ia tak pernah berhasil meraih pria itu. Untuk memperhatikannya saja, pria itu enggan.

Dalam hatinya, ia ingin segera menolak perjodohan itu tetapi ia tak mau bersikap egois, hanya karena secuil masa lalu itu Calya tak mungkin berani mengecewakan kedua orang tuanya.

Pria itu masih sama dinginnya. Mungkin ini cara Tuhan untuk membuat Calya kembali berusaha mendapatkan hati pria itu setelah 10 tahun berusaha melupakan kenangan yang membuatnya sakit hati untuk pertama kalinya.

"Kakak masih ingat aku kan?" tanya Calya masih dengan senyuman ramahnya. Bahkan pertanyaannya terselip nada geli, padahal jauh di dalam hatinya kenangan itu kembali menyeruak dan membuka kembali luka lamanya

"Untuk yang dulu.. Saya minta maaf" ucap Arion serius. Calya tertawa dan menggelengkan kepalanya dengan santai.

"Gak masalah sih kak, dulu tuh.. Aku alay banget, serius deh. Kalau aku ingat sekarang tuh bawaannya ketawa terus" jawab Calya. Good girl, pembohong. Nyatanya kamu masih selalu sakit hati dan menepis ingatan itu.

"Oh iya, kakak mau makan apa? Gratis kok." tanya Calya sambil beranjak dari tempatnya.

"Terserah" jawab Arion datar.

"Yang lebih spesifik. Kakak masih suka ayam blackpepper?" tanya Calya dan sedetik kemudian ia merutuki dirinya. Keliatan gagal move on nya bego.

Untung saja Arion tidak mengungkit itu, ia hanya mengangguk kaku dan Calya segera beranjak kembali ke dapur sebelum mulutnya asal mengeluarkan kalimat tanpa filter yang akan membuatnya semakin malu dan ngenes.

"Itu siaposeh beb? Gandengan yey? Cakep bingits booo" tanya Raka yang sedari tadi mengamati Calya dari balik meja dapur. Calya mendengus.

"Lo suka banget mata-matain gerak gerik gue" ucap Calya lalu kembali memakai hat chef nya dan mengambil beberapa potong ayam dari freezer.

"Ikhz sebal deh, yey belum jawab pertanyaan eyke" ucap Raka menghentakkan kaki nya.

"Eh Rak"

"Yey pikir akikah Rak piring? Bebih Rakaila, panggilannya gitcuh"

"Geli gue." ucap Calya ketus sambil memicing sebal pada Raka.

"Jadi dese siaposeh? Gandengan yey? Punggungnya hug-able bingitz, deeuhh rahim eyke bergetar"

"Sono lo tanya sendiri. Gue sibuk" ucap Calya lalu menghilang di wastafel belakang. Raka menghentakkan kakinya sebal dan berlalu dari meja dapur.

DESTINY (Dihapus Sebagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang