02.

15.7K 1.1K 5
                                    



Jam 05:30 Jennie sudah terbangun, padahal biasanya gadis itu sangat sulit untuk dibangunkan, sehingga ia selalu menyantap sarapannya di mobil.

Namun kali ini gadis itu bangun dengan sangat semangat, dia ingin sarapan bersama saudari barunya Lisa.

Setelah merapikan ranjang, segera Jennie turun menghampiri istri Mr. Choi, Ny. Lee yang adalah koki dirumah ini ditemani 3 asisten kokinya.

Jennie memeluk manja Ny. Lee wanita usia 50 tahun yang telah dianggapnya sebagai mama.

"Wah Jennie kau bangun pagi sekali, kau tidak bisa tidur nyenyak?", ujar Ny. Lee sembari memotong sayur.

Jennie menggeleng kecil.
"Aku bangun cepat agar bisa sarapan bersama kalian dan Lisa!", Jennie sangat bersemangat.

"Kalau begitu bangunkan kakakmu dan ajak dia untuk sarapan bersama", ujar Ny. Lee sangat ramah, Jennie mengangguk patuh.

Sepanjang menaiki tangga, entah kenapa jantung Jennie berdegup kencang, dia gugup hanya untuk bertemu dengan Lisa.

Jennie mengetuk pelan pintu kamar Lisa, saat tak terdengar suara, gadis itu memutuskan masuk.

Dia tersenyum penuh arti menatap Lisa yang masih tidur nyenyak. Bahkan kopernya semalam belum diatur ke dalam lemari.

Jennie perlahan duduk di tepi ranjang, masih tersenyum menatap wajah Lisa yang tidurpun sangat cantik baginya.

"Bagaimana mungkin ada manusia secantik dirimu kak", gumamnya.

"Kak bagunlah, kita harus sarapan dan berangkat ke sekolah", ujar Jennie menggoyangkan lengan Lisa.

Perlahan Lisa mengerjapkan kedua irisnya dan menemukan Jennie ditepi ranjangnya. Jennie masih setia disana dengan senyum manisnya.

"Bangunlah kak, kita harus sarapan setelah itu bersiap ke sekolah, tahun ajaran baru akan dimulai". Lisa hanya mengangguk paham sambil mengumpulkan kesadarannya karena kantuk.

"Aku akan menunggumu dibawah kak", senyum manis Jennie tidak pernah hilang setiap kali dia menatap Lisa.

"Terima kasih sudah membangunkanku", ujar Lisa agak canggung. Jennie tersenyum semakin lebar.

"Kita adalah saudari, jangan canggung begitu kak". Lisa hanya tersenyum tipis.

Jennie & Lisa sarapan berdua di ruang makan yang mewah itu, setelah bersiap diri akhirnya mereka berdua diantar ke sekolah oleh Mr. Kang supir pribadi di rumah mereka.

Saat mereka jalan bersama di koridor sekolah, semua mata menatap mereka sambil berbisik. Lisa yang tak terbiasa dengan hal seperti itu merasa terusik.

Lisa agak menjauhkan dirinya dari Jennie, tentu Jennie menyadari itu namun dia memilih diam.

Saat tiba di ujung koridor, Lisa langsung masuk ke dalam kelasnya, Jennie diam merasa bingung dengan sikap Lisa yang tiba-tiba berubah.

Sampai di rumah pun Lisa tetap sama sengaja menjauhkan diri dari Jennie. Bahkan saat di mobil Lisa meletakkan ransel sekolahnya diantara mereka, dan sibuk mendengarkan lagu di earphone nya.

Hingga sore Lisa tak keluar dari kamar, bahkan gadis itu melewatkan makan siangnya, sehingga Jennie makan siang sendiri. Jennie sedih dengan sikap Lisa.

Saat sore tiba Jennie hanya duduk di ruang tengah di sofa kesukaannya yang mengarah langsung pada jendela besar, kembali menyaksikan hujan deras diluar sana.

Jennie menoleh begitu mendengar suara denting kaca meja karena piring. Mr. Choi datang membawakan secangkir coklat panas untuknya.

Coklat panas selalu berhasil menenangkan Jennie yang dilanda kesedihan.

"Ada apa?", tanya Mr. Choi duduk di sofa samping Jennie. Wajah gadis itu sangat murung.

Jennie gadis itu hanya diam menatap hujan.
"Ayo katakan Jennie, kau bisa ceritakan semuanya pada paman seperti yang biasa kita lakukan", ujar Mr. Choi khawatir, bagaimana tidak?

Gadis itu telah murung sejak pulang sekolah tadi, bahkan makan siangnya tidak dihabiskan, dan sekarang dia malah mendapati gadis itu melamun seorang diri di ruang tengah.

"Apakah Lisa tidak senang aku sebagai saudarinya?", Mr. Choi cukup terkejut dengan ucapan Jennie.

"Bagaimana mungkin begitu, dia sangat senang", Mr. Choi mengelus lembut surai gadis itu.

"Dia menghindariku, dia menjauh dariku paman", Mr. Choi mengangguk paham.

"Dia butuh beradaptasi denganmu Jennie, aku yakin dia akan segera akrab denganmu", Jennie hanya diam.

Dibalik curahan hati Jennie, seorang gadis blonde berdiri di belakang sana tanpa sengaja mendengar percakapan keduanya.

Lisa bungkam, sesedih itukah Jennie karena dirinya?


***

Pagi ini meja makan terasa sangat dingin. Lisa & Jennie sarapan bersama, gadis bermata kucing itu hanya diam menyantap sarapannya. Lisa pun sama namun sesekali melirik Jennie.

Di mobil pun sama, Lisa tak lagi menjadikan ranselnya sebagai pembatas dirinya dengan Jennie, ia melirik Jennie yang memandang keluar jendela. Mr. Kang memperhatikan sikap keduanya melalui kaca spion.

Di koridor menuju kelas, Jennie jalan lebih dulu di depan Lisa, Lisa hanya bisa memandang punggung gadis bermata kucing itu.

Sepanjang hari di sekolah, Lisa tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran.

"Kau baik-baik saja Lisa?", ujar Rose teman sebangku Lisa, gadis blonde itu hanya menggeleng kecil.

Pulang sekolah Lisa menghampiri Mr. Kang yang telah menunggu di depan gerbang sekolah.

"Dimana Jennie?", tanya Lisa tak mendapati gadis itu.

"Jennie sudah meminta izin dengan Mr. Choi pulang sekolah dia akan berkumpul dengan beberapa temannya", jelas Mr. Kang.

"Kemana dia pergi bersama temannya?",

"Aku tidak tahu itu nona karena dia meminta izin pada Mr. Choi bukan aku".

Entah kenapa Lisa merasa geram.

"Kemana Jennie pergi paman?", tanya Lisa yang berusaha meredam emosi.

"Dia pergi bersama teman-temannya, sesekali dia sering melakukan itu Lisa. Ada apa?", tanya Mr. Choi yang paham bahwa Lisa sedang geram karena sikap Jennie sejak pagi ini  mengacuhkannya.

"Tak apa, aku ke kamar dulu",

"Tak enak diabaikan bukan?", langkah Lisa terhenti lalu menatap Mr. Choi.

"Itulah yang Jennie rasakan ketika dia berusaha untuk akrab denganmu, saat dia berusaha dekat denganmu namun kau hanya mengabaikannya Lisa, seharusnya sebagai seorang kakak kau tidak memperlakukan adikmu seperti itu". Mr. Choi menatap Lisa tajam.

"Jennie sejak kecil ditinggalkan oleh kedua orangtuanya karena pekerjaan, gadis itu tak pandai bergaul dengan orang-orang sekitarnya, teman2nya hanya beberapa saja, itulah sebabnya dia hanya dirumah duduk di sofa itu sambil menunggu orangtuanya pulang", tunjuk Mr. Choi pada sebuah sofa di depan kaca besar.

"Gadis itu semakin terpukul ketika ayah kandungnya meninggal 4 tahun lalu, padahal sudah 5 tahun sebelum sepeninggalan ayahnya, mereka tidak pernah bertemu, bayangkan betapa terlukanya dia",

Lisa terdiam.

"Saat dia tahu mamanya menikah lagi dengan ayahmu, dia tidak keberatan dengan itu dia hanya ingin orang-orang yang disayanginya bahagia, lalu sejak mamanya berkata Jennie akan memiliki saudari, kau tahu betapa bahagianya dia?!", Mr. Choi mempertegas ucapannya.

"Perlakukan dia dengan baik, Jennie sangat menyayangimu Lisa, jadilah kakak yang baik & menyayanginya dengan tulus, seperti yang dia lakukan sejak hari kedatanganmu".

Lisa terdiam, terpatung ditempatnya.
Perasaan bersalah terlalu jelas menohok hatinya. Menyalahkan dirinya berulang kali.

Maaf aku membuatmu terluka...



TBC

The Sisters (?) [JenLisa/Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang