Beberapa tahun telah berlalu, Kerajaan Majapahit selalu di selimuti Kebahagiaan yang tidak ada hentinya. Sudah bertahun-tahun mereka melalui masa-masa indah. Tapi kali ini berbeda…
Sang Permaisuri Utama, yaitu Ratu Qiya sangat senang. Dia sedang mengandung anak pertamanya, dia sangat menginginkan anak perempuan tapi Kyo menginginkan anak laki-laki, supaya ada penerusnya.Qiya : “Aku harap anak ini perempuan, lucu, menggemaskan dan cantik seperti ibunya”
Kyo : “Tidak… aku yakin anakku laki-laki, gagah, tampan dan dermawan seperti ayahnya”
Qiya : “Kyo, berhentilah berkhayal! Hanya takdirlah yang dapat menebak seperti apa bayi ini”
Kyo : “Hm… tapi aku rasa, anakku laki-laki”
Qiya : “Kyo! Dengar tidak apa yang aku katakan! Tak usah berkhayal… kau sungguh tidak tampan, gagah dan dermawan! Kau saja mendekatiku dengan cara biasa. Bagaimana aku bisa katakan kau dermawan?!”
Kyo : “Tapi mengapa kau mau denganku?”
Qiya : “Karena aku melihat hatimu sayang… bukan wajahmu.”
Kyo : “Ohh Qiya kau sungguh romantis”
Qiya : “Ahh! Dasar, semua pria sama saja! Mereka bilang wanita selalu lemah dan gampang tergoda! Nyatanya, pria lebih lemah di banding wanita. Minggir, aku ingin istirahat! Oh ya satu lagi, kau malam ini tidur saja di ruang tidur tamu! Aku tidak mau bayiku melihat ayahnya yang payah! Mengerti?!”
Kyo : “Qiya kau sungguh kejam padaku, kau…”
Qiya : “Diam! Jika kau mengerti pergilah…”
Kyo : “Argghhh baiklahh… aku mengerti”
Kyo tidur di ruang tidur tamu, dia sangat takut dengan Qiya. Apapun yang dikatakan Qiya, Kyo selalu takut kecuali tentang peperangan. Qiya sangat menyayangi Kyo, dia memperlakukan Kyo dengan keras agar Kyo tidak terlalu manja padanya.
9 bulan berlalu, kandungan Qiya semakin besar. Dan seharusnya bayi itu lahir, benar saja tepat pada pagi hari sang bayi telah datang ke dunia. Bayi itu berjenis kelamin perempuan, dia diberi nama Usamah.Qiya : “Aku beri dia nama Usamah”
Kyo : “Dia cantik sepertimu Qiya. Tebakanmu hebat, betapa kuatnya ikatan seorang ibu dengan seorang anak. Lihat, dia bergerak. Ohh tuhan terima kasih telah menjadikanku seorang ayah yang baik”
Mereka menjalani hari-hari seperti biasa. 3 tahun kemudian, Usamah tumbuh menjadi balita.
Usamah : “Ibu… Ucamah ingin minum cucu. Ucamah lapar ibu, ingin cucu ayah”
Qiya : “Usamah… ayah tidak punya susu, ibu yang punya. Kemari sayang”
Usamah : “Hihihi, cucu…” (tawa Usamah)
Usamah sangat disayang Kyo dan Qiya, apapun yang Usamah inginkan pasti di turuti oleh mereka.
Sampai ketika Usamah beranjak dewasa pun dia masih di manja oleh Kyo dan Qiya. Suatu ketika Usamah ingin pergi mengelilingi Kerajaan, dia meminta pelayannya untuk menemaninya.Usamah : “Pelayan, temani aku untuk keliling Kerajaan ini.”
Pelayan : “Baik Putri”
Mereka mengelilingi semua titik sudut Kerajaan, tidak ada satupun yang tersisa. Hanya satu yang belum dia kunjungi, yaitu Arena. Arena adalah tempat berlatih Sultan, Jenderal, Menteri dan Prajurit untuk bertarung. Usamah berisi keras untuk pergi ke Arena.
Sesampainya di Arena, dia melihat seorang pria yang sedang berlatih. Usamah terpukau oleh pria itu dan dia menghampirinya.Usamah : “Hey, siapa namamu? Aku belum pernah melihatmu?”
Pow : “Aku adalah Pow, anak dari Jenderal Naufal”
Usamah : “Jenderal Naufal? Hmm… aku tahu”
Pow : “Ya tuan Putri, maaf aku harus berlatih”
Usamah : “Baiklah”
Usamah pergi meninggalkan Arena, sebelum meninggalkan Arena dia terjatuh karena tersandung tombak kayu yang sedang tergeletak. Pow pun menolong Usamah
Usamah : “Aduhh… sakit sekali, kepalaku berdarah. Ya tuhan, jahat sekali tombak ini. Hey tombak! Apa salahku padamu? Hingga kau membuatku jatuh, dasar gila”
Pow : “Bukan tombak ini yang gila tuan Putri, tapi kau… tombak yang tidak bisa bicara dan tak punya dosa kau ajak bicara lalu kau salahkan. Hah itu lucu, terima kasih untuk hiburannya” (canda Pow)
Usamah : “Oh ya? Apa benar aku yang gila? Aku gila? Apaaaa?!!! Aku gilaaa?!!!! Tapi benar juga, benda yang mati mengapa aku ajak bicara? Ya aku akui, aku memang gila”
Lalu Usamah pergi meninggalkan Arena. Usamah menyukai Pow, dia jatuh cinta pada Pow. Tetapi, Pow belum menyadarinya. Mereka selalu bersama, hingga Pow juga menyukainya. Namun, mereka terlambat… Kyo membuat Sayembara untuk putrinya, Usamah sebenarnya tidak mau karena dia sudah menyukai Pow.
Kebesokan harinya Sayembara pun dimulai, Kyo memerintahkan para Pangeran dari banyak Kerajaan untuk mengangkat sebuah busur dan memanah hingga langit ke 7. Sayangnya tak ada satu pun yang berhasil.Kyo : “Bagaimana ini, tak ada satu pun yang berhasil mengangkat busur ini.”
Pow : “Izinkan aku yang mulia”
Pow datang untuk mencoba untuk mengangkat busur itu dan memanahnya hingga langit ke 7, Usamah pun heran dan terkejut. Tapi para Pangeran yang lain justru menertawakan Pow.Bima : “Bagaimana bisa seorang anak Jenderal ikut sayembara ini? Hahaha, itu mustahil kawan…!”
Satria : “Kau benar, anak Jenderal tak pantas untuk mengikuti sayembara tuan putri Usamah”
Pow : “Aku akan tunjukkan, bagaimana cara mengangkat busur ini dengan benar. Kalian tak usah banyak bicara, jika memang kalian bisa seharusnya kalian sudah menikahi putri Usamah”
Mereka langsung terdiam dan bisu seperti patung, tak ada kata-kata lagi yang bisa mereka jawab. Kyo langsung memerintahkan Pow untuk membuktikannya.
Kyo : “Buktikanlah Pow, aku yakin kau bisa. Jangan dengarkan mereka, aku tak membuat aturan dimana seorang anak Jenderal tidak bisa ikut sayembara ini. Semua bisa ikut sayembara ini.”
Pow : “Baik yang mulia”
Pow membuktikan pada seluruh Kerajaan bahwa dia bisa mengangkat busur itu dan memanahnya hingga langit ke 7. Setelah busur itu terangkat olehnya dia pun langsung memanah hingga langit ke 7.
Semua yang menyaksikan itu sangat terkejut termasuk ayahnya sendiri, dia tak menyangka bahwa busur itu bisa di angkat oleh anaknya.Kyo : “Kau hebat nak, hari ini kau telah membuktikannya padaku. Kau pantas menikahi putriku Usamah, jagalah dia setulus hatimu seperti kau menjaga Kerajaan ini”
Usamah sangat bahagia karena orang yang dia sayang bisa dia miliki. Usamah juga tak menyangka bahwa Pow memiliki perasaan yang sama dengannya sejak awal bertemu.
Usamah : “Pow, sejak awal aku ingin jujur denganmu. Bahwa aku mencintaimu…”
Pow : “Putri, aku pun mempunyai perasaan yang sama. Namun ketika aku tahu bahwa ada sayembara ini, aku sedikit menyerah. Tetapi, ada seseorang yang mengajarkanku bahwa menyerah bukanlah hal yang pantas untuk seorang Ksatria” (melirik Qiya)
Usamah dan Pow akhirnya menikah di hari yang special, yaitu di hari Ulang Tahun ayahnya. Jenderal Naufal dan juga Istrinya Alessa sudah menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Majapahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerajaan Sultan
Historical Fiction#Dinastikerajaan #Indonesiacastle #Kebudayaan #Sejarahfiksi Sinopsi : Kerajaan Indonesia merupakan Kerajaan terindah dan tersejarah yang pernah ada, cerita ini mengisahkan tentang Kerajaan yang dulu pernah ada. Namun ini hanya fiksi, bukan fakta. C...