4

2 0 0
                                    

     Rasa penasaran melangkahkan kakiku menuju Aula, tempat dimana penulis surat itu menantiku.

     Di depan pintu aku terdiam, hatiku bimbang antara masuk atau tidak. Beribu pertanyaan dan kebimbangan menyerangku.

'Apa benar ada yang menantiku di dalam. Apa benar yang di dalam itu Ra Alf. Gimana kalau ada yang berniat jahat padaku. Bagaimana kalau itu hanya candaan buatku. Ahh kenapa aku harus percaya. Lebih baik aku kembali saja'.

     Ku putuskan untuk kembali ke kamar. Namun, baru selangkah kakiku bergerak meninggalkan pintu, seseorang menggenggam erat lenganku.
Ingin ku teriak, tapi suara ini tak dapat keluar.

     Ku coba memberanikan diri untuk menengok. Dengan takut dan hati-hati ku tengok pemilik tangan ini.

     Sangat mengejutkan, tak kusangka apa yang di katakan Nafisah benar adanya. Pangeran yang selalu hadir dalam mimpiku, kini berdiri tepat di hadapan ku, membuatku terpaku tanpa sepatah kata pun.
Perlahan tangan itu menarikku masuk ke Aula itu.

Cinta Tak Harus MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang