01

100 10 0
                                    

Hari ini tepat pukul 06:00 aku dibangunkan oleh suara Alarm ku yang sudah ku setel di malam sabtu kemarin. Setelah terbangun dari tempat tidurku aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, lalu memakai seragam sekolah dan buru2 sampai2 sarapan yang bunda buat tidak aku makan karena hari ini tepat di hari senin jadi kalo aku makan dulu pasti aku terlambat untuk upacara bisa2 aku nunggu di depan gerbang sampai upacara selesai. Namun beruntungnya aku, aku tidak terlambat dan tepat waktu sampai sekolah.

Setelah sampai di sekolah aku langsung ke lantai tiga karena kebetulan kelasku berada di lantai tiga.

Namun ketika aku ingin masuk ke kelas ketika itu juga hijab ku tertarik sampe ke belakang dan ketika aku mengacuhkan tangan orang yang menarik hijab ku aku langsung menoleh dan bilang.

"Apaan sih." Kata ku dengan nada tinggi.

Eh ternyata yang menarik hijab ku tersebut ialah SISKA dan KANYA mereka adalah teman dekat munggkin, Mereka sombong karena yang aku dengar2 Siska adalah anak dari orang kaya. Ayah nya adalah seorang pengusaha emas  bahkan Dia adalah keponakan dari yang punya sekolah ini. Sedangkan Kanya ibunya itu rekan kerja ayah nya siska jadi dapat ku simpulkan  oleh karena itu mereka berteman dengan dekat.

Namun aku tidak takut dengan dia apa hebatnya dia. Jika dia bersalah ya tetap bersalah. Aku juga tidak tahu maksud dari mereka menarik hijab ku.

"Oh jadi sekarang cupu, culun ini udah berani melawan ya. Hahahaa" ledekan dari mereka berdua.

Sebenarnya membuat diri ku tersuduti. Aku hanya menangis  walaupun aku juga sambil berpikir untuk apa sih aku menangis buang air mata aja.

Dengan berat mulut ku mengucap kan kata2 ini.

"Kalian kenapa sih selalu gangguin hidup aku? Kalian ngak ada kerjaan?  Apa memang kalian dilahirkan hanya untuk menghina orang?" Dengan melotot dan nada tinggi aku berbicara ini kepada mereka sambil terseduh2 menangis.

Mendengar ucapan ku tdi, Siska dan Kanya langsung menampar pipi kanan dan kiriku secara bergantian. Jujur itu sangat sakit. sampai pipi ku memerah dan perih. Mereka dengan perasaan tidak berdosa langsung meninggalkan ku di depan kelas dengan ditontonin oleh banyak siswa lainnya. Aku menangis dan menangis tidak ada yang bisa kulakukan pada saat itu. Sampai akhirnya ada salah satu teman dari kelasku membawa ku untuk masuk ke kelas dan menyuruhku duduk di bangku ku. Sehingga aku tidak mengikuti upacara bendera karena keadaanku pada saat itu sedang menangis. Dan aku hanya sendirian di kelas .



Girl Phobia happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang