Hai hai balik lagi gaess👋 maaf baru bisa up ya :) jangan lupa ntar habis baca like+ vote yaa👌 Happy Reading gaess🌈
🌸🌸🌸
"Iya, Dia tadi adalah cowo yang tadi pagi aku tabrak Tan." jawab Alena.
"Menurut pendapat kamu, Dia gimana?" tanya Mama Alena ikut-ikutan.
"Hah?"
Alena agak bingung. Masa ia di tanya pendapat mengenai Alden yang baru saja dia kenal beberapa jam saja. Tapi ia bisa pastikan, bahwa si Alden adalah cowo yang sangat menyebalkan.
"Iya menurut kamu Alden gimana orang nya?" tanya ulang mama.
"nyebelin." ketus Alena.
"Alena! Yang sopan bisa ga si gausah judes gitu?!" Tegur mama.
"Udah-udah gapapa jeng, namanya aja baru kenal." bela mama Alden.
"Hufttt.. Jujur nih ya walaupun aku baru ketemu hari ini, Alden itu orangnya nyebelin pake banget. Ngeselin, muka nya dingin kek tembok. Rasanya pengen banget tuh nyakar-nyakar mukanya yang datar." jawab Alena.
Alena baru menyadari, kenapa si muka kanebo ini masih duduk disini juga. Ga mungkin kan dia ngikutin Alena sampe segitunya? Kurang kerjaan banget.
"Alena, Alden ini anak nya Tante Mila sama Om Wijaya lohh." ucap mama.
Jujur ia sangat kaget mendengar ucapan mamanya barusan tersebut. Itu berarti dia sudah menjelek-jelekan anaknya Tante Mila sama Om Wijaya. Ohh shitt! sungguh memalukan.
"Jadi?" Alena mengedarkan pandangannya kepada Alden, Tante Mila dan Om wijaya.
"Iya sayang, Alden adalah putra kami." ucap Tante Mila.
"Dan Alden juga lah yang akan kami jodohkan dengan mu sayang." tambah mama Alena.
"Whattt!"
Astaga naga cobaan apa ini :" belum reda rasa kagetnya saat mengetahui Alden adalah anak Tante Mila dan Om Wijaya, kini Alena dikaget kan kembali bahwa si muka kanebo kering lah yang akan di jodohkan bersamanya.
"Mama becanda nya ga lucu deh." ujar Alena dengan senyuman terpaksa.
"Ini serius Alena." tegas Mama.
"Omegatttt!" Alena menahan rasa kagetnya agar tidak terlalu histeris.
"Kok cuma gue yang kaget, lu ga kaget?" tanya Alena kepada Alden.
"Gue udah tau." jawab Alden dingin.
"Hehe.. Gue mau bicara sama lu." ujar Alena yang kemudian langsung menarik tangan Alden dan membawanya keluar, ia sudah sangat geram dengan keadaan ini.
"Lepas!" bentak Alden.
"Ihh lo kok nyebelin sih." Geram Alena.
"Lo udah tau dari awal kan, kalo gue sama lo dijodohin?" tanya Alena.
"Hemm." hanya dijawab Alden dengan deheman.
"Lo tuh punya mulut jawab kek yang bener. Irit banget kalo ngomong." kesal Alena.
"Dan sekarang, gue minta Lo batalin perjodohan ini." sambung Alena.
"Sorry, gue bukan tipe anak yang membantah nasehat orang tua. Kenapa ga Lo aja sih." jawab Alden santai.
"Nih yaa si muka kaneboo dengerin gue. Kalo gue yang batalin ntar yang ada semua fasilitas gue bakal di cabut sama nyokap bokap gue, dan hidup gue bakal hancur." jelas Alena.
"Yaudah kalo gitu tinggal jalani aja dulu gampang kan?" jawab Alden santai sambil pergi meninggalkan Alena dan kembali masuk ke dalam cafe menemui orang tuanya.
"Aaakhhh" teriak Alena dengan frustasi.
"Jadi semua fix ya." ujar mamanya Alden.
"Iya jeng, Alden udah menerima dan Alena juga. Kita lanjutkan aja lah." jawab Mama Alena.
"Lanjut?" bingung Alena.
"Kita semua sudah sepakat bahwa besok kalian tunangan dan hari minggu kalian menikah."
"Hah?" Semoga saja saat ini jantung nya baik-baik saja dan tidak divonis terkena serangan jantung mendadak.
"Ma, Pa, Om, Tante apa ga cepet banget. Ini pernikahan beneran lhoo bukan main-main." ujar Alena mengingatkan.
Meskipun ia tau dijodohkan, tapi ga secepat ini juga kali. Masa iya dalam beberapa hari dia langsung berubah status menjadi istri orang.
"Iya tapi kami ingin cepat-cepat karena biar kamu ada yang jagain Alena." ujar Mama Alena dengan lembut.
"Dan Alden ada yang ngurusin." tambah mama Alden dan dibalas dengan tatapan ga jelas dari Alden.
Setelah semuanya beres. Tante Mila malah memaksanya pergi bersama Alden untuk membeli cincin tunangan. Dengan terpaksa, mau gamau ia turuti.
"Awas ya kalo Lo sampe ngasih tau ini semua ke satu sekolah." peringat Alena yang saat itu berjalan di belakang Alden. Dan tidak sedikitpun ucapan nya di respon oleh Alden. Namun ia yakin kalo Alden mendengar ucapan nya tadi.
Setiba sampe di toko perhiasan tersebut, mereka berdua langsung di sambut oleh pemilik toko.
"Eh Alden, mau ambil pesanannya ya?" tanya pemilik toko tersebut.
"Iya." jawab Alden dan iya mengangguk.
"Ini cincin nya Alden." ucap pemilik toko sambil menyerahkan cincin tersebut kepada Alden.
Alden dengan tiba-tiba langsung menarik tangan Alena dan membuat Alena kaget.
"Eh, eh Lo mau ngapain?" tanya Alena, tapi Alden tetap tidak peduli dan tetap memegang tangannya yang terarah menuju jari manis Alena.
"Udah pas atau belum?" tanya Alden.
'Ohhh mau nyobain cincin kirainnn---' batin Alena.
"Gimana udah pas atau belum?" tanya Alden tanpa menatap Alena.
"Iya." jawab Alena singkat.
"Maaf Alden, kalian nikah muda itu apa kalian berdua kecelakaan ya?" tanya pemilik toko.
'kecelakaan? Maksudnya dikira gue hamil diluar nikah gitu? Anjirrr banget nih orang mulutnya minta di tabok. Ngeselin banget dehh.' batin Alena.
"Maaf." Ujar si pemilik toko seolah seperti tau ekspresi wajah Alden.
Setelah urusan cincin selesai, mereka berdua langsung masuk kedalam mobil. Dan keadaan seperti ini lah yang membuat Alena menjadi tambah canggung berada di sebelah Alden.
"Ini kita mau kemana?" tanya Alena yang menyadari bahwa ini bukan jalan yang menuju ke arah rumahnya.
Tanpa ada jawaban apapun dari Alden, Alena semakin kesel. Dan ia kemudian mencoba bertanya lagi dengan nada yg sedikit ketus.
"Woyy ini Lo mau bawa gue kemana?" tanya Alena sedikit teriak.
"Berisik!" jawab Alden cuek.
"Njirr nih orang stress kali yak, ditanyain malah gitu." gerutu Alena.
🌸🌸🌸
Haii👋 Maaf baru sempet up hari ini. Hehe :v
Maaf ya kalo ceritanya gaje, banyak typo bertebaran dimana-mana. Author masih amatir cuyy😅 Jangan lupa yang belum baca , baca dulu dari part awal. Dan jangan lupa juga vote+komennya💖💕.
Ditunggu Up selanjutnya oke👍👌
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband
Teen FictionDijodohkan? Rasanya agak aneh gimana gitu ya gaesss apalagi impossible banget buat cowok yang bernama Alden Leon Wesley si most wanted SMAN Garuda Jaya, yang dijuluki "Cold Boy" karena saking dinginnya sikap si Alden ke semua orang. Dan selalu cuek...