Pelayan Cantik Lembut Hati

148 5 0
                                    

            Sudah beberapa bulan berlalu, Kerajaan Majapahit merasakan kebahagiaan yang amat dalam. Tetapi, tidak dengan sang Jenderal… dia merasa bahwa dia merasa kesepian, dia senang dengan Kyo yang sudah memiliki seorang Permaisuri.
              Suatu ketika, Naufal pergi ke kolam ikan di dekat taman Kerajaan. Dia melamun dan memikirkan siapa yang akan menjadi pendampingnya nanti.

Naufal : “Aku sangat kesepian, padahal aku tahu di Kerajaan ini banyak sekali yang peduli denganku. Tapi, mengapa aku merasa tidak nyaman menjalani hidupku ini?”

              Naufal tampak sedih dan berputus asa, dia merasa bahwa dirinya tak berguna jika hidup dengan kesendirian. Tiba-tiba perutnya lapar, dia pun menyuruh pelayan untuk membawakan minum dan makanan ke kolam.
              Saat makanannya tiba, ternyata ada pelayan baru yang sangat cantik dan juga dermawan yang bernama Alessa. Dia membawakan makanan yang di pesan Naufal. Naufal sangat terkesan melihatnya, wajahnya yang cantik dan bersinar membuat dirinya se akan ingin memeluknya.

Naufal : “Hei, siapakah namamu? Apa kau pelayan baru disini?”

Alessa : “Namaku adalah Alessa, iya aku pelayan baru disini. Apakah kau Jenderal Naufal?”

Naufal : “Ya aku adalah Jenderal Naufal. Kau tahu aku?”

Alessa : “Hm… begitulah. Maaf Jenderal aku harus ke dapur”

Naufal : “Tunggu dulu Alessa!”

Alessa : “Iya Jenderal?”

Naufal : “Temui aku nanti malam di taman”

Alessa : “Taman?”

             Naufal pun langsung pergi dari kolam meninggalkan Alessa yang sedang kebingungan. Alessa tampak bingung, mengapa Naufal ingin menemuinya di taman. Namun… Alessa tetap menemui Naufal.
             Saat malam tiba, Naufal menunggu Alessa di taman. Tak lama kemudian Alessa datang dengan cantik. Di bawah sinar bulan yang sangat terang benderang, Alessa terlihat seperti Bidadari yang ditakdirkan untuk bertemu sang Malaikat pujaannya.

Alessa : “Jenderal? Apakah kau menunggu lama untukku?”

            Naufal sangat kaget melihat wajah Alessa yang bersinar dan cantik. Seketika dia diam beberapa detik.

Alessa : “Jenderal? Apakah pakaian dan wajahku salah?

Naufal : “Oh tentu tidak Alessa, kau tampak cantik malam ini”

Alessa : “Terima kasih Jenderal… ada apa kau membawaku kesini?”

Naufal : “Soal itu? Ya aku membawamu kesini untuk melihat sinar bulan dan bintang di langit. Kau tahu? Aku sangat suka melihat benda-benda langit, mereka sangat indah saat malam hari sama sepertimu”

Alessa : “Sepertiku? Aku tidak secantik benda langit saat malam. Ibuku bilang, lebih baik menjadi air”

Naufal : “Air? Mengapa air?”

Alessa : “Karena menjadi air yang mengalir membuatku tahu apa arti kehidupan. Terkadang seseorang tidak menyukai rasanya yang hambar. Namun, ketahuilah dia memberikan manfaat agar kita dapat bertahan hidup. Kau mengerti maksudku Jenderal?”

Naufal : “Ya aku mengerti! Jika seseorang merasa bahwa dirinya tak berguna, maka ketahuilah… bahwa dirinyalah yang telah memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Apakah itu maksudmu Alessa?”

Alessa : “Iya, bagaimana kau tahu itu Jenderal?”

Naufal : “Ibuku juga pernah mengatakan itu padaku, dia sangat menyayangiku. Tapi, dia sudah tiada di dunia ini”

Kerajaan SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang