05.

11.9K 943 14
                                    

Tak terasa musim dingin hampir tiba, sudah 6 bulan sejak pertama kali keduanya bertemu & menjadi saudari.

Udara semakin dingin, dan liburan musim dingin sekolah akan segera tiba. Hubungan Jennie & Lisa semakin erat setiap hari, meski ada beberapa rintangan yang melanda, namun ikatan keduanya terlalu erat untuk dihancurkan.

Seperti saat ini ketika Seulgi berusaha untuk membujuk Lisa jalan bersamanya, ini adalah usahanya yang kesekian kali. Namun selalu gagal bahkan Lisa terkesan mengabaikan Seulgi, dia merasa muak dengan sikap gadis itu. Lisa pun sebenarnya tahu kalau Seulgi menyukainya tapi entahlah hati Lisa seutuhnya dimiliki oleh gadis bermata kucing itu.

"Makan malamlah bersamaku Lisa, sebelum liburan sekolah tiba", setelah selesai membereskan perlengkapan belajarnya.

Lisa segera berdiri hendak keluar karena Jennie telah menunggunya di gerbang sekolah, dia tidak ingin gadis itu semakin kedinginan.

"Maaf aku tidak bisa Seulgi aku harus pulang Jennie menungguku",

"Kau menyukainya kan Lisa!", Seulgi muak dengan sikap Lisa yang selalu mengabaikannya.

Langkah Lisa terhenti, ia diam di tempatnya.

"Kau menyukai Kim Jennie adik tirimu itu! Sadarlah Lisa kau tidak bisa memilikinya, aku yakin gadis secantik Jennie adalah gadis normal yang tidak mungkin jatuh cinta pada saudarinya terlebih kepada perempuan! Jangan berharap kepadanya Lisa!",

Lisa mengepalkan kedua tangan dan memejamkan mata, hatinya terasa panas.

"Hentikan omong kosong itu, aku menyayanginya tak lebih dari seorang adik yang berharga bagiku, perhatikanlah setiap ucapanmu itu, kau benar2 membuatku muak Kang Seulgi!",

Lisa berbalik menatap Seulgi yang diam mematung, tatapan Lisa menajam.

"Kau tahu apa yang paling kubenci di dunia ini? Ketika orang yang tak pernah kukenal tiba2 masuk dalam kehidupanku lalu bertindak sok tahu tentang apapun, padahal sedikit pun orang itu tak mengetahui apapun tentangku",

"Berhentilah menyukaiku, mengejarku, semua itu adalah hal yang tidak berguna & sia2, berhentilah sebelum aku yang membuatmu berhenti",

Rahang Lisa mengeras menahan amarah.

"Dan jangan pernah berbuat sesuatu pada Jennie lagi juga kepada teman-temannya, sebelum aku membuatmu merasakan sendiri betapa sakitnya perbuatanmu itu, jika sekali lagi kau berbuat sesuatu pada Jennie, aku tidak akan segan2 membuatmu merasakan sakit yang lebih dari itu Kang Seulgi!",

Lisa mengatur napasnya yang memburu karena amarah, lalu dia segera keluar dari kelas meninggalkan Seulgi yang jatuh terduduk di lantai.

Lisa membasuh wajahnya di toilet, meredakan amarahnya yang hampir saja meledak kalau bukan karena mengingat Jennie, Lisa tidak mungkin bisa menahan amarahnya yang sudah lama ia pendam pada Seulgi.

Terutama kebenciannya saat mendapati Seulgi yang menyiksa Jennie di toilet sekolah, sedetik saja Lisa terlambat kemungkinan Jennie tidak akan ada sampai saat ini.

Karena perbuatan biadapnya itu Jennie harus mendapat perawatan intensif selama hampir sebulan di RS, gadis bermata kucing itu terpaksa menghabiskan setengah musim gugurnya di RS.

Atau ketika Seulgi sengaja menggalah kaki Jennie hingga gadis itu terjatuh di tengah kantin, Lisa bisa membayangkan betapa malunya Jennie kala itu. Saat itu Lisa menampar pipi Seulgi dihadapan orang banyak karena sangat marah telah memperlakukan buruk Jennie.

Lisa berapa kali mengedipkan kedua irisnya, perlahan perasaannya mulai tenang, segera ia menuju gerbang sekolah sebelum Jennie menunggu terlalu lama.

Hari ini Lisa berencana mengajak Jennie untuk menonton film di bioskop, Jennie sudah lama ingin menonton film itu, film yang cocok ditonton di musim gugur.

Dia harua berusaha terlihat ceria dihadapan Jennie.

"Maaf aku membuatmu menunggu lama J",

Jennie tersenyum, senyum yang tak bisa Lisa artikan. Perlahan Jennie mendekat lalu mendekap tubuh Lisa, rasanya sangat menenangkan Lisa sangat membutuhkan pelukan saat ini.

Jennie mengusap punggung Lisa, Lisa menenggelamkan kepalanya pada ceruh leher gadis bermata kucing itu.

Jennie memejamkan kedua irisnya merasakan pelukan yang tersalurkan.

BEBERAPA MENIT LALU

Gadis bermata kucing itu tak hentinya menggosok kedua telapak tangan yang terasa sangat dingin. Sudah hampir 30 menit dia menunggu Lisa.

Jennie pun memutuskan untuk menuju kelas Lisa karena kakaknya itu tidak mengangkat telpon.

Namun hal tak terduga & tak sengaja ia ketahui pun terdengar olehnya. Jennie bersembunyi dibalik tembok, dengan jelas ia bisa mendengarkan perkataan Lisa.

Jantung Jennie berdegup semakin kencang mendengar beberapa kalimat panjang yang Lisa tujukan kepada Seulgi, Jennie tahu itu berupa peringatan.

Jennie tersenyum penuh arti tanpa sadar air mata mengalir darI sudut matanya, ia dapat merasakan betapa dalam kasih sayang yang Lisa berikan kepadanya.

Dengan alasan udara semakin dingin yang Jennie lontarkan, mereka pun pulang ke rumah.

Diruang tengah di sofa yang biasa Jennie duduki, Lisa sedang duduk disana memandang keluar jendela, tatapannya datar.

Terdengar dentingan kaca meja.

"Terima kasih paman", ujar Lisa tanpa mengalihkan pandangannya.

"Minumlah agar perasaanmu tenang, aku akan menemanimu", sontak Lisa menoleh rupanya Jennie.

"Maaf aku pikir Mr. Choi", Jennie duduk disamping Lisa menatap wajah gadis bak barbie itu.

"Maaf kita tidak jadi menonton film sore tadi", Jennie menggeleng kecil.

"Bersama kakak sudah cukup bagiku", sontak Lisa menatap Jennie. Jennie berdiri dari duduknya & menghampiri gadis blonde itu.

Jennie tersenyum penuh arti menatap sosok kakak yang sangat ia sayangi bahkan kasih sayang untuk gadis blonde dihadapannya ini terlalu besar.

"Terima kasih karena selalu melindungiku, terima kasih atas kasih sayang yang begitu besar kau berikan kepadaku...",

Lisa tertegun menatap Jennie yang berjongkok dihadapannya.

"Natal sebentar lagi tiba, orangtua kita akan segera pulang kak", Lisa hanya diam menatap Jennie, kedua iris mereka berbinar membendung air mata yang kapanpun siap untuk pecah.

"Sejak kedatanganmu kemari, sejak aku mengenalmu dan waktu2 yang kita lalui bersama selama setengah tahun ini, aku menginginkan sebuah kado natal yang aku harap dapat terwujud, aku tak tahu apakah tak masalah untuk memintanya tapi...tetap saja aku menginginkannya..",

Lisa terus menatap dalam kedua iris mata kucing itu. Suara Jennie mulai serak menandakan seberapa kuat ia menahan agar isakannya tak pecah.

"Aku ingin meminta izin sebuah kado pada orangtua kita, dan kepada Tuhan...",

Jennie memberi jeda pada ucapannya, menatap dalam kedua iris Lisa, sebentar lagi bendungan di matanya akan runtuh.

..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

"Meminta izin untuk mencintai seorang kakak, gadis cantik dihadapanku ini...

Kak, aku mencintaimu
Sungguh maafkan aku...", Jennie menunduk, ia menahan air mata yang telah terbentuk dikedua irisnya.

DEG

Rasanya saat ini juga Lisa terasa ditelan okeh dunia, hatinya merasakan euphoria mendalam tatkala gadis yang telah lama ia cintai, pada detik ini juga mengakui perasaan cinta yang sama.

Lisa berdiri dan memeluk Jennie dalam eratnya dekapan. Air mata keduanya pecah karena bahagia mendalam.

Jennie terdiam, tertegun sangat kaget,

"Aku juga sangat mencintaimu J".



TBC

The Sisters (?) [JenLisa/Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang